Puzzle 16

Yuhuuu! Update lagi😍😍😍

Bisa nggak ya komennya 100?🥺🥺🥺🥺

Beberapa hari telah berlalu. Masalah anaknya Andi sudah terselesaikan dengan baik. Putrinya sudah menetap bersama Andi kembali. Aydin berterima kasih kepada Zoraya. Namun, Aydin tidak cerita pada Andi mengenai penitipan putrinya pada sepupu Puzzle. Dia takut Andi mengamuk. Dan dia sudah mengajak putrinya Andi untuk tidak membeberkan apa pun dan berbohong dengan mengatakan dirawat olehnya. Dia tidak ingin Andi semakin kesal atau benci dengan Puzzle.

"Sayang?" panggil Aydin di sela diamnya.

"Hm?" sahut Andi seadanya.

Aydin membiarkan Andi bersandar di tubuhnya sambil membaca majalah. Dia sendiri ikut membaca beberapa bacaan di dalam majalah yang dibaca Andi. Rutinitas seperti ini selalu dilakukan setiap hari Minggu. Dia datang ke apartemen, sedangkan Puzzle berkencan dengan Binar.

"Kamu kenal baik sama Binar, kan?" tanya Aydin.

"Iya. Kenal baik. Kenapa?"

"Kalo dalam pacaran, Binar brengsek nggak?"

"Dulu sih iya. Kalo sekarang nggak."

"Dulu?" ulang Aydin.

"Iya. Dulu Binar hamilin pacarnya. Dia mau tanggung jawab sih, tapi pacarnya nggak mau karena tau Binar brengsek. Setelah anaknya lahir baru deh dia berubah," jelas Andi.

"Bukannya Sticka anak adopsi?" tanya Aydin penasaran.

"Gosip itu cuma buat nutupin fakta kalo Sticka anak kandungnya Binar. Biar namanya Binar nggak makin buru di mata publik. Soalnya dulu dia belum jadi chef terkenal kayak sekarang," cerita Andi.

"Ibu kandungnya Sticka siapa? Kamu tau?" tanya Aydin lagi.

Andi menoleh sekilas ke belakang, lalu kembali membaca majalah. "Kamu penasaran amat. Kenapa? Naksir Binar?"

"Bukan, Ndi. Aku penasaran aja. Baru tau Sticka anak kandungnya," kilah Aydin. Entah kenapa dia ingin mengorek informasi tentang Binar.

"Kamu kenal kok ibunya Sticka. Tapi mereka sehebat itu nutupin."

"Siapa?"

"Kamu tau girlband Puretty, kan?"

"Iya, tau."

"Nah, Sugar Jayantaka tuh ibu kandunganya Sticka," beber Andi.

Aydin diam sejenak. Dia baru tahu hal ini. Ternyata Binar tidak seperti dugaannya. Kalau dulu pernah brengsek kemungkinan keburukan itu terulang bisa saja, kan? Ada perasaan khawatir yang bergemuruh di dalam dirinya. Entah karena apa.

"Kamu nanyain Binar karena Puzzle lagi pedekate sama dia, kan?" tembak Andi sekenanya.

Aydin tersentak kaget. "Kok kamu tau soal kedekatan mereka?"

"Binar cerita. Dia bilang mau deketin Puzzle. Kalo cocok, dia mau ngajak Puzzle nikah." Andi menarik diri, lalu berdiri. Dia menatap Aydin dengan serius. "Jangan ikut campur urusan mereka. Ingat, kamu sama Puzzle nikah karena untuk nutupin hubungan kita dan baikan sama Papa kamu."

Belum sempat Aydin membalas, Andi sudah melenggang pergi menuju dapur.

"Aku nggak ada maksud ikut campur kok. Aku cuma mau nanya aja," sanggah Aydin seraya bangun dari tempat duduknya dan menyusul Andi.

Andi menurunkan gelasnya sebelum sempat meneguk air putih. "Aku nggak percaya. Kamu kayak nggak rela Puzzle pedekate. Binar bilang kamu nunjukkin ketidaksukaan kamu waktu Binar anter Puzzle pulang," ujarnya.

Aydin mendekati Andi. Perlahan kedua tangannya menangkup di wajah Andi sambil menatapnya penuh cinta.

"Aku bukan nggak suka, tapi posisinya orangtua aku tinggal di rumahku sekarang. Kamu kan tau kalo ketahuan Puzzle pulang sama Binar, habis udah. Usaha aku baikan sama Papa bisa sia-sia. Aku setuju-setuju aja kok kalo mereka pacaran. I don't mind. Toh, aku udah punya kamu. I love you, Ndi. Aku melakukan ini juga demi hubungan kita," ucap Aydin lembut.

Andi menggenggam satu tangan Aydin yang mampir di pipinya. Dia menarik senyum setelah mendengar kalimat yang menenangkan hati.

"Oke, aku percaya sama kamu. I love you more, Honey," balas Andi.

Aydin memangkas jarak di antara mereka, lalu mendaratkan bibirnya di bibir Andi. Mereka saling membalas ciuman. Melepas rindu yang selama ini terhalang oleh kesibukan.

🧩🧩🧩

Puzzle duduk di depan meja rias. Dia hendak mengeringkan rambut setelah selesai mandi. Dari pantulan cermin besar meja riasnya, dia dapat melihat Aydin sedang membaca buku.

"Kamu baca buku apa, Ay?" tanya Puzzle ingin tahu.

"Novel terbaru sepupunya Snow. Namanya Milky."

"Seru?"

"Seru kok. Kamu suka novel romansa, kan?"

"Suka banget. Zoraya nulis romansa juga. Minggu depan aku mau datang ke acara fan meeting-nya."

"Sendirian?"

"Nggak. Aku ngajak Binar."

Aydin menutup bukunya setelah memberi pembatas untuk membatasi halaman yang dia baca. Setelah itu, dia turun dari tempat tidur dan menghampiri Puzzle.

"Aku bantu keringin rambut," ucap Aydin.

Tangan kokoh Aydin mengambil alih hairdryer. Puzzle kaget karena belum sempat menjawab, tapi dia tidak bisa melarang selain mengizinkan suaminya.

Puzzle mengamati Aydin dari pantulan cermin, yang membantunya mengeringkan rambut. Wajah rupawan itu selalu indah untuk dinikmati.

"Kamu tau nggak Sticka bukan anak adopsinya Binar?" mulai Aydin.

Puzzle tersentak kaget. Lamunan akan wajah rupawan Aydin bubar jalan. Dia melihat Aydin, yang juga melihatnya dari pantulan cermin.

"Setau aku, Sticka anak adopsinya Binar," jawabnya.

"Sticka anak kandungnya Binar. Dibilang anak adopsi biar pamornya Binar nggak turun," beber Aydin.

"Serius? Kamu tau dari mana?"

"Andi."

"Berarti Binar pernah nikah?"

"Nggak. Punya anak di luar nikah aja."

"Serius nih? Ibunya Sticka yang mana? Kok nggak ngurus? Kenapa nggak nikah aja?" tanya Puzzle bertubi-tubi. Rasa penasarannya semakin tinggi. Dia ingin tahu kebenarannya.

"Kalo kamu pernah nonton girlband Puretty, dia personel yang paling cantik. Namanya Sugar. Karena dulu Binar brengsek makanya Sugar nggak mau dinikahin. Itu sih yang aku dengar dari Andi. Soal hak asuh, aku nggak tau kenapa cuma diurus sama Binar," jawab Aydin.

Puzzle menganga. Tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Masa sih Binar brengsek? Laki-laki sebaik itu dulunya brengsek?

"Aku nggak percaya Binar brengsek. Dia baik banget. Penyayang gitu. Tipe idaman deh," puji Puzzle tanpa sadar.

Aydin tidak menjawab apa-apa selama beberapa menit. Dia fokus mengeringkan rambut istrinya sampai benar-benar kering. Barulah setelah selesai, Aydin meletakkan hairdryer di atas meja rias. Kedua tangannya menyentuh pundak Puzzle.

"Setiap orang pasti punya masa lalu. Percaya atau nggak, pasti ada masa lalu yang buruk." Aydin berucap santai sambil menunjukkan wajah serius. "Jaga diri kamu. Seandainya Binar berbuat macam-macam sebelum dia berniat menikahi kamu, bilang sama aku. Jangan sungkan untuk cerita, Laia."

Puzzle mengangguk sambil tersenyum kecil. Tak lama kemudian Aydin mengusap kepalanya dan mendaratkan kecupan di puncak kepalanya.

"Ayo, tidur," ajak Aydin.

Puzzle mengangguk. Dia memerhatikan Aydin berbalik badan dan kembali menaiki ranjang seperti sebelumnya.

"Aydin?" panggil Puzzle.

"Ya, Laia?"

"Seandainya semua yang aku jalani nggak sesuai harapan dan tiba-tiba aku ada perasaan untuk kamu, aku akan minta cerai." Entah dorongan dari mana Puzzle menjabarkan hal gila semacam ini. Namun, dia juga takut. Sikap Aydin padanya terkadang sangat baik dan manis. Hal itu bisa saja memicu rasa yang sebelumnya tidak ada menjadi ada.

"Oke," balas Aydin. Singkat dan padat.

Setelah itu hening. Tidak ada lagi obrolan. Lampu dimatikan sehingga ruangan gelap gulita. Hanya ada cahaya dari sinar rembulan yang masuk melalui celah tirai.

Mereka berdua tidur saling memunggungi. Pembicaraan terakhir menjadi hal yang terngiang-ngiang di kepala hingga membuat mereka sulit memejamkan mata.

"Laia?" panggil Aydin pelan.

"Ya? Kenapa, Aydin?"

Hening.

Tak ada balasan dari Aydin sampai beberapa menit berlalu. Puzzle ingin bertanya lagi, tapi takut dikira tidak sabar.

"Nggak jadi," ucap Aydin akhirnya setelah diam cukup lama.

"Kenapa nggak jadi?" cecar Puzzle penasaran.

"Nggak apa-apa."

Puzzle ingin protes. Kesal karena dibuat penasaran. Namun, apa boleh buat. Dia tidak bisa protes sekarang karena ini sudah malam. Lebih baik dia tidur.

Pelan-pelan Puzzle memejamkan mata. Hampir saja dia jatuh terlelap kalau tidak merasakan pelukan dari belakang. Hal ini membuat Puzzle membuka mata sepenuhnya, menyadari Aydin melingkarkan tangan di tubuhnya dan menjadikan pundaknya sebagai penopang dagu laki-laki itu. Pelukannya begitu erat.

"Aydin?" Puzzle menoleh sedikit melihat suaminya yang tampak memejamkan mata. Dia bingung. Kenapa tiba-tiba Aydin memeluknya?

"Lima menit aja. Aku ragu kamu masih ada di samping aku nanti. Cepat atau lambat, kamu akan memilih hidup yang lebih baik. Aku yakin ini bukan hidup yang kamu mau," bisik Aydin lirih.

Puzzle tidak mengelak. Ucapan Aydin benar. Ini bukanlah hidup yang dia inginkan. Karena mantannya, dia tidak percaya cinta. Dia pasrah dengan semua hal termasuk kehidupan pernikahan tanpa cinta begini. Andai saja Gerry tidak mengkhianatinya, mungkin dia memiliki pilihan yang lebih baik.

"Jika pada akhirnya kamu memutuskan menikah dengan Binar, maka nggak ada alasan untuk aku melarang kamu. Aku akan melepaskan kamu, Laia."

Dada Puzzle terasa sesak. Entah kenapa seperti ada yang menusuk dadanya. Kenapa dia sedih mendengar Aydin mengatakan hal itu?

🧩🧩🧩

Jangan lupa vote dan komen kalian😘😘😘🤗

Follow IG & Twitter: anothermissjo

Aydin dan Puzzle uwuuu😍😍😍

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top