#KiyoSoph

queenofjoker_

“Ughhh, aku capeeeek!” 

Suara datar keluhan Kashuu terdengar di dalam ruang rekaman. Sementara itu, Sophie yang duduk di luar studio mengernyitkan dahinya, entah sudah berapa kali dia mendengarkan keluhan yang sama. Lelaki berambut coklat itu membungkukan punggungnya, membuat kuncir rambutnya menggantung.

“Kiyomitsu-san, album solonya bagaimana nanti? Ini belum rekaman untuk music video-nya, sebentar lagi Yasusada-san tiba,” ucap seorang staf laki-laki.

Ucapan staf itu hanya segelintir dari jadwal Kashuu seharian penuh. Setelah rekaman itupun masih ada jadwal interview untuk majalah bulan depan. Memang ada jadwal istirahat, tapi mengetahui Kashuu sedang diposisi paling puncak masanya membuat sang idol tidak bisa menikmati waktu sendirinya.

Sophie masuk ke dalam ruang rekaman, membawakan sebotol air mineral kepada Kashuu. Puan berambut hitam itu menatap lekat kekasihnya, memastikan bahwa dia tidak melukai fisiknya. Kashuu menerima botol itu, tapi dia menanggapinya agak lambat karena tidak menduga gerak-gerik atasannya.

“Anu, terima kas-”

“Besok saja dilanjut rekamannya, biarkan Kashuu istirahat satu jam sebelum rekaman video. Aku akan bicara dengan Ichimonji untuk jadwalnya Yasusada. Yang penting deadline-nya tepat waktu,” Sophie berbalik menghadap beberapa staf, lalu mengeluarkan hp dari saku celananya. Tanpa balasan dari mereka, Sophie menekan kontak manajer mereka dan menghubunginya lewat sosial media.

Para staf tidak bisa mengelak lagi jika atasan mereka sudah berbicara turun tangan secara langsung. Mereka juga sudah tahu jelas bahwa Kashuu adalah ‘anak emas’ dan pacarnya, tidak mengherankan jika Kashuu mendapatkan banyak hak spesial. Mereka menuruti perintah Sophie dan membereskan studio secepatnya, mengakhiri sesi rekaman.

Sophie membawa Kashuu tanpa mengatakan apapun setelah dia minum beberapa tegukan air. Lelaki itu kebingungan karena Sophie langsung menarik tangannya dan bergegas naik ke lantai delapan tempat lokasi kantornya. Dia tidak dapat mengelak lagi sebenarnya, apalagi jika keduanya memutuskan untuk tidak membicarakan apapun dalam perjalanan. Kashuu juga dalam posisi kelelahan karena tenaganya hampir habis.

Ruangan Sophie memiliki satu sofa besar tempat biasa Kashuu tidur jika ada kesempatan. Bantal dan selimutnya saja ada disiapkan rapi. Kashuu reflek melepas sepatu hitamnya dan melompat ke sofa seakan itu kasurnya sendiri. Wajahnya dibenamkan di bantal merah kesayangannya, tidak memedulikan Sophie yang kini duduk di kursi kantornya.

Sophie ingin tertawa kecil karena tingkah Kashuu seperti anak kecil. Satu sisi, dia memang menggemaskan, tapi sisi lainnya memang dia menyebalkan. 

“Sana tidur, aku pasang alarm untukmu. Nanti urusan makan siang bisa kuatur,” ucap Sophie, menatap Kashuu dari seberang.

“Eeeeh, tapi aku lapar jugaaa!” rengek Kashuu, melirik Sophie dari bantalnya.

“Jam makan siang masih lama, kalau mau di kulkas kecil ada brownies atau di laci ada oreo, kamu bisa makan dulu untuk ganjal perutmu. Aku sarankan kamu tidur sekarang supaya tidak merengek lagi ketika kakakmu datang,” dengus Sophie. Dia tidak bisa marah, hanya bisa pasrah untuk sekarang.

Kashuu melepaskan kunciran rambutnya, dan luarannya, menyisakan kaus merah dan celana panjangnya. Di dekat sofa besar itu ada meja jadi Kashuu menaruhnya di sana. Kini dia menarik selimutnya nyaris menutupi tubuhnya. Kedua netra merahnya kini menatap kembali Sophie. Perlahan tangannya keluar menepuk-nepuk sampingnya yang masih ada sisa ruang.

“Temani aku bobo di sini dong,” pinta Kashuu, tersenyum simpul, “aku mau bobo bareng mumpung bisa.”

“Kenapa?” Sophie menaikan satu alisnya.

“Kamu yang ingin kulihat setelah aku bangun nanti,” balas Kashuu, lalu dia terkekeh.

Sophie bingung darimana Kashuu bisa berbicara seperti itu dari siapa. Apa dia belajar dari Mikazuki dan saudara-saudaranya? Tapi mereka bukan tipe smooth talker, apalagi mereka belum punya pacar atau perempuan yang mereka taksir. Tetapi, karena Kashuu yang meminta, Sophie mengabulkannya, meskipun dia berusaha untuk tidak terlalu memanjakannya.

“Iya, iyaa…” 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top