#EdaHi

“Edamura,” suara Himeya yang sedang memanggil tergantung sejenak. “Apa?” merasa terganggu Edamura menoleh kesamping.

“Hm.. aku lupa ingin mengatan apa, biarkan aku memikirnya sejenak.” Lanjut Himeya dengan berpangku tangan, sembari menatap Edamura. Merasa ditatap membuat Edamura hanya bisa menyerah dan kembali ke pekerjaannya.

“Oh-” suara Himeya yang keras membuat Edamura terkejut dengan menatapnya kembali. “Apa lagi?” tanya Edamura, kali ini ia menunggunya hingga Himeya mengatakan ucapan sebenarnya.

Dengan ragu-ragu Himeya berbicara, “Jika pekerjaanmu lebih utama, mending kau mengerjakannya saja dulu.” Ucapnya polos, tetapi Himeya memberikan senyuman lebar. Menyingkirkan lembar dokumen miliknya, Edamura menatap lurus mata Himeya. “Katakan.”

Memiringkan kepalanya bingung Himeya kembali menatapnya tanpa rasa bersalah. “Menurutku ini akan bagus dibicarakan saat Edamura tidak memiliki pikiran terhadap pekerjaan, jadi aku akan menunggunya.” Lanjutnya.

Mendengar perkataan aneh itu keluar dari mulut Himeya, sepertinya memang hanya akan membuatnya kepikiran berlebihan. “..aku akan mengerjakannya dengan cepat, jadi lebih baik kau melakukan sesuatu. Apa mungkin kau malah menontonku bekerja?” ucap Edamura.

“Tentu saja aku akan menontonmu.” Angguk kecil Himeya cepat dengan senang.

Menghela nafas Edamura, “hah-”

“Tenang, fokus saja dengan pekerjaanmu, Edamura.” Melambaikan tangan ringan, Himeya berujar.

“Justru itu juga akan menggangguku, Himeya.” Memegang tangannya ke dahi, Edamura lelah.

“Bukan biasanya Edamura malah terbiasa dengan itu? Aku kan memang selalu melihatmu saat aku luang~” jawab Himeya santai. “Bahkan Edamura membiarkannya kan?” ucap Himeya dengan kekehan kecil.

Rambut Himeya yang memanjang sebahu itu terlihat menggantung santai, tangan Edamura terulur dan mengusap pipi Himeya dengan lembut. Edamura masih diam, namun senyum kecilnya terlihat oleh Himeya yang mematung. “Hm?” seru kaget Himeya tanpa mundur.

“Sudahlah, lebih baik kau diam dan tidak berbicara seperti biasanya.” Tanpa memberikan jeda Edamura langsung mengecup sekilas pipi Himeya dengan santai kembali menjauh. Rona merah menjalar langsung pada keduanya, baik itu Himeya maupun Edamura sendiri.

“Tentu, aku akan diam dengan suka rela.” Ucap Himeya dengan senyum senangnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top