#KeiShi

"Mumpung kita berkumpul begini, ayo kita main voli!"

Pernyataan Bokuto membuat seluruhnya terpaku. Bahkan Shizurei yang semula hendak melahap Taiyaki di tangannya, itu seketika terhenti di tengah udara.

"Tidak mau," Shizurei menolak cepat. Lalu melahap Taiyakinya dalam satu kali suapan.

"Eh??" Bokuto pun menyahut. Memasang wajah memelasnya dalam hitungan detik. "Kenapa tidak mau?"

"Apa kau gila? Kalian jelas memiliki pengalaman di bidang itu di masa SMA, tapi aku adalah pengecualian," jelas Shizurei, "selain itu, jumlah kita ganjil. Semakin musta—

"Aku akan jadi wasitnya saja kalau begitu," ucap Akaashi mengangkat tangan, "jadi jumlah kita pas genap. Kita bisa bermain dua lawan dua,"

"Oh! Seperti voli pantai ya!" sahut Kuroo terdengar berbinar, "ayo lakukan!"

"Tidak!" Shizurei masih bersikeras, "aku tetap tidak mau. Karena pasti nantinya—

"Hee~" Kini, suara Kei yang terdengar, "jadi, cerita soal gadis yang sebelumnya pernah membuat Kuroo-san memohon itu hanya bohong ya,"

"Huh?" Shizurei spontan menyahut. "Apa yang kau katakan barusan, Tsukishima-kun?"

"Tidak ada," jawab Kei dengan santai dan meneguk minumannya, "aku hanya berpikir jika Kuroo-san sungguh berlebihan saat bercerita soalmu—

"Aku tarik ucapanku," potong Shizurei dengan tegas, "ayo bermain dua lawan dua."

'Gotcha.' Batin Kei merasa menang.

***

Setelah mereka menghabiskan cemilan serta minuman mereka masing-masing, kelimanya pun segera pergi mencari lapangan voli terdekat. Namun sayang, lapangan voli outdoor yang mereka temukan telah lebih dulu digunakan. Sehingga pada akhirnya, mereka berakhir menyewa gedung olahraga yang pemiliknya mengenal akrab Kuroo serta Shizurei.

Sesuai perjanjian, mereka bertanding dua lawan dua. Shizurei yang satu tim dengan Kei, dan Bokuto dengan Kuroo. Masing-masing memiliki anggota dari pemain V League. Tapi sebenarnya, diawal pembentukan tim, Bokuto hendak dipasangkan dengan Shizurei. Namun mengingat Kuroo dan Kei memiliki tubuh tinggi, itu jelas akan menjadi permainan yang tidak adil.

"Kenapa aku harus satu tim denganmu sih? Menyebalkan," gerutu Shizurei bersedekap.

"Ara gomen~" Kei dengan cepat menyahut atau membalas gerutuan Shizurei, "sebenarnya aku juga tak ingin satu tim dengan amatir dan gadis lemah. Tapi Akaashi-san masih berbaik hati untuk menyeimbangkan permainan,"

Perempatan imajiner spontan muncul di pelipis Shizurei. Dan tangannya telah mengepal. Siap untuk menghajar pemuda kacamata bertubuh jangkung di belakangnya.

"Hei kalian!" Kuroo memanggil, "jangan bermesraan saja. Bersiaplah!"

"Kau mau kuhajar juga, Kuroo-san!" balas Shizurei langsung mengangkat tinjunya ke arah Kuroo.

Dan peluit pun berbunyi.

Serve pertama dilakukan oleh Bokuto. Dan Kei dapat menerimanya dengan cukup baik.

Shizurei pun refleks mengikuti kemana arah bola yang berhasil ditahan Kei. Yang setelahnya, ia mulai bergerak untuk lebih mendekat ke arah net. Siap untuk memberikan toss-nya kepada Kei yang sudah mulai bergerak maju ke arah net.

***

Permainan terus berjalan dengan skor yang dipimpin oleh tim Bokuto dan Kuroo. Terus dan terus hingga akhirnya permainan berakhir dengan kemenangan tim laki-laki, dengan skor 25-21.

Mendengar peluit dibunyikan oleh Akaashi, gadis berkacamata itu spontan jatuh terduduk. Ia sudah lama tidak bermain voli meskipun berolahraga masih rajin ia jalani saat libur bekerja.

"Cih," Kei terdengar berdecik. Dan Shizurei jelas mendengarnya.

Tapi si gadis tak berniat berkomentar. Shizurei sudah terlalu lelah untuk berkomentar soal—

"Kerja bagus,"

Manik cokelat berpupil runcing di belakang lensa kacamata itu membulat. Yang dengan cepat, Shizurei tampak menoleh ke asal suara itu.

Dan ia mendapati tangan besar dengan jari-jari panjang, mengarah kepadanya.

"Kupikir akan membosankan bermain satu tim denganmu," komentar Kei, "dan ternyata memang benar membosankan."

Shizurei mengerjap. Tak segera menerima ataupun menolak uluran tangan yang diberikan Kei. Gadis itu kasih memproses apa yang terjadi di depan matanya.

"Jangan hanya diam saja," Kei berbisik agak keras, "cepat berdiri. Aku tak mau Kuroo-san melihat ini dan—

"Eh?? Tsukki?? Kau sedang apa?"

Seolah sadar apa yang dilakukan Kei, suara dari seberang lapangan terdengar. Dan itu suara Kuroo.

"Ya ampun. Bukankah sebelumnya kau tidak mau satu tim dengan Rei-chan? Tapi sepertinya tidak tuh~! Satu tim dengan kekasih memang jelas berbeda!" Kuroo melanjutkan.

Mendengar itu wajah Kei spontan memerah.

"S-siapa yang senang—!!

"Senang bisa bermain bersamamu, Tsukishima-kun," sela Shizurei berkomentar. Dan menerima uluran tangan Kei untuk membantunya berdiri. "Ayo bermain sekali lagi denganku."

Kei terlihat membelalak. Tapi setelahnya, ia langsung membuang muka. Menghindari Shizurei melihat rona merah di wajahnya.

'Lucu.' Tapi Shizurei jelas masih sempat melihat itu.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top