4

Shit! Hanya umpatan itu yang keluar dari mulut Selena saat alarm dari speaker lorong tiba-tiba berhenti. Ia baru saja selesai mencuci muka dan berkumur selama lima belas detik, bahkan masih half naked dan belum memilih outfit yang harus dipakai. Still better than nothing tho, pikirnya. Gadis itu lebih baik tidak mandi sama sekali dibanding mesti skip skincare dan makeup yang diharapkan bisa mendongkrak tampangnya di depan kamera. Ia lalu asal mengambil one set look yang terdiri dari crop top dan celana pendek high waist. Bukan pilihan buruk, lah, untuk agenda hari ini. Tak lupa ia menyambar bucket hat di dekat kasur untuk menutupi rambut gelombangnya yang belum dicatok—disisir pun tidak. Sambil mengunci pintu, ia mengangkat kaki dan memakai sepatu secara bergantian.

"Buru-buru banget. Kenapa? Telat bangun, ya?"

Selena mendengkus, lalu menoleh ke penghuni kamar seberang, Mikha. "Curious much?"

Lelaki itu tidak segera menjawab. Ia malah bersedekap, bersandar pada pintu dan menghadap ke arah Dorm G, memperhatikan Selena yang masih sibuk mengikat tali sepatunya. "Alis tinggi sebelah, eyeliner ketebelan, rambut acak-acakan. Ck, minimal mandi, sih."

Hah? Refleks Selena berkaca pada cermin kecil yang selalu ia bawa ke mana-mana. Well, riasannya memang tidak serapi biasanya, tetapi ia tidak berpikir sampai seburuk itu hingga tetangganya bisa tepat sasaran mengetahui aibnya pagi ini. Damn, bahkan Mikha puas terkikik lalu menutup mulut, seolah tak tahan melihat dirinya yang mungkin baginya tampak berantakan.

Lelaki berpakaian all black itu tiba-tiba masuk ke kamar sebentar dan saat keluar langsung melempar sesuatu. "Nih, pake! Biar temen lo nggak pingsan."

Selena berhasil menangkap benda yang ternyata ... sebuah parfum. "Bang—"

Kepada seluruh peserta Mix and Max diharap segera menuju aula!

Sial, pengumuman itu membuat Selena tak bisa berkata apa-apa lagi. Daripada meladeni Mikha, lebih baik ia segera berlari menuju tangga di ujung kiri—kalau tidak mau terlambat dan memberikan kesan buruk. Sementara Mikha dengan santai tinggal turun karena tangga Dorm B tepat di sebelah kamarnya. Andai berkata kasar bisa mengubah keadaan, Selena ingin menyumpahi arsitek gedung ini karena sudah menyusahkan hidup orang.

Thank God, ia datang sebelum MC dan para mentor masuk ruangan. Sambil mengatur napas yang ngos-ngosan tak karuan, ia menghampiri Aurora di barisan paling depan. Gadis itu berteriak dan melambaikan tangan, menyuruhnya mendekat karena asisten sutradara sudah memberi briefing sejak tadi. Theo dan Damian kompak berkacak pinggang saat Selena hanya cengar-cengir di depan mereka. Seluruh peserta lantas pemanasan mandiri.

"Did I miss something?" tanya Selena.

"Nggak ada, tapi kamera udah rolling dari tadi. Lo ke mana aja, sih?"

"Kamar, lah. Mau dari mana lagi? Kan kita nggak boleh keluar."

"Terus kenapa bisa hampir telat?" Theo bersedekap.

Selena tidak merespons. Ia justru menatap Mikha yang sedang berbincang dengan anggota Unit Born to be Be tanpa keresehan sama sekali, padahal mereka masuk unwanted. Lelaki itu bahkan menyeringai sekilas saat mata mereka tak sengaja bertemu. Seketika tangan kiri Selena mengepal. Ia juga mengentak lantai dan berdecak.

"Selamat pagi semuanya," sapa MC Zee. Selena segera menghadap depan dan tersenyum manis. "Sudah siap mendengar signal song dari Mix and Max?"

"Siap!"

Setelahnya, layar menampilkan profil OurboyCJ selaku produser Korea yang dipercaya K Nation untuk menggarap lagu utama survival show mereka. Lagu berjudul With Us itu berdurasi tiga menit dua belas detik dengan genre uptempo electro-pop, menceritakan kepercayaan seseorang pada mimpi yang digantung tanpa kepastian dan perjuangannya dalam menghapus kemustahilan. Liriknya memuat tiga bahasa: 60% bahasa Indonesia, 30% bahasa Inggris, dan 10% bahasa Korea. Selena pun lekas membaca lyric sheet disertai chord yang baru saja dibagikan kru. Maknanya sungguh dalam dan dikemas secara menyenangkan. She likes it.

"Oke, next, kita lihat koreografinya, ya."

Seketika semua mata terbelalak melihat profil Sana Kim, founder StarCo Dance Academy, yang juga koreografer ternama di berbagai agensi, salah satunya K Nation sendiri. Selena tahu bahwa acara ini juga akan memberikan benefit beasiswa pada pemenangnya, tetapi ia tidak menyangka sekali bahwa StarCo-lah yang mereka maksud, si number one academy yang telah melahirkan banyak idol K-Pop berkelas dengan monthly cost yang tak main-main pula. Gadis itu menelan ludah dan lekas menyatukan kedua tangan, berdoa semoga hari ini ia tidak mengacaukan apa pun.

Sesi pengenalan lagu telah berakhir. Menurut Selena, koreografi buatan Sana dan partner-nya, Teddy Jr, tergolong sulit. Seperti ciri khasnya, banyak permainan tangan dengan tempo yang cukup cepat, tetapi tetap terlihat rapi. Detail jari di setiap ketukan juga memanjakan mata, membuat Selena refleks mengikutinya setelah menonton beberapa kali—karena setiap chorus gerakannya sama. Namun, ada beberapa bagian yang mengecoh dan tidak sesuai hitungan. Bahkan pada dance break, keempat center memiliki gerakan ilusi yang melibatkan properti tongkat dan kain. Lagi, Selena hanya bisa menelan ludah.

"Dalam music video signal song With Us nanti akan ada tiga lokasi syuting," jelas MC Iqbal. "Satu, di Cibis Park untuk para wanted. Dua, di lapangan belakang Dorm untuk para unwanted. Terakhir, di main theater ini untuk keseluruhan peserta."

Keluhan lantas terdengar di sana-sini. Sungguh tak enak menjadi si unwanted yang terus-menerus menerima diskriminasi. Di satu sisi memang penting agar jiwa kompetisi dan survival mereka makin terpacu, tetapi di sisi lain benar-benar terasa tak manusiawi. Mikha sontak geleng-geleng dan mengusap punggung ketiga temannya.

"Jangan pesimis dulu." MC Zee melanjutkan, "Selain keempat center yang sudah ditentukan, mentor akan memilih dua center lagi dari wanted—selain empat center utama—dan unwanted, yang nantinya akan berada di depan formasi. Lalu untuk empat center utama, akan ada satu orang yang berdiri di puncak dan mengakhiri performance."

"Semua itu ditentukan minggu depan, jadi peserta memiliki waktu tujuh hari untuk mempersiapkan yang terbaik. Semangat!" MC Iqbal menutup penjelasannya. "Setelah ini para peserta silakan bersiap buat dance practice, ya."

Mikha menghela napas lega. Setidaknya ia masih ada kesempatan untuk tetap stand out, meski status kategorinya tak lantas berubah. Kini ia hanya perlu mengusahakan center unwanted agar tetap ter-notice netizen. Begitu pula dengan Selena. Tentu ia mengincar center puncak yang akan memberinya banyak screentime dan impresi tambahan.

Mereka pun menyebar terpisah unit, mengikuti arahan mentor dance, Narasya dan tim. Perempuan di sisi kiri dan laki-laki di sisi kanan, hanya dibatasi kursi kayu berisi satu dus air mineral kemasan. Keempat center, termasuk Selena, diperintahkan untuk ke depan, seolah memimpin kawan-kawannya yang ada di belakang.

"Nikmati selagi bisa."

Terdengar bisikan yang tidak jelas ditujukan untuk siapa. Namun, Selena yang kebetulan ada tepat di depannya jadi tersinggung lalu menoleh dan sudah menduga itu berasal dari Mikha. Suaranya yang berat tapi juga tenang dan lembut itu sangatlah khas. Lelaki tersebut tengah menyibukkan diri dengan mengambil dan membagikan air—secara estafet—pada seluruh peserta.

"Lo juga, ya. Yang awet di unwanted."

Mikha tertawa lirih. "Udah mulai berani, ya."

"Excuse me, Sir." Selena menautkan alis. "Lo yang mulai duluan."

"Fine."

Mikha lekas kembali setelah memastikan semuanya mendapat hak yang sama, tak terkecuali keempat center yang jauh di lubuk hati paling dalam, ia iri dan tak menyukai keberadaan mereka. Selena pun mengucapkan terima kasih dan menatap Mikha cukup lama saat lelaki itu tak kunjung melepaskan genggamannya pada botol. Mereka kemudian kompak membuang muka usai mentor berseru dan mulai melakukan stretching.

"Oke. Bisa dimulai, ya. Kita belajar per part aja biar gampang. Perhatikan baik-baik. Intro, tap, tap-tap, tap, tap, up down, up, up. And one, two, three, four, five, six, and seven, and eight. One, two ...."

Seluruh mata peserta tertuju pada empat dancer di atas panggung. Beberapa dari mereka ada yang refleks mempraktikkan, ada juga yang bergeming dan menganga saking kagetnya dengan ketukan yang di luar nalar. Selena berada di tengah-tengah. Ia mencoba mengikuti gerakannya, tetapi juga mendengkus karena banyak pergantian tangan yang memusingkan. Ia belum seratus persen menangkap detailnya. Sementara Mikha mulai bisa beradaptasi karena menari adalah elemennya, apalagi koreografi With Us tidak memiliki gerakan akrobatik yang banyak dipakai K-Pop idol generasi sekarang. Kakinya kali ini tidak akan tersiksa.

"Setelah ini giliran kalian, ya. Dimulai dari para center."

Shit! Selena refleks menampar mulutnya sendiri, meski umpatan itu hanya terucap dalam hati. Tiba-tiba ia deg-degan dan berkeringat, takut apa yang ia lihat dan pelajari tidaklah sama dengan aslinya. Namun, gadis itu lekas menarik dan mengembuskan napas berulang kali, mengatur ekspresi agar tetap terlihat sebagai ancaman bagi peserta lain. Mau bagaimana juga musuhnya adalah dirinya sendiri. Ia harus percaya diri dulu sebelum berharap orang memercayai kemampuannya.

Mikha pun memperhatikan penampilan keempat peserta di depannya dengan saksama. Meski baru berlatih selama sepuluh menit, mereka bisa melakukan dengan baik, terutama Mike dan Selena. Eye contact dua center itu bahkan sempurna dan chemistry-nya terasa, membuat Narasya tersenyum tipis dan manggut-manggut puas.

"Oke, good job. Next, cowok dulu, yang paling depan."

Giliran Selena yang berbalik dan melihat aksi enam lelaki yang dipanggil. Ada anggota unitnya, juga unit Mikha dan Mikha sendiri. Niat Selena bergantian mengamati mereka satu per satu, tetapi Mikha mengunci matanya sampai tak berpaling ke mana pun. Gerak lelaki itu masih terlihat kaku seolah tengah mengingat koreo dengan keras sehingga belum menikmati. Namun, detailnya benar-benar jempolan. Bahkan, Theo dan Damian saja selangkah di belakangnya.

"Bukannya kamu unwanted dan mereka wanted, ya? Kok kayak ketukar gitu." Narasya menunjuk Mikha dan dua member Unit Drama. "Not bad, lah. Keep it up!"

Mikha langsung semringah dan berterima kasih. Ia spontan menatap Selena dan menyeringai, juga mengangkat bahu dan melirik ke arah rekan gadis itu. Selena pun menelan ludah. Awas saja, pikirnya. Unitnya tidak akan kalah dari si unwanted hanya karena ini.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top