f'(x) dari f(x)=2x+1
Bertemu lagi dengan Kuroo Tetsurou setelah 8 tahun lamanya adalah kebetulan yang sama sekali tidak disangka. Apalagi melihat perubahan drastis dari sang pemuda yang menambah keterkejutan.
"Ya, ucapkan terima kasih kepada hormon testosteron yang membuatku berubah seperti ini."
Begitulah ucap Kuroo saat (Name) mengungkapkan keterkejutannya.
"Aku masih terkejut dengan model rambutmu yang seperti itu. Aneh saja dilihatnya, kayak bukan Kuroo sama sekali."
"Ini namanya style! Tinggal di ibukota harus mengikuti trend style terkini agar bisa diterima di masyarakat asal kau tahu, ya!"
(Name) hanya tertawa saja saat mendengar penuturan Kuroo yang agak ngegas. Kuroo masih saja ekspresif sama seperti dulu.
Kini sudah tiga hari berjalan (Name) berada di sekolah barunya. Selama itu pula (Name) tahu bahwa eksistensi Kuroo di sekolah begitu kuat. Dari kalangan guru, adik kelas, teman seangkatan, kakak kelas, bahkan staf sekolah mengenal sosok Kuroo Tetsurou.
Pemuda itu cerdas. Pastinya menorehkan banyak prestasi untuk sekolah ini. Ingatkan (Name) tentang lemari penuh piala di ruang guru yang didominasi oleh nama Kuroo Tetsurou.
Tapi, tak hanya prestasi saja yang membuatnya dikenal. Kelakuannya yang unik membuat banyak orang mudah mengingatnya. Contohnya ketika bertemu dengan salah satu anak klub berkebun.
"Hei, maaf, seharusnya tanaman ini jangan diletakkan di sini. Lebih baik di sana agar terkena cahaya matahari. Di sini gelap dan itu akan memicu peningkatan hormon auksin sehingga arah tumbuh tanaman ini akan bengkok dan daun-daun rontoknya akan mengotori lantai depan kelas. Akan merepotkan jika lantai depan kelas harus disapu terus."
Lalu ketika tak sengaja mendapati teman yang bersin.
"Hei, kalau bersin sebaiknya kamu menutup mulutmu menggunakan lipatan siku. Jika menggunakan telapak tangan sama saja virus atau bakteri yang baru keluar dari tubuhmu menempel dan masuk lagi ke tubuhmu. Bahkan bisa menularkannya kepada orang lain. Telapak tangan kan paling sering berkontak dengan barang-barang atau apapun."
Ataupun seperti saat ini, ketika praktik Biologi.
"Hei, hei, aduh, menggambar dinding selnya jangan asal-asalan begini. Asal kau tau, ya, walau gambar ini seperti sepele, tapi dinilai oleh guru tau!" ujar Kuroo.
"Ha? Bukannya yang dinilai isi laporannya saja? Gambar sel yang bentuknya absurd kayak gitu susah untuk ditiru, ya!" protes Yamamoto.
"Aku mendengarnya sendiri di ruang guru, lebih tepatnya menguping obrolan guru-guru mapel eksak. Mereka menertawakan bentuk gambar dari laporan-laporan praktikum. Walau bentuknya tidak persis asal realistis pasti akan dinilai. Contohnya ini, setiap sel masing-masing memiliki dinding sel. Tapi, lihat gambarmu ini yang lebih mirip gelembung-gelembung air. Seolah-olah dinding sel dari dua sel ini menyatu. Padahal sebenarnya tidak. Buat seperti ini, kau ingin nilaimu bagus, kan?"
(Name) yang melihat Yamamoto langsung menurut dan mengangguk hanya tertawa kecil sambil menulis laporan.
Mereka berada dalam satu kelompok. Yamamoto dan Kuroo bertugas melihat secara bergantian di mikroskop lalu menggambarnya, sedangkan (Name) menulis laporan praktikumnya.
Tugas bagian (Name) sekarang sudah selesai. Tinggal menulis fungsi sel di bawah gambar hasil pengamatan dan kesimpulan. Namun, Yamamoto dan Kuroo masih belum selesai menggambarnya. Jadi, (Name) pun menunggu sambil menonton mereka.
"Hei, Kuroo, aku baru tahu jika preparat seperti ini ada yang dalam bentuk satu pack. Kira-kira belinya di mana dan siapa yang membuatnya?" tanya Yamamoto sembari menggambar.
"Preparat seperti banyak yang jual sejak dulu. Dibuat di laboratorium-laboratorium lembaga pemerintah atau kampus-kampus terakreditasi A. Biasanya ada toko khusus untuk peralatan laboratorium atau bisa dibeli langsung di laboratorium pembuatnya," jawab Kuroo sambil memfokuskan matanya pada lensa okuler.
"Hee, baru tau. Mending beli preparat ya daripada susah-susah buat. Satu kotak harganya berapa?"
"Mahal, sekitar ¥6.000 per kotak yang isinya 30 buah preparat."
"Gila! Mahal sekali."
"Lebih mahal lagi gaji pembuatnya."
"Memangnya berapa?"
"Delapan ribu yen per satu preparat."
"Yabai! Auto sultan! Hmm, jadi ingin bekerja di laboratorium, tapi aku tahu diri."
(Name) dan Kuroo yang mendengar penuturan terakhir Yamamoto langsung tertawa.
"Jangan begitu, Yamamoto-kun. Jika kau belajar lebih giat dan serius, pasti bisa, kok, jadi peneliti di lab," ujar Kuroo menyemangati walau diiringi tawa kecil.
"Tidak, tidak. Terima kasih. Lagipula passion-ku bukan di bidang itu. Ini (Surname)-san!" balas Yamamoto sambil menyerahkan kertas gambar sel yang telah selesai kepada (Name) untuk ditulis fungsi selnya.
Sembari menulis, pikiran (Name) melayang ke percakapan Kuroo dan Yamamoto sebelumnya. (Name) benar-benar terkesan dengan Kuroo yang begitu dihargai oleh orang sekitarnya. Tidak seperti ketika sekolah dasar dulu, banyak yang merundungnya karena dianggap sok-sokan.
Ya, mungkin karena ini bukan sekolah dasar lagi. Lingkungan SMA yang rata-rata diisi oleh pemikiran yang jauh lebih dewasa membuat semuanya menerima Kuroo apa adanya walau ada beberapa yang belum.
Selain lingkungan, ada hal lain. Kuroo tidak pernah merendahkan lawan bicaranya. Mungkin itulah yang membuatnya disukai dan dimaklumi.
Senyuman menguar tanpa (Name) sadari
"Hei Kuroo, model rambutmu itu selalu mengingatkanku pada Gallus gallus domesticus," celetuk (Name) tiba-tiba di tengah kegiatan menulisnya.
"Eh, emang itu apa?" tanya Yamamoto.
"Tanyakan saja pada Sensei, pfft." (Name) terkikik, berusaha menahan tawa yang lebih kencang.
Kuroo sendiri masih mengernyit karena berusaha mengingat-ingat bentuk asli dari nama ilmiah yang (Name) sebutkan tadi. Ketika ia mengingatnya, irisnya pun melebar.
"Hoi, jangan–"
"Sensei, Gallus gallus domesticus itu apa?"
Terlambat, Yamamoto sudah telanjur menanyakannya.
"Gallus gallus domesticus ya .... oh, itu termasuk unggas, nama ilmiahnya ayam. Memangnya kenapa?"
Mendengar itu, Yamamoto pun menengok ke arah Kuroo yang sedang menatap sengit ke arahnya. (Name) sendiri mati-matian menahan tawa.
"Pfft, Kuroo, aku baru tau jika ada style rambut Gallus gallus domesticus di zaman ini. Pffftt—"
Suara Yamamoto tadi cukup lantang sehingga seluruh penghuni laboratorium mendengarnya.
"Oh, iya juga ya. Pantas saja sensei selalu merasa familiar dengan bentuk rambut kamu. Ternyata memang mirip ayam. Di barbershop ternyata ada ya model potongan rambut Gallus gallus domesticus. Sensei baru tau ..."
Sekelas diisi pecah tawa seketika. Terutama (Name) yang tertawa begitu terbahak-bahak.
"Sensei! Ini namanya style ESTETIK! ESTETIK! BUKAN AYAM!"
Bertemu lagi dengan Kuroo membuat (Name) sedikit termotivasi untuk membaca buku-buku yang berkaitan dengan pelajaran IPA ataupun ilmu-ilmu lain agar ia setidaknya sedikit nyambung dalam obrolan juga bisa meledeknya demi menjalin keakraban. Keinginannya untuk lebih akrab dengan Kuroo ketika SD dahulu baru dikabulkan sekarang setelah delapan tahun lamanya.
A/N:
maaf ngaret, seharusnya part ini di up kemarin tapi saya malah ketiduran sebelum part ini selesai, jadinya baru bisa di up sekarang 😌
judul part hari ini
f'(x) dari f(x)=2x+1/ turunan dari f(x)=2x+1
Turunan fungsi pangkat
f'(x)= x^n-1 (x pangkat n min satu)
jika dijabarkan lagi
f(x)= 2x¹+1. x°
(semua bilangan termasuk variabel semacam x,y,z jika dipangkatkan nol hasilnya selalu 1 dan simbol dot/titik bisa diartikan sebagai perkalian)
lalu diturunkan
f'(x)= 1.2x°+ 0.1
f'(x)= 2.1+0=2
part dua book ini
semoga paham sama penjelasannya 😌
saya masih rebahan di kasur jadi males buat ngambil kertas sama pulpen 😌👌
saya juga berharap book ini tidak akan membosankan di mata kalian 🤧🤧🤧🤧😭😭
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top