One Night SP ➡️ HoriLeiya
Hi dear, I suggest you read One Night ➡️ HoriLeiya first before reading this.
..and just consider this a surprise for you, halfm00nchild 💛
Special Part One Night ➡️ HoriLeiya
***
"Kami benar-benar berbagi ranjang."
Leiya berbaring membelakangi pria yang sempat menggodanya tadi. Ia tidak bisa tidur. Kedua matanya memang terpejam namun otaknya masih bekerja keras mengusir pikiran-pikiran kotor yang ia harapkan terjadi.
Pria yang berada di sebelahnya berbalik menatap nanar punggungnya. Ia merasakan sesuatu bergerak lembut di pinggangnya.
"Nacchan memelukku."
Ia menelan salivanya. Menghela nafas agak kasar. Masih memejamkan mata sambil menggigit bibir bawahnya. Jika tangan pria itu bergeser sedikit ke atas, mungkin ia bisa merasakan debaran jantungnya sangat cepat seperti perasaan saat mendapat liburan musim panas. Menggebu-gebu.
"Kau belum tidur?" Leiya terbelalak. Pria yang mendekapnya masih dalam keadaan sadar. "Nacchan, apa yang kau lakukan?" Pria dengan surai gelap itu bertanya langsung pada intinya.
"Hanya ingin memelukmu. Tidak boleh?"
Mendengar jawaban itu dari Hori, ia hanya bisa meresponse, "Heh?" Mimpi apa ia semalam? Apakah Hori sudah menyadarinya?
"Bercanda. Aku tidak bisa tidur tanpa memeluk guling." Hori terkekeh. Apa ia sengaja menerbangkan Leiya kemudian menjatuhkannya? Bolehkah Leiya mengumpat sekarang? Hatinya terasa pedih.
Memang sulit ya,
..menyukai seorang Hori.
Lain kali tidak bertanya mungkin adalah pilihan terbaik. Ia menepis tangan si pemilik kamar dengan lembut. "Maaf Nacchan. Ini benar-benar tidak nyaman."
Hori mengubah posisinya menghadap ke langit-langit kamar. Menghela nafas dan berkata, "Hey, Leiya-kun." Sudut matanya mengintip ke arah pria yang memakai kaos hitam di sebelahnya. "Hm..." Response Leiya sangat singkat, padat, dan jelas.
"Kira-kira Shota sedang apa ya?" Pertanyaan itu dapat menetralisir rasa pedih yang berkecamuk di hatinya. Ia berbalik dengan sudut 90 derajat. Iris hitamnya ikut menatap langit-langit kamar. "Mungkin saja ia sedang memperhatikan kita sekarang."
Hori tersenyum kecil. Lengan kanannya menyikut lengan kiri Leiya. "Shota pasti akan menggoda kita jika ia tahu kita tidur bersama." Leiya terkekeh. "Kau benar. Ia mungkin akan sedikit kesal karena kau lebih banyak menghabiskan waktu bersamaku."
"Kupikir tidak. Karena ia menyukaimu..
..sama sepertiku."
Ia tidak perlu bertanya sebagai apa rasa suka Hori padanya. Sudah jelas sebagai teman. Tidak mungkin sebagai seorang pria. Sudah cukup. Ia tidak ingin lagi berharap pada sesuatu yang akan membuatnya sakit hati. Ia memejamkan mata. Tiba-tiba terbayang wajah salah satu vokalis. Ia ingin mengatakan dua hal pada Yusei. Pertama, ia ingin marah karena Yusei tak datang. Kedua, ia ingin berterima kasih karena ia dapat menghabiskan sepanjang malam dengan pria yang ia sukai.
"Bagaimana denganmu, Leiya-kun? Apa kau juga menyukaiku?"
Suasana berubah hening. Hori melempar pandangan ke samping. "Ah, dia sudah tidur rupanya." Kini ia bergeser lebih dekat ke sisi pria itu. Jemarinya menyentuh lembut pipi dan berhenti di sudut bibir Leiya. "Seandainya kau menyukaiku juga, mungkin aku bisa..
..ah, aku senang menghabiskan malam bersamamu."
Lengannya kembali mendekap Leiya. "Aku memang benar-benar ingin memelukmu." Ia meletakkan surai gelapnya di bahu pria yang sudah terlelap itu. Mereka tidak terjaga sepanjang malam. Namun perasaan mereka saling menghangatkan satu sama lain.
***
Sinar matahari sudah menembus celah jendela kamar Hori. Kicauan burung terdengar merdu dari balik jendela. Mereka berdua masih terlelap. Saling berhadapan satu sama lain. Dan lengan Hori masih melingkar erat di pinggangnya.
End
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top