Prolog
Cerita ini terinspirasi dari liputan tentang Wedding Festival yg ditayangkan di sebuah stasiun tv swasta.
Juga, tentang pengunduran diri aku dari perusahaan sebelumnya krn lingkungan kerja dan bos yg terlalu mengekang (menurutku).
Cerita diramu berdasarkan fenomena sehari-hari ditambah bumbu penyedap alami tanpa micin dan pemanis buatan.
Fiktif, apabila ada kesamaan, kemiripan adalah di luar kuasa penulis.
Mohon bijak dalam menyikapi. 😊
🍄🍄🍄
Aku tidak menyadari saat mematut diri di depan cermin, mengagumi penampilanku dalam balutan gaun pengantin berwarna hijau tosca, rupanya terdapat sepasang mata mengawasi pergerakanku.
Aku berseru ketika mendapati pantulan bayangku di cermin tiba-tiba ditemani pantulan bayang seorang pria. Sejak kapan pria itu berdiri termangu sembari memiringkan kepalanya di belakangku? Senyumnya terlihat mengerikan mengandung konspirasi.
Aku memekik. "Javas!"
Semakin mengembangkan senyumnya dia melangkah menujuku. Kakiku malah tersangkut gulungan kabel sialan ini. Aku terjebak!
Tanpa diriku sempat berkutik tiba-tiba dia melingkarkan kedua tangannya dari belakang di pinggangku seraya membisikkan kalimat tepat di telinga kiriku. Wajahku memanas.
"Sejak kapan kamu menjadi secantik ini, Swastika?"
Hai.... test drive yah. Pendek karena ini prolog. Gimana pendapat kalian?
Di sini kubuat ceritanya lebih renyah dan crispy.
Semua cerita yang aku buat pasti aku lanjutkan, kok. Nggak usah khawatir PHP aku bukan orang yang suka menggantungkan perasaan orang lain seperti jemuran.
Enjoy this story and hepi reading.
Yogyakarta, 22 Mei 2017
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top