#TauMeli


Belakangan ada satu kedai es krim yang sedang viral-viralnya, apalagi jika bukan si maskot manusia salju; Mixue. Lantaran kian terkenal yang bahkan di setiap pelosok kota pasti ada si merah ini, kedai itu membuka lowongan kerja.

    Meli yang sudah pusing mendengar sang mama terus mengeluhkan perkara finansial akhirnya memutuskan untuk melamar di Mixue. Hanya isi ulang es krim atau teh dingin ke dalam cup tidak perlu memerlukan kemampuan sosial Meli yang mengkhawatirkan itu.

    Awalnya memang begitu. Sampai pada suatu saat ada laki-laki datang ketika kedai sedang sepi.

    “Mau pesan apa?” tanya Meli pada laki-laki itu. Tentu tanpa ada terselip nada ceria, lurus saja selaras dengan rautnya.

    Mata secerah safir milik sang pemuda terkunci pada Meli, dia tidak bergeming.
    Risih diperhatikan secara lekat, Meli kembali membuka suara. “Maaf, ada yang mau dipesan tidak?”

    Sadar dirinya melamun pemuda itu menggaruk pipinya dan tertawa kikuk. “O-Oh, sorry, sorry …. Soalnya ini baru pertama jajan di Mixue.” Dengan menarik seulas senyum dia mengenalkan diri. “Namaku Taufan kalau kamu mau tahu.”

    ‘Memangnya aku peduli?’ batin sang gadis yang sebenarnya sama sekali tidak peduli. “Jadi … mau pesan apa?” Meli masih berusaha untuk tetap sabar.

    Menghadapi pembeli model begini sungguh menguras kesabaran. Masih beruntung kedai sedang sepi, kalau tidak, mungkin saja Meli akan bergegas menyuruh Taufan pergi karena menghalangi pembeli yang lain.

    “Menu yang biasanya paling banyak dibeli apa, ya?”

    “Mi Sundae boleh dicoba,” jawab Meli seadanya. Kemudian dibalas anggukan mantap dari Taufan. Segera saja gadis dengan surai legam itu mengisi cup dengan es krim yang tertakar, dicampur beberapa topping seperti oreo yang sudah diremukkan dan tambahan sedikit cokelat cair.

    Bukannya cepat pergi atau setidaknya duduk di tempat tersedia, Taufan lagi-lagi menatap lekat Meli.

    “Sebenarnya dari tadi kenapa terus menatap saya seperti itu, ya? Apa ada sesuatu di wajah saya?”

    Tanpa melepaskan pandangannya Taufan menceletuk, “Habisnya kamu cantik banget.”

    Meli tidak bisa berkata apa-apa. Baru kali ini ada laki-laki yang memujinya, tapi jujur saja itu membuat pipi terasa menghangat.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top