[05/23-05/29] Star-Crossed Lovers

Kali pertama pandanganku jatuh pada sosokmu, aku tidak perlu menjadi seorang ahli untuk tahu bahwa hatiku telah jatuh ke tanganmu. Pada kedua matamu yang tampak sayu, juga helaian kelabu dan senyum yang menghangatkan kalbu. Lalu, seiring berjalannya waktu, kurasakan diriku jatuh semakin dalam, tenggelam dalam perasaan yang menggebu.

Euforia menghampiri ketika kutahu bahwa diriku tidak jatuh sendiri.

Perasaanku terbalas. Putri kerajaan sepertimu merasakan hal yang sama kepada sosokku yang begitu biasa. Dan kita, memberikan segalanya agar dapat bersama. Namun, semesta selalu saja berkata berbeda.

"Kenapa menangis? Mau bagaimana lagi, bukan? Dunia tidak akan pernah membiarkan kita bersama, Tuan Putri," ujarku pelan dengan senyuman, menutupi hati yang membuncah menahan tangisan.

"Tapi ... hukuman ini berlebihan, Shizuo. Dan kau tidak bersalah. Bukan kau pembunuhnya!"

Selama waktu yang kita lalui bersama, baru kali ini aku melihatmu berlinangan air mata. Kau bukanlah wanita yang identik dengan tangisan, melainkan ketegaran. Namun, kali ini kulihat dirimu hancur di tangan takdir yang menjadi penentang dalam ikatan kita.

"Namun, sang Raja tidak berkata demikian. Aku bersalah. Kumohon mengertilah ...," kataku pasrah. Dari belakang, pengawal mendorong tubuhku menuju ke tengah alun-alun kota tempat hukuman dilaksanakan. "Maafkan aku, Kaoru," lirihku tanpa berani menatapnya.

Maafkan aku.

Maaf atas ketidakberdayaanku.

Maaf karena diriku—cintaku—kau harus ikut menderita.

Dentingan lonceng menandakan waktu telah menujukkan pukul 12 siang. Saatnya hukuman dilaksanakan. Mataku terpejam, mengabaikan sorakan tidak senang dari rakyat yang melihat. Dan berusaha tidak mengindahkan teriakan dari suaramu yang tercekat.

Dalam hitungan detik, pandanganku menjadi hitam ketika pisau besar itu diturunkan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top