[07/11-07/17] Swap Body
Kala kedua mataku terbuka dan terbangun dari tidur, aku berhenti sejenak untuk memandang langit-langit kamar. Beberapa detik berlalu dengan benak yang masih berusaha mencerna kejanggalan yang terjadi. Sejauh ingatanku mampu menggali, aku tidak merasa pernah membiarkan langit-langit kamarku polos. Setidaknya, cat putih pernah menyentuhnya.
Ah, mungkin aku ketiduran di kamar lain.
Tok. Tok. Tok.
Suara ketukan pada pintu membuatku mau tidak mau bangkit dari kasur. Entah mengapa, tubuhku terasa lebih berat dari biasanya. Tanpa menghiraukannya, aku beranjak menuju pintu. Hal yang terjadi berikutnya adalah pekikan terkejut dariku dengan suara yang familiar-tetapi bukan milikku.
"Danchou-chaaaan! Sudah kuduga, kita bertukar tubuh!"
Sosok di depanku berteriak, air menggenang di kedua sudut mata. Kedua tangannya mencengkeram lenganku, mengguncang tubuh yang lebih tinggi dari miliknya. Namun, yang diguncang bukanlah tubuhku-tubuh asliku.
"Siete? Siete! Berhenti! Jangan menangis!" Seruku panik dengan suara yang bukan milikku. "Kenapa bisa begini?" Tanyaku berusaha menenangkannya.
Sungguh. Rasanya begitu aneh. Bayangkan kau harus menenangkan dirimu sendiri yang ternyata bukan dirimu sendiri. Bayangkan kau harus beraksi dengan tubuhmu yang ternyata bukan tubuhmu sendiri, melainkan milik kekasihmu.
Membingungkan, bukan?
"Kau ingat bagaimana dirimu bersikeras mengajakku membantu Yurius dengan penemuannya? Ramuan itu membuat kita bertukar tubuh," jelas Siete-yang berada di dalam tubuhku-sambil mengusap airmata.
Aku menghela napas, menyesal karena telah tanpa sengaja menyebabkan hal ini terjadi. Setelah meminta maaf kepada Siete, aku mengajaknya untuk menemui Yurius. Berharap ia memiliki penawar yang dapat mengembalikan tubuh kami seperti semula.
"Danchou-chan," panggil Siete sambil mendongak menatapku. Kulihat seulas senyuman di wajahnya-wajahku. "Senang tidak akhirnya bisa menjadi tinggi?" Tanyanya tanpa merasa berdosa.
"Siete," balasku memanggilnya dengan nada berbahaya. "Jangan dikira hanya karena kau berada di dalam tubuhku, aku tidak akan berani melukaimu," lanjutku dengan sebuah senyuman.
Detik berikutnya ia berlari dengan tawa. Aku yang melihatnya hanya bisa merasa malu, sebab tidak pernah diriku bertingkah seperti itu. Semoga saja seisi Grandchyper tidak jantungan melihatnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top