Sumber Bahagia ➡️ OmiGun
Malam pergantian tahun terasa menyenangkan bagi hampir setiap orang. Banyak dari mereka menghabiskan waktu dengan keluarga maupun dengan orang terkasih, orang yang paling mereka cintai.
Seorang pemuda sudah berada di alam bawah sadarnya. Entah apa yang terjadi di sana sebab seutas senyum terukir tipis di bibirnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 4 dini hari namun seorang lainnya masih betah terjaga di sisinya. Netranya tak pernah bosan mengunci sosok itu dalam ingatannya.
"Kau pasti lelah merengek sepanjang malam minta ditemani main kembang api," gumamnya, "baka, memangnya kau ini masih bocah?"
Takanori Iwata, nama pemuda yang berhasil mencuri perhatiannya sejak 7 tahun terakhir. Namun karena pekerjaan, mau tidak mau, suka tidak suka, keduanya terpaksa harus menyembunyikan hubungan spesial mereka.
Kicau burung saling bersahutan seolah menyambut hari baru di awal tahun. Sinar mentari ikut mengintip lewat celah tirai kamar hotel mereka. Meski ia tidur paling akhir, namun nyatanya ia juga yang bangun lebih dulu.
Dikecupnya kening seseorang yang masih tidur pulas di sisinya lalu ia singkap selimut yang menghangatkan tubuhnya semalam. Ia berjalan mengendap-endap seperti pencuri agar pemuda yang masih tertidur itu tak terganggu. Dengan penuh cinta, ia nyalakan pemanas air lalu menyeduh kopi untuk keduanya.
Dilihatnya lagi pemuda yang masih betah tinggal dalam mimpinya itu. "Betah banget tidurnya, kayak kebo. Untung pacarku," ledeknya menggelengkan kepala.
Iapun memutuskan untuk membersihkan diri lebih dulu. Ia ingin jika kekasihnya bangun, ia sudah rapi dan wangi, sudah siap dipeluk cium. Omi melangkah menuju kamar mandi. Ia membuka satu persatu kancing piyamanya. Dalam 30 detik, seluruh pakaian sudah tertanggal dari tubuhnya. Air shower mengguyur surai hingga mata kakinya.
Iwata terbangun setelah beberapa kali mendengar bunyi alarm ponselnya. Ia meraih ponsel untuk mematikan alarm namun beberapa notifikasi lain menarik perhatiannya. Omi yang telah selesai mengeringkan tubuhnya segera memakai kaos putih polos dan celana denim panjang. Ia mengambil handuk kecil lalu keluar menuju kamar.
"Kukira kau masih tidur. Mengapa wajahmu cemberut begitu?" tanya Omi berjalan sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil di tangannya, "apa ada sesuatu yang salah?"
Iwata menyodorkan ponsel sembari mengoceh, "Lihat ini, Ryota mengumumkan pernikahannya dengan Tao. Beberapa artis dan penyanyi lain juga mengumumkan pernikahan mereka."
"Bukankah kau seharusnya ikut senang?" tanya Omi yang sudah duduk disisinya.
"Kau tidak mengerti maksudku, ya?" gerutunya menghela nafas, "ah, sudahlah. Omi memang tidak peka."
Pemuda yang dimaksud hanya terkekeh. Ia memeluk tubuh kekasihnya lalu berbisik, "Cepat bersiap, ayo kita pergi jalan-jalan!"
Iwata yang biasanya selalu bersemangat jika mendengar kata jalan-jalan itu terlihat lesu.
"Hmm, mau mandi sendiri atau dimandiin?" goda Omi yang direspon cepat olehnya.
Ia spontan berlari menuju kamar mandi seperti sedang dikejar setan. "Dasar mesum!" teriaknya yang masih dapat didengar jelas oleh Omi.
"Tentu saja aku paham maksudmu." batinnya.
Kini keduanya tengah berjalan beriringan, tangan mereka saling bertautan, begitupun hati yang saling terpikat satu sama lain. Di sela-sela kebersamaan mereka, Omi mengeluarkan ponsel lalu mengklik logo kamera.
"Ayo kita abadikan momen ini!"
Keduanya berswafoto, memotret kebersamaan yang suatu hari nanti bisa mereka kenang kembali. Puas mengukir kenangan, mereka mencari sebuah kedai makan. Setelah mengeyangkan perut, mereka kembali menuju hotel untuk beristirahat.
"Kamu upload foto kita di Instagram?" tanya Iwata terheran-heran, "tumben, kenapa?"
"Emangnya gak boleh?" celetuk Omi, "ya biar seluruh dunia tau kalo kamu adalah sumber bahagiaku."
Wajah Iwata memerah seketika mendengar jawaban yang tak terduga dari bibir kekasihnya. Sumpah, mana bisa ia menahan salting. Kalau bisa melipat dunia, Iwata beneran bakal ngelakuin hal itu saking bahagianya.
Tapi satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah mendekati Omi diam-diam, mengecup pipinya secepat kilat lalu kabur bersembunyi. Sementara korban masih tak sadarkan diri, senyum-senyum sendiri, sebelum menyusul pelaku di balik selimut.
Fin.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top