[06/06-06/12] Greek Mythology

Memandangmu dari balik awan merupakan sebuah kegiatan yang tidak akan pernah menjemukan. Ketika tanganmu dengan penuh kelihaian menyusun lilin, mengubahnya menjadi sepasang sayap nan elok dan kokoh pada punggung, pandangan mataku tidak pernah lepas darinya. Terlebih kepada seulas senyum lebar pada parasmu yang rupawan tatkala kau berhasil terbang, melambung tinggi di angkasa, ke cakrawala, ke tempatku berada.

Icarus, ada sebabnya kuputuskan untuk mengagumimu dalam diam jauh di atas awan. Semua demi menghalaumu dari mara yang akan tiba, bahaya yang akan menghampiri ketika kau melambung semakin tinggi, juga petaka yang nantinya membuatmu menderita—tiada. Semua demi mencegah kita bertemu; kefanaan dan keabadian yang mustahil menyatu.

Icarus, dekapku memang hangat. Namun, hanya ketika ada jutaan jarak yang terbentang. Semakin berkurang, semakin besar kemungkinan kau akan terbakar. Tidakkah kausadar? Putih pada sayapmu memudar, kokoh pada strukturnya hilang, dan kedua matamu perlahan terpejam.

Icarus, kau tenggelam. Sayapmu berubah menjadi abu seiring dirimu yang hanyut dalam buaian sang Biru. Bukan dalam dekapan ayah dan ibu yang menanti kepulanganmu. Bukan pula dalam eratnya rengkuhanku—meski itulah yang teramat kumau.

Icarus, kutitipkan dirimu pada samudera lantaran aku tidak berdaya sekalipun kupegang kuasa atas pusat alam semesta. Sebab kutahu dinginnya tirta akan menyembuhkan jiwamu yang terluka oleh surya. Sebab kutahu di sanalah tempat kau sepantasnya berada.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top