⁶ log 46.656

Hari itu memasuki dua bulan (Name) di sekolah barunya. Hari biasa yang dipenuhi pelajaran. Di tengah kegiatan belajar mengajar, (Name) izin untuk pergi ke toilet. Biasa, buang air kecil dan hendak mencuci muka untuk menghilangkan rasa kantuk. (Name) tidak memikirkan apapun yang berat saat itu.

Namun, ketika ia berada di bilik toilet untuk buang air kecil, obrolan segerombolan gadis yang baru memasuki toilet menarik perhatiannya.

"Apa Kuroo dengan (Name) berpacaran? Kulihat mereka dekat sekali."

"Tidak, aku tidak pernah mendengar rumor seperti itu. (Name) itu teman SD-nya Kuroo saat di Miyagi. Jadi, wajar saja jika mereka dekat."

"Ah, berarti aku masih ada kesempatan, ya."

"Yak, selamat berjuang! Kuroo termasuk bibit unggul yang harus didapatkan!"

Saat mendengar itu, (Name) tercenung di bilik toiletnya. Menunggu gerombolan gadis itu keluar hingga menyisakan ia sendirian. Pikiran (Name) masih memutar percakapan gerombolan gadis tadi selama ia mencuci tangan dan muka di wastafel. Gadis itu terkejut akan kenyataan jika Kuroo Tetsurou termasuk pemuda yang diincar oleh para gadis di sekolahnya.

Ya, sebenarnya tak mengherankan juga. Kuroo itu pemuda cerdas, tampan, ramah, dan cukup humoris. Prestasi-prestasi akademik dan nonakademik yang berjejer tidak membuat Kuroo menaikkan dagunya ke atas. Pemuda itu rendah hati, selalu siap membantu teman-teman yang kesusahan dalam pelajaran tanpa merendahkan mereka. Hal itu membuat satu sekolah---termasuk guru-guru dan karyawan---menyukainya. Mungkin ada yang menyimpan iri dengki padanya. Tapi, iri hanyalah iri, tak bisa membuat Kuroo tidak disukai semua orang.

Ya, Kuroo termasuk pacar idaman oleh gadis-gadis SMA. Yang mengincarnya mungkin tidak hanya gadis yang ada di toilet tadi. Dari adik kelas, kakak kelas, hingga teman seangkatan pasti ada yang mengincarnya.

Lalu mengetahui jika ia akrab dengan pemuda idaman gadis-gadis di sekolah membuat (Name) merasa ... aneh. Tidak, bukan aneh. Hanya saja (Name) tidak bisa mendeskripsikan kata yang tepat untuk menyebutkannya. Ia seketika kembali teringat akan perkataan Yaku bahwa Kuroo belum pernah seakrab ini dengan teman perempuan sebelumnya.

Mungkin karena identitasnya yang familiar sebagai teman SD membuat Kuroo nyaman dengannya? Ya, bisa saja seperti itu. Tak perlu merasa spesial. Tak perlu khawatir dengan perundungan yang akan dilakukan oleh gadis-gadis yang mengincar Kuroo. Toh, mereka hanya teman. Jadi, (Name) punya pembelaan. Oke, sepertinya pemikirannya terlalu drama.

(Name) seharusnya tenang saat menyadari itu semua. Ia seharusnya tak memikirkannya lama-lama dan menganggapnya angin lalu. Namun, perasaan yang hinggap di dadanya saat ini, perasaan yang menggelitik di perutnya saat ini membuyarkan semuanya.








Saat itu (Name) pun tahu bahwa ia tidak akan bisa memandang Kuroo lagi dengan cara yang sama ...







A/N:
⁶ log 46.656 = 6 alias part 6 book ini

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top