Tips bikin prolog
Katanya lima halaman pertama dari buku adalah nyawa buku itu sendiri. Pembaca akan menilai cerita kita layak nggak untuk menghabisksn waktunya atau tidak. Waktu itu berharga kan teman. Makanya semua cerita harus dimulai bombastis.
Btw, saya hanyalah seorang penulis amatir yang tidak dikenal. Jadi apa yang saya tulis di sini tak ada maksud untuk menggurui. Hanya ilmu yang saya rangkum dari berbagai sumber untuk memperbaiki diri sendiri. Jika kamu merasa nggak cocok sama tulisan ini, boleh left sekarang.
Bagaimana mengawali sebuah cerita?
1. Bikin prolog cerita yang berbeda dengan cerita yang sudah terkenal. Kamu bisa dicap plagiat sejak halaman pertama.
Ya, ini salah satu kesalahan saya kayaknya pakai prolog yang mirip sama "Orange" dan "Anohana" pas nulis #TiTP menurut beberapa reader, mereka sempat berhenti pada chapter awal karena menganggap saya plagiat. Bahkan ada tuh yang menghujat saya. Semoga hal ini tak terjadi pada kalian ya. 😅😅
Tapi kayaknya prolog time capsul itu bukan hal baru deh. "Summer Breeze" film Indonesia adaptasi dari novel Kak Orizuka tahun 2008 sudah pakai konsep itu. Apa itu berarti Orange niru Summer Breeze? Nggak kan?
Time capsule itu emang hal yang populer di kalangan remaja Jepang sana. Semacam janji buat reuni sama teman lama. Kita sadar saat dewasa kita akan menjadi sosok yang berbeda dan mungkin nggak punya waktu bersama lagi. Makanya, momen pertemuan kembali itu biasanya dinantikan. Time capsul hanya sebuah alasan saja.
Jujur saya akui, saya memang terinspirasi sama dua anime itu, tapi kalau dibaca kelanjutannya, banyak reader mengakui kalau ceritanya jauh berbeda. Hm, apa ini ya yang bikin cerita ini nggak banyak yang baca? 😂😂😂 Tapi mau direvisi gimana saya bingung juga tuh, emang ceritanya begitu.
2. Hindari yang main stream
Cewek yang bangun pagi terlambat. Cowok badboy yang kena hukum gurunya. Ya, itu kayaknya prolog yang pasaran di Indonesia. Ingat nggak sih jaman SD biasanya kita dikasih tugas bikin karangan. Dulu biasanya kita awal dengan kata "Pada suatu hari...." Sekarang, kata "Pada suatu hari" ini, telah menjelma jadi.
Kriiiiing! Beker berbunyi dan aku terlambat pergi ke sekolah.
Atau
"Ra! Bangun! Sampai kapan kamu mau tidur!" Ibu berteriak membangunkan aku. Kutatap jam dinding dan aku terkejut.
"Aku terlambat!"
Hayo, siapa yang masih pakai prolog kayak gini? Saya sih sudah lama nggak. Dulunya iya begitu. 🤣🤣🤣🤣
3. Hindari dialog nggak penting.
Dialog nggak penting, hanya sekedar basa-basi yang nggak menunjukkan maksud apa-apa sebaiknya dihindari. Pastikan setiap kalimat yang terucap dari bibir tokohmu memiliki makna. Misalnya untuk mengembangkan alur atau memperkuat karakter tokohnya.
4. Hindari deskripsi yang panjang kalau itu nggak penting. Sama kayak dialog, segala bentuk deskripsi harus mendukung alur cerita.
5. Hindari typo. Ada beberapa pembaca yang nggak terlalu nyaman sama typo. Saya salah satunya, meskipun saya sendiri hobi typo 😂😂😂😂. Terutama nih huruf besar-huruf kecil dan tanda titik-koma.
Ada seorang pembaca yang komennya di naskah saya mengoreksi typo saja. Saya jadi penasaran apa dia menikmati ceritanya atau tidak. Emang salah saya sih bikin typo. Mau bagaimana lagi, saya manusia, tempatnya salah dan dosa. 🤣🤣🤣
Ada juga seorang editor profesional yangmengatakan pada saya, bahwa beliau menyukai naskah yang rapi dan mengalir. Itu alasan yang dia gunakan untuk menolak tulisan saya yang penuh typo. 😂😂😂😂. Editor lainnya bilang, naskah saya bukan selera dia. Saya berharap hal itu tidak terjadi pada teman-teman.
Ketika saya bekerja jadi editor free lance, saya baru tahu kalau ngedit naskah itu capek. Apalagi kalau ceritanya nggak menarik, sudah begitu penuh typo, diksi diulang-ulang terus. Hayati lelah jadinya. Sekarang saya sadar bahwa kenyamanan bekerja sangat penting bagi editor. Maka mari berupaya agar kita tidak menyusahkan hidupnya. 😅😅😅😅
Kayaknya udah 600 word lebih ya. Banyak juga, stop deh. Dilanjut kapan-kapan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top