[07/18-07/24] Cultural Festival

Aku memang menyukai kucing, tetapi bukan berarti aku bisa menggunakan kostum kucing tanpa merasa malu. Jika bukan karena kekurangan orang, aku tidak akan berakhir di Akademi Mysteria dengan kostum kucing hitam melekat di badan. Memang tidak terbuka, tetapi tetap saja memalukan rasanya mengenakan onesie selain di kamar sendiri.

Lagipula, siapa yang muncul dengan ide Cafe Hewan di festival budaya? Tentunya bukan aku.

"Danchou-san, bisa tolong antar ini ke meja 12?" Tanya seorang siswa dengan onesie kelinci sembari menyerahkan senampan pesanan padaku.

"Baiklah. Ada lagi yang kurang dari pesanannya?" Aku balik bertanya, memastikan bahwa sepiring omelet dan sandwhich adalah pesanan terakhir dari pelanggan di meja 12.

"Tidak. Itu saja. Terima kasih, Danchou-san!" Serunya sebelum kemudian menyapa tamu yang baru masuk.

Aku hanya mengangguk. Dengan langkah pelan—mencegah isi di nampan tumpah—akupun berjalan ke meja nomor 12. Namun, saat menyadari siapa yang berada di sana, secara spontan aku membalikkan badan.

"Danchou-chan! Di sini! Itu pesananku, 'kan?" Dari meja, Siete berseru. Tangannya melambai ke arahku, membuat tanda bagiku untuk mendekat.

Meski rasanya ingin mengubur diri karena malu, aku tidak bisa begitu saja menghindar. Bagaimana juga, aku harus profesional. Maka dari itu, dengan langkah berat aku pun berbalik dan berjalan mendekat.

"Satu omelet dan satu sandwhich. Ada lagi?" Tanyaku seusai menaruh pesanan.

Siete justru tersenyum lebar. "Ayo makan! Danchou-chan bebas memilih karena aku memesan dua makanan kesukaanmu!"

"Siete, aku sedang ada kesibukan ... Lagipula, murid lain tidak mungkin mengizinkan—"

"Kami mengizinkan!" Seketika sebuah tepukan keras mendarat pada pundakku. Saat kutengok, murid yang tadi memberiku pesanan berdiri di samping dengan senyum lebar.

"Danchou-san temani saja pelanggan kita menikmati pesanan! Dadah!" Serunya kemudian melenggang.

Aku terdiam sejenak. Kemudian, tatapan menghakimi kulemparkan kepada Siete yang tadinya tersenyum senang. Saat menyadari pandanganku, senyumnya luntur seketika dan berubah menjadi ekspresi panik seperti anak yang ketahuan membuat kesalahan.

"D-danchou-chan, jangan menatapku begitu. Supaya bisa bersamamu, aku hanya membeli semua menu yang ada di sini, kok. Itu saja. Ahahaha ...."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top