Tak terduga
Setelah kembali dari toilet, Natalie benar-benar tidak tau harus berbuat apa, pikirannya kini mulai bercampur aduk, disaat harinya sejak tidak baik, mengapa ia juga harus bertemu dengan Nathan yang ternyata plot twistnya mereka bekerja disatu perusahaan yang sama.
"Ah ... sepertinya hari ini gua beneran sial deh!" keluh Natalie setelah ia kembali ke meja kerjanya.
"Lo tuh gak sial, cuma lagi gak beruntung aja Nat," balas Riuna yang sekarang sedang asik menggambar di komputernya.
"Lo tau gak si Riuna, gua tadi ketemu musuh gua di toilet!" ucap Natalie yang masih kesal mengingatnya.
"Musuh? memagnya lo punya musuh di sini?" tanya Riuna yang mulai merasa penasaran.
"Musuh waktu SMA dulu," balas Natalie.
Karena masih ada waktu senggang, akhirnya Natalie menceritakan soal masa SMAnya pada Riuna.
FLASHBACK ON
SMK ARCADIA
SMK Arcadia adalah sekolah yang memiliki kemampuan yang baik dalam bidang Seni Budaya. Salah satunya adalah bidang Fashion, Di mana siswa-siswi SMK Arcadia mampu menciptakan inovasi-inovasi baru yang dapat di terima oleh semua warga sekolah. Di mulai dari desain batik sekolah, kebaya sekolah, sampai almamater masing-masing jurusan juga memiliki keunikkan tersendiri.
Dan Natalie adalah salah satu siswa yang menciptakan bagian dari desain batik sekolah mereka. Itulah mengapa Natalie sangat dikenal di sekolahnya, meskipun tidak terkenal.
Awalnya hidupnya terasa tentram sampai ia harus seketika sekolah hendak mengadakan acara amal. Di mana akhirnya anak-anak jurasan Tata Busana diminta untuk berkolaborasi dengan anak-anak jurusan Fotografi Fashion agar hasil dari anak-anak jurusan Tata Busana bisa cepat terjual dengan bantuan anak-anak Fotografi Fashion yang akan memperagakan hasil busana ciptaan mereka.
Di sanalah Natalie menggenal sosok Thomas Jonathan Nialga yang ternyata capernya luar biasa.
"Hallo manis, lagi gambar apa?" tanya Nathan pada salah satu sahabat Natalie bernama Risya.
"Eh Nathan, ini aku sedang buat dasar untuk pakain laki-laki," balas Risya sambil tersenyum malu pada Nathan.
Sejak awal Natalie tidak menyukai hal tersebut. Natalie menganggap kalau Nathan hanya mengganggu anak desain yang memerlukan keseriusan yang sangat tinggi.
Sayangnya semua teman-teman Natalie justru merasa senang dan kegirangan karena mereka bisa berkolaborasi dengan seorang Nathan yang sudah terkenal seantero sekolah, itulah perasaan yang Natalie rasakan diawal, sampai ia bertemu sosok asli Nathan yang ternyata tidak sesuai eksptetasinya.
Nathan memang tampan ia akui hal itu, tinggi putih dan bersih, tapi sayangnya hal itu tidak membuat Natalie menjadi tergila-gila padanya, apalagi setelah mengetahui sifat aslinya.
Baru hari pertama aja udah cari muka ke sana kemari! dasar cowok!
"Lo kenapa daritadi liatin gua kok kaya gitu banget?" tanya Nathan sambil menghampiri Natalie dengan rasa pensaran.
"Geer banget lo!" timpal Natalie. "Mau banget gua perhatiin!" gumamnya sambil mulai menggambar dikertas miliknya.
Nathan langsung mengangkat alis sebelah kanannya, ia penasaran mengapa Natalie tidak memiliki respon seperti perempuan lainnya?
"Ada yang salah sama gua?" tanya Nathan lagi yang mulai tertarik dengan Natalie.
"Hah?" Natalie tampak bingung dengan pertanyaan Nathan. "Gajelas lo!" lanjut lagi.
Belum sempat Nathan membalas perkataan Natalie, tapi ia dengan cepat langsung ditarik oleh salah satu temannya Natalie yang bernama Milly.
"Kalau yang ini jangan digodain, nanti dia bakal meledak-ledak," ucap Milly seolah memberikan peringat penting pada Nathan, namun hal tersebut justru seperti perintah bagi Nathan.
Nathan sadar akan ketampanannya, jadi ia tidak bisa membiarkan satu orang saja mengabaikan ketampanannya, kalau katanya hal itu nantinya akan mubazir.
Tapi untuk saat ini Nathan memaklumi hal tersebut, tapi besok-besok ... Natalie akan menjadi target selanjutnya. Ia tidak boleh mengabaikan ketampanan dan pesona Nathan begitu saja.
-o0o-
Walaupun sedang berkolaborasi, tidak setiap hari mereka harus bertemu dan Natalie lebih suka pada saat mereka tidak perlu bertemu satu sama lain.
Tapi hal yang membuat Natalie jengkel adalah, di mana teman-temanya Natalie terus saja membicarakan Nathan dan semua gerak-gerik tentang Nathan.
Hampir setiap hari, kupingnya tidak pernah absen dengan nama Nathan. Bahkan nama Thomas Jonathan Nialga bisa jadi makanan sehari-harinya.
"Eh .. eh kaliant tau gak si, katanya kak Titi sedang deket sama Nathan," ucap salah satu teman Natalie bernama Tamara. Dia adalah orang yang sering sekali update tentang Nathan dan segala aktivtas Nathan.
"Eh iya gua juga sempet denger gosip itu, tapi katanya itu boong, soalnya Nathan gak minat pacaran," timpal Risya yang juga ikut antusias dengan gosip tersebut.
"Kalau gua si gak tau ya, tapi gua cuma pernah liat aja kalau Nathan sedang ngobrol sama kak Titi," balas Milly.
Ketiga temannya ini benar-benar membuat Natalie makin frustasi. Disaat Natalie sedang berusaha berfokus pada desain busananya, tapi teman-temannya justru membuat semua fokus itu buyar begitu saja.
"Nah iya, katanya lagi--"
"Hallo, semuanya!" sela Natalie yang sudah muak mendengar hal apapun mengenai Nathan.
"Kenapa Nat, lo butuh bantuan?" tanya Risya yang mulai beralih pada Natalie yang sedang menatap mereka dengan tajam sambil memengang pensil ditangan kirinya.
"Bisa gak si sehari aja kalian gausah bahas manusia terkutuk yang satu itu?!" pinta Natalie yang bahkan enggan menyebut namanya.
Ketiga temannya mulai menatap satu sama lain. Mereka tau sekali kalau Natalie paling tidak suka kalau diganggu apalagi kalau dirinya sedang berfokus mengerjakan sesuatu.
"Ck ... sudahlah, gua mau jajan dulu! di sini terus lama-lama sakit kuping gua!" Natalie langsung pergi meninggalkan ruangan.
Natalie tidak pernah semarah itu sebelumnya, terlebih pada ketiga temannya. Tapi ia menjadi seperti sekarang karena terus menerus berurusan dengan Nathan. Sudah seminggu ini mereka kalau bertemu sudah seperti kucing dan anjing. Padahal niat Nathan hanya bercanda pada Natalie, tapi entah mengapa Natalie selalu saja marah dan menganggapnya serius.
Intinya Natalie tidak menyukai Nathan, karena Nathan dirinya selalu saja kehilangan fokus saat mengerjakan desain.
FLASHBACK OFF
Riuna hanya mengangguk saja setelah Natalie menceritakan hal tersebut, baru kali ini Natalie begitu serius membahas tentang seseorang.
"Dan sekarang gua ketemu lagi dengan manusia yang satu itu? rasanya yaampun, dunia itu luas, tapi kenapa dunia gua doang yang terasa sempit?!" Natalie benar-benar sangat frustasi sekali.
Sekarang semuanya ia limpahkan kepada Nathan, karena keberadaan Nathan merupakan salah satu kesialan dalam hidupnya.
Disisi lain. Nathan yang hendak mulai pemotretan, entah mengapa dirinya jadi sering bersin-bersin dan hal itu sangat menganggu sesi pemotretannya.
"Nathan lo kenapa si?" tanya Ridwan sang juru foto.
"Gatau, kayanya gara-gara tadi gua minum es kali jadi pilek," balas Nathan sambil menggambil tisu dan mulai mengelap bagian hidungnya.
"Yaudah break dulu sepuluh menit!" titah Ridwan.
Nathan tidak tidak dengan situasi seperti ini, ia merasa ada yang janggal dengan dirinya, tapi apa?
"Bro tumben lo pilek begini?" tanya Agnar.
"Gatau gua juga, padahal gua sering minum es, tapi kenapa kali ini gua bersin-bersin terus ya?" Nathan sendiri merasa aneh dengan dirinya.
"Kalau kata orang lo terus bersin itu karena ada orang yang terus ngomongin lo," balas Agnar sambil merangkul pundak temannya itu.
"Maklum, orang tampan pasti selalu jadi bahan pembicaraan orang-orang," timpal Nathan yang menanggapi perkataan Agnar sebagai candaa baginya.
Namun walau begitu, Nathan memang merasa tidak nyaman sejak tadi, seperti ada orang yang sedang menjelek-jelekkan dirinya.
Walaupun hanya firasat sesaat, tapi sejak kecil Nathan memang sudah peka terhadap rasa benci seseorang padanya, jadi disaat ada orang yang menjelek-jelekkan dirinya, seketika firarasatnya pasti akan membuat dirinya tidak nyaman seperti saat ini.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top