Ing Ngarsa Sung Tuladha
(Mohon maaf buat juri, seluruh italic ketinggalan selama proses copy-paste. Maafkan hamba).
Ola, semoga tidak bosan untuk tetap ikut event bulanan, ya. Terimakasih udah mau merelakan waktunya untuk menulis, kalian luar biasa!
Erma Melani – 78
Pertama, ada beberapa hal yang agak annoying dalam cerpen ini. Penggunaan kata-kata kasar yang tidak perlu, dan agak berlebihan. Terlalu banyak serangan kata –nya, padahal ini menggunakan pov 1 yang seharusnya bisa meminimalisir hal itu. Kemudian, gaya bahasa yang berada di ambang antara baku dan tidak baku di narasi maupun dialog, agak mengganggu. Saya mengerti bahwa mungkin aslinya penulis terbiasa menggunakan diksi baku, maka lebih baik tetap menggunakan diksi sendiri, dengan isi cerita yang sama, saya rasa hasilnya akan tetap bagus.
Secara konflik, menurut saya cerpen ini agak kurang show, terlalu banyak tell, sehingga pembaca jadi kurang bisa bersimpati pada tokoh utama. Selain itu, kemunculan Chain sebagai polisi di sebuah sekolah agak gak logis juga, saya enggak tahu apakah memang sengaja dibuat plothole karena mengikuti konsep wattpad cliché, atau emang penulisnya enggak notice aja. Kalau mau dibuat lebih natural, bisa aja buat si Chain ini sebagai kaki tangan polisi, tapi enggak secara langsung jadi polisi karena agak … hnggg.
Konsep event bulanan kali ini memang wattpad cliché, tetapi tetap akan lebih baik menghindari plothole dan tetap mengutamakan kelogisan cerita.
Anyway, terima kasih sudah ikut serta dalam event kali ini. Semoga selanjutnya menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Tak Seindah Kisah Novel Wattpad – 79
Cerpen ini bisa saya baca dengan baik, mudah dimengerti, dan juga sangat natural. Tetapi, kalimat-kalimat dalam cerpen ini kekurangan tanda baca, sehingga membuat pembaca agak ngos-ngosan. Tadinya, saya mengharapkan satu ledakan dari premis klise ini, tetapi tentu saja ekspektasi saya ketinggian. Membaca cerpen ini rasanya seperti membaca cuplikan novel. Seperti terputus di tengah jalan, saya tadinya percaya kalau wattpad saya sedang eror karena cerita hilang sebagian, lalu akhirnya menyadari bahwa endingnya memang seperti itu. Rasanya, kayak udah dapet enam angka keberuntungan, tiba-tiba ada satu angka yang beda sendiri. Secara keseluruhan, lumayan lah ya, walau sebetulnya masih bisa diolah dan dikemas dengan lebih baik lagi.
Terima kasih sudah mengikuti event bulan ini.
Kulkas 1000 Pintu dan Berandalan dari Surga - 85
Sebelumnya, mau bilang, kalau 1000 itu bisa ditulis seribu aja untuk di narasi. Untuk isi cerita, sama kaya cerpen sebelumnya, agak kurang penjedaan antar kalimat, jadi saya bacanya agak ngos-ngosan. Jujur, saya menghilangkan ekspektasi saya sejak membaca kata pertama cerpen ini. Tanpa tedeng aling-aling, langsung main anjing aja. Tetapi, untungnya kata kasar ini enggak berkelanjutan hingga akhir cerita. Sejauh ini, cerpenmu jadi favoritku. Humornya segar, saya lupa kapan terakhir kali saya membaca fiksi dengan diksi yang santai dan menghibur seperti ini. Karena alurnya menyenangkan, saya jadi enggak terlalu banyak protes soal kesalahan-kesalahan teknis di sini. Saya sangat menikmati tulisan ini, walau agak kesal dengan endingnya. Terima kasih juga untuk tokoh Ragil-nya, receh banget, hahaha.
Jembatan Kaya – 75
Aku, anda, saya, kamu, penggunaan kata ganti itu banyak yang tidak konsisten bahkan pada satu orang. Akan lebih baik apabila dibuat sama sampai akhir narasi. Well, saya tidak tahu mana yang benar, antara ekspektasi saya yang ketinggian, atau cerita ini memang masih lumayan mentah untuk dikumpul menjadi satu cerpen utuh. Cerita ini murni hanya seperti cuplikan dari sebuah karya fiksi panjang. Dipaksa menikah, lalu si tokoh lelaki kaya raya ini jatuh cinta, lalu apa? Daripada sampai ke penyelesaian konflik, saya merasa tulisan ini antiklimaks, ditambah gaya penulisan yang terlalu tell, membuat saya tidak mendapatkan kesan apa-apa setelah membaca. Mungkin penulis memang sengaja ingin mengakhirinya di sana, atau mungkin penulis kehabisan ide dan memutuskan untuk mengumpulkan ceritanya bagaimanapun risikonya, yang jelas, ke-klise-an ini terasa tanggung bagi saya. Kalau kamu menulis cerita ini di lapak pribadimu, pembaca mungkin akan menagih ekstra part karena merasa tidak puas dengan akhirnya. Saya tidak bisa menjelaskan bagaimana persisnya, mudah-mudahan menjadi lebih baik lagi di event selanjutnya. Terima kasih sudah ikut serta dalam event bulan ini.
Tidak Biasa – 78
Cerpen ini lucu sih, sebenernya, kalau aja bisa lebih dipertegas di akhir, bagaimana semestinya Naya ke Reksa, dan sebaliknya, atau gimana perasaan Naya ke asdos yang dia temui di akhir. Namun, karena berakhir hanya sampai di sana, sama seperti cerpen sebelumnya, cerpen ini tampak seperti hanya sekadar cuplikan dari satu cerita panjang, yang tidak lengkap bagian pembuka, konflik, puncak konflik, hingga penyelesaiannya. Saya bisa saja kasih nilai yang lebih tinggi dari ini, tetapi saya menemukan beberapa kesalahan yang agak mengganggu di awal.
Tanda baca yang kurang dan tidak tepat, agak sedikit membuat saya terusik dan mengurangi fokus saya dalam membaca cerpen ini. Perhatikan penggunaan bahasa baku dan tidak baku, atau setengah baku, saya melihat inkonsistensi dalam cerpen ini, mungkin bisa jadi pelajaran untuk event selanjutnya.
Bad Habits – 90
Well, haha, goodjob. Ini cerpen pertama yang benar-benar bisa saya nikmati keseluruhan isi ceritanya, menggambarkan bagaimana perilaku menyimpang anak-anak masa kini, tanpa perlu mengetikkan kata kasar berkali-kali. Berbeda dari beberapa cerpen sebelumnya yang tanggung dan seperti cuplikan sepotong novel, cerpen ini utuh dan lengkap. Ada sedikit kesalahan dalam penulisan tata bahasa, dan teknisnya, tetapi sama sekali tidak mengurangi konsentrasi saya dalam membaca. Ada satu hal yang tertinggal dan kurang jelas dalam cerpen ini, yaitu motif Alessa melakukan hal itu kepada Varen, apakah itu murni karena Varen tampan, atau ada keuntungan lain yang didapat oleh Alessa? Hanya itu saja, selebihnya, oke. Terima kasih sudah berpartisipasi dalam event bulan ini.
Jodoh Kakak – 96
Wow. Wow. Wow. Plot Twist! Saya nggak tahu bagaimana harus berkomentar, cerpen ini juara! Saya kehilangan kata ketika mata saya membaca “Baby” pada dialog Regan. Ini benar-benar mengesankan, klise tetapi tetap dikemas dengan cara yang mengejutkan. Terima kasih sudah ikut serta dalam event bulan ini. Saya rasa, tidak ada lagi yang bisa saya komentari, semua kekurangan yang saya temukan di awal, mendadak lenyap dari kepala. Bahkan, di depan pembaca, Alya juga pandang berakting.
Tuan Misterius – 77
Perpindahan dari satu scene, ke scene lain terlalu cepat, sehingga saya dapat merasakan bahwa mungkin cerpen ini ditulis secara terburu-buru. Cara penulis menunjukkan identitas Ren juga terlalu tell sehingga tidak menimbulkan keterkejutan yang berarti. Saya memahami bahwa tokoh perempuan mungkin tidak punya simpati sedikitpun kepada Ren, begitupun sebaliknya, tetapi tentu ada gejolak yang dirasakan oleh Akira, entah itu rasa takut, rasa was-was, terancam, dan sebagainya yang bisa lebih ditampilkan, sehingga pembaca dapat merasakan juga gambaran emosi seorang Akira. Sayangnya, hal-hal itu hanya dijabarkan sekilas saja, sehingga gagal untuk meninggalkan kesan di hati pembaca, khususnya saya. Menurut saya, cerpen-cerpen yang mengambil tema seperti ini harus menonjolkan sisi suasana yang dibangun dalam cerpen, lebih dari sekadar mengetikkan kata-kata takut atau khawatir. Semoga bisa lebih baik di event selanjutnya, terima kasih sudah mengikuti event bulan ini.
Monroe’s Bruises - 85
Deskripsi tokoh seperti, ‘aku badgirl’, ‘rambutku pirang’, dan ciri fisik lainnya agak cringe jika disampaikan langsung oleh si Aku. Daripada terang-terangan menggunakan gaya tell, rasanya akan lebih baik kalau menjelaskannya sedikit-sedikit sepanjang cerita melalui tingkah laku tokoh. Seperti pada cerpen-cerpen di atas, si tokoh tidak secara langsung mengatakan bahwa dia badgirl, tetapi pembaca bisa mendapatkan kesimpulan itu melalui tingkah laku si tokoh sepanjang cerita. Kalau untuk ciri fisik, mungkin akan lebih enak disampaikan melalui dialog daripada terang-terangan menjelaskan di narasi.
Misal, “Kamu tahu, kan, anak sekolah dilarang menggunakan cat rambut?” Hal itu bisa disampaikan sambil lalu sesuai dengan kebutuhan cerita. Kalau memang harus disampaikan, adegan seperti itu bisa diselipkan sedikit, sebelum sampai pada konflik utama. Atau, sekalian saja menggunakan POV 3, agar penulis menjadi lebih leluasa untuk menjabarkan ciri fisik dan sifat tokoh.
Melihat narasi yang ada pada cerpen ini dari awal hingga tengah cerita, saya merasa ingin menyerah saja, karena rasanya terlalu monoton dan sedikit lebay. Namun, saya berubah pikiran setelah identitas si nerd itu terbongkar di depan si Aku, dan setelah paham Monroe yang dimaksud oleh Burhan bukanlah Merilyn Monroe, hahaha. Well, you did a great job. Saya bisa aja kasih nilai lebih tinggi dari ini, seandainya di bagian awal agak dikurangi tell-nya. Overall, saya suka idenya. Terima kasih sudah mengikuti event bulan ini.
Si Yang Tertindas dan Si Kulkas Sultan Tujuh Turunan – 78
Judulnya, please:”)
Sebetulnya, saya selalu suka cerpen yang menggunakan gaya bahasa terjemahan, tetapi secara keseluruhan, penyelesaian konflik di cerita ini agak kurang jelas, ada banyak akibat yang dijelaskan tanpa sebab, sehingga ketika sampai pada kalimat terakhir, rasanya seperti membaca sesuatu yang tidak memiliki akhir. Mengapa si Kakak harus dimasukkan ke dalam cerita kalau pada akhirnya tidak dijelaskan apa peran pentingnya di dalam cerpen itu? Mengapa dia berubah pada adiknya, dan apa yang menyebabkannya suka berbuat onar, dan juga motif Mikaela, apakah ada teman ataukah saudaranya yang juga menjadi korban perundungan? Begitu banyak pertanyaan yang menggantung dan saya tahu tidak akan pernah ada jawabannya, karena cerpen ini sudah berakhir. Tapi, terima kasih sudah ikut serta dalam event bulan ini.
My Life – 84
Marsel, saya kira kamu perempuan! Ini pasti karena penulisnya perempuan, hahaha, eh, betul apa enggak? Kata-kata kasar di cerpen ini, anehnya, tidak mengganggu saya. Karena memang digunakan tepat pada porsinya, tetapi, tetap saja, akan lebih baik jika ditiadakan.
WKWKWKWK, maaf kelepasan:”)
Cerpen ini tuh masih gagal move on kah dari tema out of the box kemarin? Saya kaget tiba-tiba Azazil nongol di cerpen ini. Saya sempat berpikir Revan itu bapak-bapak yang salah minum ramuan sampai balik jadi anak abege lagi, tapi rupanya saya salah. Saya enggak tahu harus komentar bagaimana, terlalu speechless sama Azazil, lmao. Secara keseluruhan, cerpen ini oke, kok. Dari mulai alur, konflik, sampai gaya bahasanya juga sangat bisa dinikmati. Saya terlalu fokus pada ceritanya, sehingga saya pikir tidak menemukan hal yang membuat saya tidak nyaman. Terima kasih sudah menghibur saya dengan kemunculan Azazil ini (Saya suka bercanda sama teman saya soal Azazil, makanya tiba-tiba ngakak tadi pas baca, haha, tapi itu bagus, kok), dan terima kasih sudah ikut serta dalam event kali ini.
Seserpih Cerita Dalam Kisahmu – 83
Sejauh ini, hanya cerpenmu yang sepenuhnya bermain-main pada perasaan. Kamu sepenuhnya menguasai bagaimana cara mengolah kata, agar kata-kata itu memiliki makna yang mendalam, tidak ada satu kata pun yang mubazir atau mengganggu. Juri yang lain sudah menyampaikan komentarnya mengenai tanda baca, dan bagi saya itu sudah cukup untuk mewakili. Saya hampir lupa bahwa yang ramai bertebaran di wattpad bukan hanya CEO kaya dan upik abu, atau badboy/badgirl/nerdgirl, tetapi juga Friendzone. Saya hanya merasa sedih karena dari awal hingga akhir, tidak ada kebahagiaan dalam cerpen ini, bahkan saat kamu menarasikan sedang menghabiskan waktu yang menyenangkan bersama Dodi. Tetapi, terima kasih karena sudah mengikuti event bulan ini.
Legenda Kuno Nomor Tiga Belas - 80
Harus baca komentar dulu baru paham cerpen ini ambil tema apa:')
Jadi enggak seklise kelihatannya karena genrenya fantasi, tapi ini keren. Secara pribadi, saya suka cerpen seperti ini, tetapi sayangnya ini agak tidak terlalu wattpad banget, walaupun mengambil tema anak nerd, justru saya kebawa vibes sekolah sihir dan semacamnya. Agak sedikit melenceng dari apa yang dimaksudkan juri tentang tema klise milik wattpad, tapi pada akhirnya saya mau bilang, terima kasih sudah ikut serta dalam event bulan ini.
Lontar Hambar, Ketidakjelasan Para Nolep - 80
Kurasa seseorang salah paham soal tema Ketua Osis, juga beberapa cerpen di atas yang menyajikan hal yang serupa dengan cerpen ini. Dalam dan penuh makna, tetapi sebenarnya agak melenceng dari tema. Kalau saja bulan ini bukan tema pasaran dari wattpad, saya mungkin akan memberikan nilai yang sangat tinggi untuk cerpen ini. Alih-alih menemukan kisah ketua OSIS yang sempurna dan populer, kamu mengajak pembaca untuk melihat sisi lain dari sekolah, yang justru jauh dari yang biasa ditemukan di wattpad. Kisah-kisah seperti ini lebih original daripada tema pasaran yang dimaksudkan. Jadi, bisa dikatakan cerpen ini kurang bisa masuk ke dalam tema. Tapi, terima kasih karena sudah ikut serta dalam event bulan ini.
Balik Mulih – 89
Untuk diksi, sungguh tidak diragukan, cerpenmu pasti selalu juara. Tetapi, dalam tema yang wattpad banget, diksi dalam cerpen ini agak terlalu beberapa tingkat di atas tema yang dimaksudkan. Saya tidak tahu apakah ini hal yang bagus atau tidak, tetapi secara pribadi, saya sangat menikmati cerpen ini. Kalau saja temanya tidak merujuk pada tulisan-tulisan pasar wattpad, saya akan memberikan nilai yang tinggi untuk cerpen ini. Secara garis besar cerita, iya, tetapi secara diksi, menurut saya ini terlalu original, hanya orang-orang tertentu yang sanggup melahap semua estetika dalam cerpen ini. Tetapi orisinalitas memang sulit untuk diubah, saya memahami itu dan tidak akan memaksakan. Secara keseluruhan, cerpen ini bagus, dan malah terlalu bagus untuk diikutsertakan dalam event bulan ini. Namun, pada akhirnya, saya ingin berterima kasih karena kamu sudah ikut serta dalam event bulan ini!
Hari Evaluasi – 76
Cerpen ini tentang si culun yang sebenarnya menyamar? Tetapi, sungguh, sejak awal membaca, saya hanya merasakan kesombongan dalam diri Ken, kelemahannya hanya tampak dari sudut pandang Deon, tetapi tidak terlalu menonjol dalam cerita ini. Sama seperti cerpen sebelumnya, pemilihan kata dalam cerpen ini juga kurang wattpad banget, cerpen ini malah cenderung ke arah novel-novel yang diterjemahkan dan dipindahkan ke wattpad secara ilegal. Nuansa wattpad banget-nya sangat kurang. Terlebih lagi genre fantasi yang diambil, menyebabkan premis awal si culun yang lemah, itu menjadi agak kurang berdasar. Kecuali jika ada diceritakan tentang si Ken yang selalu gagal dalam ujian, yang selalu ditindas, mungkin masih agak bisa mengena ke tema.
Dalang Kesialan – 92
Ini lucu, sungguh Sasuke membagongkan (sampai ingin pasang stiker pentol hitam ketawa). Cerita ini segar dan bisa dibilang wattpad banget, dan juga menghibur. Ada beberapa kesalahan ketik, yang mungkin sudah ditandai oleh juri lainnya, dan saya rasa itu tidak banyak memberi pengaruh pada keseluruhan isi cerita. So, saya bisa menikmati cerpen ini dengan senang hati. Terima kasih sudah ikut serta dalam event bulan ini. Cerpenmu menjadi penutup yang menyenangkan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top