#MasaKao
Salju pertama di bulan Desember kali ini turun cukup deras. Dibalik jendela lantai 2, Kaori menatap butiran kristal putih dengan tatapan antusias. Matanya berbinar, mulutnya membentuk huruf 'o' kecil. Persis seperti anak kecil yang baru pertama kali lihat salju.
Rasanya ia ingin bermain keluar, menenggelamkan kedua kakinya di tumpukan salju, tiduran di tumpukan salju, bermain bola salju, dan membuat boneka salju.
"Kaori"
Suara Bariton itu membuat wanita itu mengalihkan pandangannya ke asal suara.
"Masamune-san"
Pria itu menghampiri istrinya, menyampirkan cardigan tebal yang ia bawa ke bahu istrinya.
"Kenapa kau ada disini? Kau masih belum sembuh untuk berjalan"
Kaori pun terkekeh pelan, menyandarkan kepalanya ke bahu kekar sang suami sambil menatap kembali pemandangan luar. "Hari ini salju pertama, dan aku cukup terkejut jika sudah setebal ini" Ucap Kaori lembut.
Masamune ikut memandang ke luar. Mulai dari perkarangan rumah, jalanan sampai atap rumah lainnya pun sudah tertutupi salju. "Kau benar" Ucap Masamune pelan sambil merangkul bahu istrinya agar lebih hangat.
Hening pun menyapa keduanya. Mereka menikmati momen sambil memandang butiran salju yang masih turun saat ini hingga Kaori pun memanggil suaminya.
"Masamune-san"
"Hm?"
"Aku ingin bermain salju, bolehkah?"
Masamune sudah tau pertanyaan ini akan keluar dari mulut istrinya. Terkadang sifat manja Kaori seperti anak kecil jika sudah berdua dengan Masamune seperti ini. Bukan pria itu tidak menyukainya, justru Masamune sangat senang Kaori bisa manja dan bergantung padanya. Namun sayangnya, untuk kali ini pria itu menolak. Kaori baru saja sembuh dari demamnya karena wanita terlalu bekerja keras di tokonya.
Ia tidak mau Kaori sakit lagi.
"Tidak sayang, kau baru sembuh. Lain kali saja ya"
Kaori mencebik, ia langsung menjauhkan kepalanya dari bahu pria itu sambil memasang wajah ngambeknya.
"Aku sudah sehat, buktinya aku bisa berdiri"
"Tidak sayangku, lain kali ya. Lusa aku berjanji akan membawamu ke wahana ice skating"
"Tapi aku ingin membuat boneka salju... "
Masamune menghela nafas panjang. Manik dwi warna itu memadang Kaori yang kini sedang memasang waja sedih sambil menunduk kepalanya. Jika sudah begini, Masamune langsung luluh. Sial! Kenapa istrinya menjadi sangat menggemaskan jika memasang wajah itu.
"Baiklah, tapi hanya di perkarangan rumah saja ya"
Mendapat izin, Kaori langsung kembali memasang wajah berbinar dan antusias. "Benarkah?" Tanya Kaori untuk memastikan.
"Iya. Sekarang pakai pakaian yang hangat sebelum keluar"
***
"Woahh cantiknya~"
Manik ungu itu berbinar ketika melihat perkarangan rumahnya tertutupi oleh tumpukan salju. Tangannya pun mengadah, merasakan butiran kristal putih itu jatuh ke telapak tangannya yang dibaluti oleh sarung tangan wol soft pink. Kaori pun terkekeh kecil melihatnya.
"Kau senang?"
"Um! Sangat"
Masamune tersenyum, hatinya menjadi hangat hanya memandang Kaori yang terlihat senang. Pria CEO date corp itu berjalan sebentar, berhenti didepan Kaori, lalu mengadahkan tangannya ke arah Kaori yang membuat gadis itu mamasang wajah bingung.
"Eh?"
"Pegang tanganku, aku takut kau terpleset"
Mendengar hal itu, kedua pipi gembil Kaori pun memerah. Ia juga menjadi salah tingkah lalu hanya menundukan kepalanya malu. Dengan perlahan, Kaori pun menerima uluran tangan pria didepannya. Masamune pun menarik istrinya dengan perlahan agar lebih mendekat kepadanya.
"Jangan lepaskan tanganmu, aku tidak mau kau jatuh. Pegang tanganku dengan erat"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top