[08/08-08/14] Senpai/Kouhai

Jika diberi pilihan untuk mengubur diri atau tetap hidup menghadapi masalah di hadapan, aku akan memilih opsi pertama tanpa pikir panjang. Rasanya harga diriku runtuh detik itu juga. Mukaku entah harus ditaruh di mana. Malu yang teramat sangat begitu terasa dari ujung kaki hingga kepala.

"Apakah benar?" Kakak kelasku bertanya dengan suara khasnya. Wajahnya yang minim ekspresi tidak membuatku tenang sama sekali. Justru yang ada, pikiranku semakin ke mana-mana.

"Benar apanya, ya, Kak?" Tanyaku berusaha pura-pura tidak tahu. Padahal, berani bertaruh, Kak Eustace sudah tahu semuanya.

Aku yakin seratus—tidak—seribu persen kalau Kak Eustace sudah membaca semua isi surat di lokernya. Surat dariku yang seharusnya rahasia, tapi berkat Kak Ilsa, surat itu bisa berakhir di dalam loker Kak Eustace.

Tidak masalah jika surat itu berisi materi pelajaran, coretan gambar tidak jelas, atau bahkan tagihan hutang. Masalahnya, isi surat itu adalah pernyataan cinta juga kekagumanku pada sang Kakak Kelas nan pintar dan rupawan.

"Soal perasaanmu dan pernyataan cinta di surat itu," jawabnya tanpa sedikitpun beban.

Sepertinya Kak Eustace mengganggap responku terlalu lama keluar, hingga ia kembali berbicara. Sebuah hal yang langka mengingat dirinya irit kata.

"Kalau memang benar," Kak Eustace membuka mulutnya, "berarti perasaan kita sama. Mulai sekarang kita tidak lagi hanya adik dan kakak kelas. Namun, kita juga sepasang kekasih. Bagaimana?" Tanyanya, telapak tangan lebar menepuk kepalaku pelan.

Aku tidak tahu apa yang terjadi setelahnya karena tiba-tiba pandangan mataku menghitam.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top