III
Itu, sebelum Zac terhubung dengan piranti di telingaku.
"Noah, ini Salvator M1, Salvator M1, Salvator M1, apakah terhubung? Ganti."
"Ya, Zac," jawabku.
"Kalian sudah berada di Pelabuhan? Kami segera mendekat dengan hati-hati. Debris-debris sialan ini berbahaya, dan medan gravitasinya begitu kuat."
"Ya, kami berada di Pelabuhan, setelan hazmat lengkap, aku segera meminta Letnan Diamond untuk menyiapkan satu pesawat kecil khusus untuk isolasi kami."
"Diterima, Salvator M1 keluar."
Aku menoleh ke Letnan Diamond, mengangguk dan Letnan Diamond segera menginstruksikan kami--serta para awak di lapis kedua dan pertama untuk mengenakan baju pelindung.
Airlock dibuka, gravitasi buatan mati dan kami melayang melayang. Salvator M1 segera meluncurkan pesawat-pesawat kecil yang mengarah ke Pelabuhan Noah. Pesawat utamanya menjaga jarak dengan kami dan debris-debris yang mampu menghantam pesawat-pesawat itu.
*
"Lalu kami dengan pesawat pengungsian yang berukuran tiga puluh enam meter persegi, bertolak pergi, pelan-pelan dari medan gravitasi yang sangat kuat," ujarnya dihadapan seseorang yang berpakaian serba putih.
"Lalu total korban selamat--"
"Aku tidak menghitungnya secara pasti, Letnan Diamond mengatakan yang berhasil mengungsi sebanyak separuh populasi, tetapi saat pesawat kami meluncur, banyak yang harus gugur karena debris sialan itu."
"Baiklah, lalu jamur itu?"
"Dokter ... Frans," Irina mengeja tulisan kartu nama yang terpasang di saku bajunya, "kau saintis, kau pasti bisa menebak, Noah mengalami kegagalan dalam sistem." Pria yang dipanggil Frans mengangguk.
"Itu artinya tidak ada oksigen, tidak ada oksigen sama dengan tidak ada kehidupan, lagipula, kaki memang membangunkannya dari kematian. Itu kami temukan di Planet yang sepertinya baru saja kehabisan sumber daya pendukungnya." Irina menyeringai. "Lantas kemudian kami justru tertarik ke bintang yang lebih besar, keluar dari orbit dan kehabisan sumber daya pendukung." Irina terkekeh.
"Baiklah, masa karantinamu selesai, sesuai pengakuanmu bahwa virus itu cepat bereaksi, bukan?" Irina mengangguk. "Daaan ... kami tidak menemukan tanda-tanda semacam perilaku hewan rabies selama tujuh hari penuh waktu pesawat." Dokter Frans tersenyum, Irina balas tersenyum.
"Selamat datang di Life Carrier 2: Moses, Irina dan para pengungsi, selamat beristirahat. Lalu aku turut bersedih, karena kita kehilangan saudara saat tragedi itu, teruslah berdoa supaya kita bisa kembali ke rumah." Irina mengangguk, Dokter Frans keluar.
Yah, dia akan terus tetap hidup, demi Ibunya.
Ia tak sabar ingin menginjakkan kaki di Bumi, tempat masa kecil orang tua dan buyut-buyutnya.
[Way Back Home]
---TAMAT---
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top