Tale, Addict, and Unwanted

LUMPUR DI SANA kering sekarang, tidak heran karena matahari Texas telah membakar begitu buruk. Bahkan saat matahari hampir tergelincir dari langit, itu masih panas. Charlie berjongkok untuk melihat rumput dan lumpur tempat mayat sebelumnya berada. Ada beberapa cetakan sepatu bot di sekitar tanah, juga rumput patah yang jelas-jelas telah terinjak. Namun tidak ada lebih banyak petunjuk untuk dikumpulkan. Dia menundukan kepalanya dan menghela napas sedih saat ingat mayat sebelumnya. Itu adalah seorang gadis, yang pernah hidup dan bermimpi. Seorang gadis yang memiliki masa depan sampai seorang pembunuh menganbil kehidupan itu.

Charlie memiringkan kepalanya saat bayangan jatuh menghalangi cahaya matahari yang masih menyilaukan. John berdiri di depannya, mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri, "Ayo! Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu."

Menganbil tangan yang ditawarkan, Charlie membiarkan John menariknya berdiri. "Tunjukkan apa?"

"Mungkin sebuah petunjuk, tapi mungkin juga bukan apa-apa." John tidak mengatakan lebih banyak saat mereka kembali ke jalan mereka datang sebelumnya. Rumput terlalu tinggi di sana, seolah John tidak punya cukup kemauan untuk membuat rumah peternakannya layak. Sejauh ini Charlie telah belajar satu hal, bahwa John punya ketakutannya sendiri. Cukup mengerikan sampai dia tidak ingin benar-banar terhubung dengan seseorang. Charlie ingin tahu apa itu, tapi dia tidak akan mendorong John jika dia tidak ingin membagikan itu dengannya.

"Andy melihatnya juga?"

"Aku menunjukkannya, dan itu mungkin satu-satunya alasan dia tidak memasukkanku ke dalam penjara sejauh ini." Mereka mencapai sisi lain pagar pembatas dari lahan peternakan, dan John melambai memberinya isyarat untuk terus mengikutinya. "Di sini."

Pagar telah ditambal dengan terburu-buru menggunakan papan baru, jelas itu baru dilakukan baru-baru ini. "Apa yang seharusnya menjadi petunjuk."

"Kami menemukan beberapa darah dan jejak sepatu bot yang dihapus. Siapa pun pembunuhnya, mungkin merusak pagar untuk melanggar peternakan. Dia juga mengambil jalan yang berlawanan, mungkin untuk meminimalkan petunjuk. Meski Andy masih tidak bisa menjelaskan bagaimana orang ini bisa menyeret mayat berdarah melalui setengah peternakan. Itu tidak masuk akal."

"Kecuali jika pagar dan darah di sini adalah umpan untuk mengalihkan kita dari petunjuk yang sebenarnya," gumam Charlie, dia melirik John dan semakin dia memikirkannya itu terdengar semakin masuk akal. Bagaimana jika seseorang di dalam peternakan tidak ingin dicurigai, jadi dia membuat petunjuk seolah-olah seseorang di luar sana merusak pagar dan masuk?

"Aku kenal orang-orangku sejak aku kecil, Charlie. Itu bukan mereka."

Charlie mengangkat tangannya untuk meminta maaf dan bersandar pada pagar pembatas, menonton cahaya yang mulai meredup saat matahari turun lebih jauh. "Aku tidak menuduh orang-orangmu, tapi kamu harus mengakui itu mungkin. Apakah ada pekerja baru?"

"Tidak ada," jawab John singkat dan dari reaksi John, Charlie telah belajar satu hal lain tentang dirinya. John adalah tipe pria yang membela orang-orangnya dengan keras. Tidak akan membiarkan seseorang menuduh atau melukai mereka. Itu membuat Charlie berharap dia menjadi salah satu dari orang-orang itu.

"Aku tidak akan bertanya lagi kalau begitu," ucap Charlie.

"Aku tidak bermaksud kasar atau apa pun Charlie, tapi tidak banyak yang tinggal di rumah peternakan. Kebanyakan pegawai di kandang pulang saat jam kerja berakhir."

"Jadi bagaimana mayat itu ada di sana?"

"Aku tidak tahu."

"Dan mayat yang lain, di mana itu ditemukan?"

"Mantan tunangan Detektif Ethan Jennings?" Ada nada tidak setuju saat John menyebutkan nama Etahn, tapi Charlie mengabaikannya dan mengangguk.

"Ya, Daphne."

"Bukan di tanah peternakan, tapi tidak jauh dari sini."

"Aku tidak tahu lagi. Kenapa mereka dibunuh? Kenapa bahkan ada orang yang ingin membunuh?" Menegakkan kembali tubuhnya, Charlie menjauh dari pagar. Kali ini memimpin jalan untuk kembali ke jalan utama peternakan. Dia harus segera pulang, jika dia belum berada di rumah sebelum gelap Andy tidak akan menyukai itu. Dan Grand telah menjanjikan makan malam bersama hari ini.

"Bukan tugasmu untuk memikirkan masalah ini, jadi berhentilah khawatir."

Charlie memiringkan kepalanya untuk melihat John, dan merengut. "Bagaimana kamu bisa mengatakan itu?"

"Apa lagi yang bisa aku katakan?"

"Kamu sadar orang berpikir kamu yang membunuh gadis-gadis ini? Kamu seharusnya jauh lebih peduli."

John hanya menggelengkan kepala, bahkan tidak tersinggung pada kata-kata Charlie yang tajam. "Mereka bisa memikirkan apa pun yang mereka mau."

"Kenapa kamu begitu apatis tentang dirimu sendiri? Itu bertentangan dengan caramu membela orang-orang yang kamu miliki, atau caramu peduli pada gadis yang terjebak di pompa bensin karena terlalu bodoh untuk memastikan dia membawa dompetnya. Apa yang salah denganmu."

"Pertama, kamu bukan gadis bodoh," ucap John, dan Charlie senang mendengarnya, "kedua, aku dan keluargaku punya rumor buruk sejak awal. Jadi ini sama sekali bukan hal yang baru."

"Aku tidak tahu itu."

John tertawa, tapi itu tawa sakit yang Charlie kenali karena ibunya sering menggunakan tawa itu juga. Itu jenis tawa yang kamu gunakan saat dunia menjadikanmu lelucon. Itu jenis tawa pahit yang kamu bagikan karena pilihannya adalah tertawa atau mengutuk dengan menyedihkan.

"Aku benar-banar senang ayah dan ibuku tidak lagi tinggal di sini."

"Seburuk itu?" Charlie mengangkat alisnya, menunggu lebih banyak penjelasan.

"Kamu tidak tahu seperti apa mereka." John mengucapkannya dengan getir, seolah-olah memikirkan orang tuanya saja membuatnya merasa sakit.

"Yah, jika kamu tidak memperhatikan, keluargaku juga tidak sempurna," ucap Charlie, kerena itu benar. Ibunya bisa disebut pecandu, dan ayahnya? Charlie hampir tidak mengenal Andy.

"Itu rumit di antara kami, hanya kusut yang tidak ingin aku urai jika kamu bertanya."

"Kamu bilang kita teman dengan manfaat emosional. Kenapa tidak mencoba menceritakan itu padaku dan lihat apakah itu bekerja?" Mereka telah berhenti di depan rumah utama peternakan, dan John menjatuhkan dirinya di anak tangga terakhir, duduk di sana tanpa menatap Charlie. Seolah dia tidak ada di sana.

Charlie masih menunggu, tahu dia mungkin akan terlambat untuk makan malam, tapi dia ingin mendengar cerita John, karena bukankah itu adil? Dia telah memberikan sepotong kebenaran tentang dirinya dan sekarang dia ingin sepotong milik John. Dia ingin tahu kehidupan seperti apa yang telah membentuknya menjadi dirinya yang sekarang. Ingin tahu lebih banyak dan menyimpannya.

"Aku tidak sempurna untuk mereka. Tidak akan pernah menjadi sempurna untuk mereka," kata John pelan saat mulai bicara.

Bergerak dengan cara yang hampir hati-hati, Charlie mengambil ruang di sisi John, tetap diam untuk membiarkan John menyelesaikan ceritanya. Tangannya menganbil kepalan tangan John, membuka telapak tangannya dan membiarkan jari mereka bertautan. Dia bisa merasakan kapalan kasar telapak tangan John dari pekerjaan kasar peternakan. Charlie membayangkan John memotong kayu dengan kapak di musim gugur, menyiapkan bahan bakar di perapian saat musim dingin akhirnya jatuh. Dia juga membayangkan duduk di depan perapian bersamanya, bersandar bahu membahu saat mereka membiarkan setiap lapis kebohongan yang mengikat mereka terurai. Apakah Charlie ingin itu? Ingin seseorang yang tahu semua rasa takutnya dan masih ingin memegang tangannya?

"Ayahku adalah seorang bajingan di setiap arti kata, dan ibuku adalah pengecut yang tidak akan melakukan apa pun tentang itu."

"Aku minta maaf," bisik Charlie, karena dia bisa merasakan amarah yang mendidih di bawah eksterior tenang John.

"Aku bahkan belum mulai," balas John, mencoba menarik tangannya menjauh darinya, tapi Charlie mempererat genggamannya. Menolak untuk melepaskan koneksi sederhana yang mereka miliki.

"Aku akan mendengarkan."

"Aku katakan aku tidak akan pernah menjadi sempurna untuk mereka, dan itu benar. Mungkin itu juga yang membuat ayahku begitu membenciku. Sebagai seorang anak, aku tidak bisa melakukan banyak saat ayahku memukuli kami. Aku dan ibuku sama."

"Itu mengerikan," dan Charlie bersungguh-sungguh, karena bahkan mabuk dan mengigau, ibunya tidak pernah mengangkat tangan padanya. Tidak pernah menumpangkan tangannya pada Charlie. Dan jauh di dalam, Charlie tahu Charlotte dan Andy mencintainya, tidak peduli apa yang terjadi sebelas tahun yang lalu.

"Itu sudah lama sekali. Aku bahkan hampir percaya bisa melupakannya."

"Jadi apa yang akhirnya menghentikan ayahmu?"

"Dia tidak," jawab John getir, "tidak ada yang menghentikannya."

"Tapi kamu bilang itu sudah lama, bukankah itu artinya dia tidak lagi memukuli kalian?" Charlie menatap tangan mereka yang terhubung, pada kontras kulit cokelat John dan pucat miliknya. Perhatikan bahwa tangannya cukup besar untuk membungkus miliknya. Dia ingat cara John memeluknya, bagaimana lengan itu membuatnya merasa aman.

"Ohh, itu karena dia tidak ada lagi di sini."

"Dia pergi?"

"Dia dipenjara."

Kepala Charlie tersentak untuk melihat wajah John sekarang, pada mata hijau tanpa emosi yang masih menolak untuk bertemu miliknya. Dia ingin memeluknya juga, untuk membuat John merasa aman sama seperti bagaimana dia membuatnya merasa.

"Aku senang dia dipenjara," ucap Charlie akhirnya.

"Kamu tidak ingin tahu kenapa dia berakhir di penjara?"

"Aku yakin itu karena dia pantas mendapatkannya."

"Malam itu dia mencoba membunuhku, itu yang mengirimnya pada nasib itu."

Charlie tidak ingin tersentak, dia tidak ingin John melihat ekspresi ngeri yang melintas di matanya, tapi dia tidak bisa menutupi itu. "Ohh, Johnathan aku menyesal."

John menarik kemejanya, menunjukkan kulit cokelat yang ada di bawahnya. "Di sini, dia mencoba menikamku. Dan kamu tahu apa yang dilakukan ibuku?"

Charlie menggeleng saat matanya masih menatap pada bekas luka panjang di perut John, pada bekas jahitan yang vulgar dan mengerikan. Berapa umurnya saat mendapat luka itu? Berapa banyak memar yang harus John tanggung sebelum ayahnya dikirim ke penjara? Apakah ini jenis monster yang harus dia hadapi saat dia tidur? Apakah dia ingat setiap pemukulan yang harus dia ambil?

"Dia tidak melakukan apa-apa. Aku berdarah di lantai, dan dia tidak melakukan apa-apa. Kamu tahu kenapa?"

"Aku tidak tahu, kenapa?"

"Karena dia terlalu tinggi dari penggunaan coke. Karena dia terlalu egois dan tidak peduli pada putranya yang tidak akan pernah menjadi sempurna." Itu adalah pertama kalinya Charlie mendengar kebencian yang begitu mentah dari John, jadi seperti bukan dia.

"Tapi kamu di sini," ucap Charlie, dan John memberinya anggukan sebagai tanggapan.

"Jill ada di sana malam itu. Dia tidak pulang untuk menyelesaikan membuat keju dari susu kambing yang kami perah sehari sebelumnya. Jadi saat dia melihat ayahku menikamku, dia menelepon polisi."

"Berapa umurmu saat itu terjadi?"

"Empat belas, hampir lima balas."

"Dan bagaimana dengan ibumu sekarang? Di mana dia?" Charlie tidak yakin dengan apa yang dia rasakan untuk Mrs. Cooper. Sebagian dari dirinya merasa kasihan karena wanita itu harus mengalami kekerasan dari suaminya, tapi Charlie juga membencinya. Karena dia membiarkan John mengalami semua itu, empat belas hampir lima belas, dan ayahnya mencoba membunuhnya. Untuk apa? Dia hanya anak-anak saat itu.

Charlie ingat pemukulannya sendiri. Itu adalah pertama dan terakhir kalinya Andy menamparnya. Dia ingat betapa hancur dan marah Andy saat tahu apa yang terjadi. Satu tamparan dan ibunya membawanya pergi, menolak untuk mendengarkan alasan apa pun. Seandainya malam itu tidak pernah terjadi, dia akan tumbuh besar di sini, mungkin akan mengenal John dengan lebih baik, atau mungkin tidak. Namun keluarganya akan ada di sini, hidup dan sehat.

"Di pusat rehabilitasi, dia telah keluar dan masuk, tapi aku pikir dia tidak akan pernah benar-banar bisa berhenti."

"Kenapa ayahmu ingin membunuhmu?" Begitu mengatakannya Charlie sadar itu adalah pertanyaan yang bodoh, tepi John tetap menjawabnya.

"Karena aku tidak bisa menjadi sempurna." John mengatakan itu dan tertawa, seolah dia menikmati lelucon pribadi yang tidak bisa Charlie mengerti.

"Kamu terus mengatakan itu."

"Karena itulah kebenarannya."

Charlie berdiri sekarang, tidak melihat John karena dia tidak ingin tahu seperti apa ekspresinya saat dia membiarkan kata-kata jatuh dari bibirnya. "Orang tua tidak mencoba membunuh anaknya hanya karena mereka tidak bisa menjadi sempurna, John."

John tidak mengatakan apa-apa setelah itu.

Dan seperti itu Charlie tahu ada lebih banyak yang tidak dikatakan John padanya. Sepotong demi sepotong, itu yang dikatakan Charlie sebelumnya, jadi dia akan membiarkan itu pergi dan bertanya, "Grand memasak makan malam untuk hari ini, ingin datang dan bergabung?"

"Apakah Andy akan baik-baik saja kamu mengundangku?"

"Dia akan mengatasinya," jawab Charlie, lagi pula hal terburuk apa yang bisa terjadi?

***

Tiga kali update rutin! Yey ini rekor! Vote, komen, dan doakan R dapat mempertahankan konsistensi menulis R kuy! Ingat, komen yah wkwk R maksa, lol, luv yuu

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top