#MasaKao
Jika bertanya, Bagaimana seorang Date Masamune yang terkenal dengan 'galak' dan 'takut dengan perempuan' bisa jatuh cinta? Jawabannya hanya satu, yaitu Kaori. Wanita pemilik toko kue sekaligus istrinya yang bisa menaklukan hati seorang CEO muda dari Date Company. Dimata Masamune, Kaori adalah wanita yang berbeda. Dia mau melihat kearah dirinya dan menerima segala sisi kekurangan. Dari semua gadis dan wanita, kenapa Masamune hanya melihat Kaori? Masih banyak yang mengantri untuk menjadi pasangannya.
Entahlah, Pria itu juga tidak paham. Yang pasti, saat ia bersama Kaori dari menjadi kekasih sampai menikah, Degup jantung Masamune begitu cepat bahkan menggila. Di sela pekerjaannya, ia selalu memikirkan aktivitas istrinya di toko ataupun sedang liburan dirumah. Di meja kerjanya pun terdapat bingkai kecil dengan foto istrinya yang memakai dress putih musim panas sedang memegang bunga Matahari sambil tersenyum.
Setiap Hari Masamune 'bucin' dengan Kaori.
Hari Minggu pagi adalah hari yang di tunggu Masamune, ia bisa menghabiskan waktunya bersama Kaori di rumah setelah 6 hari pekerjaan kantor menyita waktunya. Pria dengan manik dwi warna itu bangkit dari kasur tanpa menggunakan busana atasan, kakinya melangkah menuju dapur dimana istrinya saat ini berada.
Saat di dapur, Wangi aroma panggangan roti menyapa indra penciuman Masamune. Ia pun melihat Kaori membelakangi dirinya sedang memasak sarapan. Wanita itu memasak menggunakan kemeja miliknya yang ia pake semalam dipakai. Ya, tidak ada salahnya mereka melakukan aktivitas malam, toh mereka juga sudah terikat janji pernikahan.
Masamune tersenyum saat senandung ria terdengar di mulut kecil Kaori. Pria itu dengan perlahan mendekati Kaori lalu memeluknya dari belakang membuat wanita itu berjengit kaget.
"Astaga, Masamune!"
"Selamat pagi"
Pria itu menduselkan wajahnya ke ceruk leher istrinya. Kaori terkikik geli lalu menghelus rambut Masamune dengan lembut.
"Selamat pagi juga, sarapan sebentar lagi siap, kau bisa pakai bajumu lalu menunggu dikursi" Ucap Kaori lembut.
Masamune memilih untuk mengeratkan pelukannya sambil merajuk kalau dia tidak mau melepas Istri kecilnya. Kaori hanya mendengus lalu tersenyum. Suaminya memang seperti anak balita yang tidak mau ditinggal.
"Aku janji sebentar lagi selesai"
Dengan berat hati, Masamune akhirnya melepas pelukannya lalu pergi ke kamar untuk memakai pakaiannya. Dan saat Masamune balik menuju ruang makan, Kaori sudah selesai menyiapkan masakannya, dan mereka pun memakan sarapannya bersama.
***
"Kau ingin jalan-jalan?" Tanya Masamune tiba-tiba.
Setelah sarapan pagi, Masamune dan Kaori melakukan mandi pagi lalu menikmati teh pagi sambil menonton siaran berita di ruang keluarga. Kaori yang mendengar pertanyaan dari Masamune itu terdiam sebentar sambil mengedipkan matanya 2 kali.
"Emm... Boleh kita liburan dirumah saja kali ini?"
Masamune tersenyum, tangannya terangkat untuk menghelus rambut hitam Kaori dengan lembut. "Tentu saja" Ucap pria itu. Kaori ikut tersenyum, menyenderkan kepalanya ke bahu kokoh milik suaminya sambil kembali menonton televisi.
Ah, Benar-benar hari Minggu yang bahagia bagi Masamune dan Kaori. Tapi, kebahagiaan itu hanya sesaat, benda hitam persegi mahal milik Masamune berdering dengan kencang saat pasangan suami istri itu sedang menikmati tontonan di tv. Kedua alis Masamune mengernyit, siapa yang berani menganggu hari liburnya.
"Kau tidak mau mengangkatnya?" Tanya Kaori.
"Biarkan saja, paling Shigezane yang menelepon"
Wanita itu menaruh tangannya di lengan Masamune. "Jangan begitu, sekalipun Shigezane yang menelepon, siapa tau itu penting" Tutur Kaori lembut.
Masamune tertegun mendengar tuturan istri tercintanya. Pria itu menghela nafas panjang lalu mengambil smartphone miliknya yang masih berdering. Saat melihat nama yang menelepon dilayar, manik Dwi warna itu membola, langsung saja ibu jarinya menggeser tombol hijau untuk menjawab panggilan.
"Moshi-moshi, Kojuro... "
Kojuro adalah assisten pribadi Masamune, saat melihat nama Kojuro yang menelepon, Masamune langsung mengangkat panggilannya. Dan pastinya ini urusan sangat penting. Masamune terlihat serius mendengar perkataan dari Kojuro namun detik itu juga wajah pria itu menjadi masam seketika.
"Kenapa harus sekarang? Apa mereka tidak tau ini hari libur? Undurkan saja jadi besok" Titahnya dengan nada tinggi.
Kaori yang melihat suaminya marah langsung memegang lagi lengannya lalu menghelusnya dengan lembut. Masamune yang melihat Kaori menenangkan dirinya menghela nafas panjang lalu menjawab perkataan Kojuro dengan pasrah.
"Baiklah, aku akan kesana"
Menekan tombol end call, pria itu kembali menghela nafasnya dengan kasar.
"Ada apa?" Tanya Kaori
Masamune menatap kearah Kaori dengan wajah sedihnya sambil berkata dengan nada menyesal. "Maaf, aku harus ke kantor sekarang. Klien dari German sudah datang dan ingin menyelesaikannya hari ini karena besok mereka akan pulang ke negaranya" Ucap Masamune dengan panjang.
Kaori terdiam lalu tersenyum. "Tidak apa-apa, pergilah"
Ucapan Kaori membuat Masamune sedikit tersentak, wajahnya terlihat muram, lalu memeluk istrinya sambil berkata dengan perasaan bersalah. "Maafkan aku, seharusnya aku berada dirumah menemanimu dan menikmati liburan kita"
Kaori menggeleng kepalanya, lalu memeluk balik suaminya dan menepuk pelan punggung lebarnya. "Tidak perlu minta maaf, kau tidak salah Masamune. Aku akan menunggumu pulang"
Dalam hati Masamune, ia begitu bersyukur. Mempunyai Istri yang baik hati dan pengertian akan dirinya. Ia tidak salah memilih Kaori untuk menjadi pendamping hidupnya. Selama ini, Masamune selalu takut dengan perempuan, tapi semenjak mengenal Kaori, ia mencoba untuk menghilangkan rasa takutnya untuk bisa menyentuh Kaori, menjadikan wanita itu miliknya.
Perlahan, Masamune melepas pelukannya, menyentuh kedua pipi tembam Kaori dengan lembut.
"Terimakasih, tunggu aku, aku tidak akan lama" Ujar Masamune pelan sambil menyatukan keningnya ke kening istrinya.
Kaori terkekeh. "Tentu saja aku akan menunggumu pulang, dan akan selamanya aku akan menunggumu. Karena Masamune adalah suamiku yang paling kusay--!"
Manik ungu milik Kaori membola, badannya membeku ,dan degup jantungnya memacu lebih cepat. Kaori merasa bibirnya merasakan benda kenyal dan basah. Masamune mencium Kaori dalam dan sedikit lama. Disaat Kaori belum membalas ciumannya, pria itu melepas ciumannya, pipinya begitu merah, sampai ia pun menunduk kepalanya dengan malu.
"Aku... Ugh, kenapa bibirmu sangat mengganggu, kau melakukan ini ada tujuan hah?"
Mendengar hal itu membuat Kaori mengedipkan matanya berkali-kali "Memangnya ada masalah apa dengan bibirku?" Tanya wanita itu dengan polos.
"Ucapanmu terlalu manis, dan bibirmu... Aku tidak tahan untuk menciummu... "
Mendengar pernyataan gamblang dari Masamune membuat pipi Kaori memerah seketika. Ia langsung gelagapan bahkan untuk berbicara kembali ia menjadi gagap dan kikuk. Dan itu membuat Masamune semakim gemas dan langsung mencium Kaori lagi sebentar namun sedikit rakus.
"Haah... Masamune..."
Pria itu sudah tidak bisa menahan dirinya, ia membutuhkan Kaori detik ini juga. Pria itu langsung menggendong Kaori dengan gaya bridal dan membawanya ke kamar
'Persetanan dengan rapat'
"Woaahh, M-Masamune"
"Aku akan meminta Shigezane dan Tsunamoto mengurus klien. Untuk sekarang aku menginginkan dirimu, bersiaplah"
Dan keesokan harinya, Kaori pun izin untuk tidak bekerja karena kakinya sakit dan Masamune pun hanya bisa terdiam ketika Kojuro memarahi dirinya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top