Ing Madya Mangun Karsa

(Buat juri, maaf yah, kalau ada italic yang ketinggalan. #sungkem).

Halo, semua!
Aku mau apresiasi setinggi-tingginya buat yang udah ngumpulin event bulan ini! Niat hati bikin event mudah, tapi tetap aja susah, yak!
Mohon maaf kalau aku agak blak-blalan, tapi semata-mata biar kita semua bisa sama-sama belajar! Maaciw~

Dalang Kesialan (88)
Terhibur banget bacanya FF Naruto ini, apalagi pernah suka juga, hihi. Alurnya ringan dan cukup simpel, bikin senyam senyum, tapi narasi Naruto terlalu cerewet meskipun lucu. Palingan ada beberapa kalimat tersirat yang agak susah dimengerti sama nyelip POV 3 sekali, sisanya udah oke sih. Wattpad banget: Cowo dingin, ganteng, muka datar pula. Terus ajak pura-pura pacaran biar ga dideketin cewek. Love it!

Hari Evaluasi (74)
Jujur aku kurang menikmati baca ini, karena apa yang disodorkan terlalu tanpa latar belakang, padahal mengangkat dunia supranatural dengan elemen-elemen macam Avatar. Apalagi nama tokoh utama lama banget diungkapnya, sebagai penyuka sebut nama tokoh ketimbang kata ganti, aku jadi agak bias di sini. Terlepas dari ini memenuhi tema atau enggak, ceritanya juga terkesan agak datar, dan tokohnya terlalu dua dimensi. Ketimbang klise Wattpad, ini benar-benar khas komik atau cerita simpel. Adegan pertarungannya juga kurang nendang. Kalau cerpennya dimulai langsung ke perebutan bola mungkin bakal lebih seru alih-alih setengah cerita jelasin kondisi si dia (Ken) yang siap-siap balas dendam dll itu. Twist di akhir malah bikin aku mengernyit, maksudnya apa?

Jangan lupa perhatiin komen in line di cerpen juga, ya. Tetap semangat!

Balik Mulih (87)
Ceritanya bagus banget, sayang kurang nyantol ke tema. Sepertinya aku tahu siapa yang menulis. Rasanya enggak ada typo atau salah tulis, sih. Cuma mungkin jangan terlalu buru-buru di awal pake istilah daerah, enggak semua ngerti. Kalau soal tema sih antara nyambung dan gak nyambung, tapi tetap puas bacanya, hehe.

Lontar Hambar, Ketidakjelasan Para Nolep (73)
Oke, aku simpulkan cerita ini seperti judulnya: ketidakjelasan. Karena aku sama sekali tidak tercerahkan setelah membaca cerpen ini. Terlalu banyak kata kiasan yang alih-alih mempercantik narasi, malah bikin bingung. Atau aku saja yang terlalu serius? Adegan buru-buru ngerjain soal ujian di awal sangat tidak penting, pun adegan ditanyain dan lari ke entah kemana, yang ternyata ruang peristirahatan tukang kebun. Lalu aku menerka dia bernostalgia saat pertama berinteraksi dengan Lontar dan jujur saja baru di sana ceritanya punya kendali. Tapi ending-nya lah yang benar-benar membawaku ke kegelapan tak berujung.

Legenda Kuno Nomor Tiga Belas (80)
Aku agak mixed feelings sama cerita ini. Bagus dan akhirnya aku tahu maksudnya apa. Petunjuk-petunjuk yang disebar selama cerita ini sayangnya seolah jadi adegan yang tidak penting. Aku rasa kalo cerita ini disajikan dari sudut padang Ella saja, dan dia bisa ceritain dalam narasi baaimana dia mencium bau amis, atau jus apel busuk, atau apalah itu, bakal lebih efektif ketimbang disajikan jadi adegan-adegan terpisah yang jujur aku sama sekali ga bisa bayangkan adegannya. Perpindahan sudut pandang kurang mulus, dan apa yang terjadi dengan Leon yang mau mutusin Ella setelah beberapa bulan? Dia udah suka aja gitu sama Ella? Kenapa Ella aneh? Anehnya apa? Karna dia blak-blakan atau apa? Cerita ini karna dibawa pake sudut pandang ketiga serba tahu malah jadi menggantung dan banyak pertanyaan yang engga terjawab. Kalau gitu, sejak awal enggak usah eksplor perasaan mereka dulu kalau ga penting. Gimana ya, ini kaya mau mencangkul gitu, tapi setengah-setengah, malah ga jadi dan tananhnya jomplang.

Seserpih Cerita dalam Kisahmu (73)
Niat hati baca dua-tiga cerpen sebelum belajar ujian, cerpen ini malah menghabiskan waktu aku setengah jam :) banyak banget kesalahan-kesalahan kecil yang mengganggu. Semoga penulis ini baca dan memahami saran-saranku, dan kalau aku salah bisa beri tahu saja. Dipelajari dan pahami, lalu terapkan di event bulan depan. Aku cuma mau anak-anak Montaks meningkat skill-nya, itulah tujuan event bulanan. Aku ga bakal ngulang keluhanku di komen, baca saja, ya.

Buat ceritnya udah lumayan Wattpad, wkwk. Kasian sekali cinta bertepuk sebelah tangan. Terlalu panjang, tapi aku rasa ini beneran panjang buat jadi cerpen tapi aku enggak terlalu keberatan somehow. Kesimpulannya, ceritanya bagus dan meskipun banyak isinya, enggak bikin sumpek karena kepanjangan gitu loh. Tinggal teknis aja yang ditingkatin. Semangat!

My Life (80)
Oke, ini ceritanya di awal udah bagus. Aku bertanya-tanya kira-kira apa yang disembunyikam Revan, dan jujur aku enggak puas sama ending-nya. Oke, selain penggunaan kata koma, secara teknis udah bagus. Tapi gini, aku bakal jabarin kenapa cerita ini kurang memuaskan buat aku. Pertama, Marsel awalnya fokus ceritain tentang Revan alih-alih hidupnya sendiri, aku ga tau kenapa judulnya malah "My Life" sedangkan ceritanya fokus pada hidup dia di sekolah dan Revan. Kedua, sama sekali gak ada tanda-tanda kalau motif Marsel selamatin Revan karna neneknya. Ini pasti bagus kalau nenek udah dibawa-bawa dari awal, bukan sekonyong-konyong muncul di seperempat akhir cerita. Ketiga, tidak ada jawaban mengapa Revan or Azazil atau siapa pun, perlu menyamar jadi orang culun WIBU. Apa cuma buat menjemput Marsel? Kalau iya, itu pun gak keliatan. Lebih masuk akal kalau ternyata Revan seperti cerita klise lain, adalah orang kuat juara karate atau anak orang kaya. Bukan mendadak banting stir ini cerita jadi fantasi paranormal. Dari awal dunia slice of life anak SMA dan masalah perundungan ini sudah sangat relate, kenapa tiba-tiba dibawa ke arah yang enggak terduga?

Si Yang Tertindas dan Si Kulkas Sultan Tujuh Turunan (79)
Pertama, aku mau komen penulisan judulnya salah. Harusnya "yang" itu kecil. Kedua, ceritanya udah lumayan oke dari segi teknis, beberapa saran perbaikan ada di komen. Sekarang soal ceritanya. Aku mau bilang, cerita ini bakal lebih padat dan jelas jika tidak memasukkan abangnya. Judulnya bicarain si Kulkas, tapi Kulkas tidak muncul sampai seperempat akhir cerita. Oke, dia emang suka nyelamatin, tapi sekuper apa Irine gak kenal sama Mikaela tapi kenal sama Renata? Harusnya adegan dia diselamatkan lebih dieksplor, dan serius deh, ada dan engga ada abangnya itu gak ngaruh ke cerita, cuma panjang-panjangin cerita aja. Alhasilkan ya itu, ceritanya jadi kurang klimaks. Sama ini sih, kayanya mau dia di sekolah yang bisa bikin ramuan atau enggak, juga gak ngaruh. Malah bikin ceritanya makin berlubang karna itu cuma jadi tempelan buat bikin cerita ini punya latar sekolah yang beda. Kenapa Irine gak nyoba bikin ramuan yang bikin tambah kuat, atau buat kerjain Renata balik? Ramuan cuma disinggung di awal dan udah, selesai, gitu aja. Cerita ini terlalu melebar ke mana-mana.

Monroe's Bruises (87)
Oke, aku suka cerita ini. Emang Wattpad banget dengan segala keklisean dan ke-tidak-masuk-akal-an cerita Wattpad. Emang enggak mulus, dan ada beberapa adegan enggak perlu, tapi sebenarnya ceritanya udah lumayan padet. Hmm, mungkin karna Jess ini narasinya lumayan menghibur, wkwk. Mungkin lain kali dialognya lebih diperhatikan, apa benar ada orang ngomong kaya gitu? Itu aja sih, sisanya penggunaan italik dan tanda koma. Aku lumayan puas sama sisanya, wkwkwk.

Tuan Misterius (78)
Terlepas dari penggunaan koma yang minim, bikin aku ngos-ngosan dan enggak nyaman bacanya, sebenarnya cerita ini bagus, sih. Ren emang tipikal psikopat serem banget, asli. Cuma endingnya jujur, gantung! Terlalu gantung! Aku menunggu konklusi dari kisah Akira, apakah dia berhasil kabur bawa uang Ren dan berhasil hidup normal? Atau dia menyerahkan diri ke polisi? Atau apa? Ini bukan open ending, ini mah gantung kalo kataku.

Jodoh Kakak (89)
Selain menggunakan predikat di awal kalimat, sebenarnya penulisan dan lain-lainnya udah oke. Sama lupa pake italik buat kata asing, juga udah bagus pembawaannya. Dari perjodohan enggak masuk akal, jadi sebuah twist yang keren. Aku mungkin enggak bakal banyak komen. Iya, ini udah bagus dan padat tanpa bertele-tele. Jadi penasaran, apakah Regan pacar yang sama yang enggak mau ditemui ortunya itu?

Bad Habits (90)
Ternyata makin ke atas, ceritanya makin bagus-bagus! Untung aku baca dari bawah  wkwk. Ini emang ala Wattpad tapi lebih logis. Seperti nasib dijauhi orang-orang sekitar karna pacaran sama bad girl, terus gimana si bad girl ya gak bakalan berubah semudah itu, dan dia sebagai ketos juga berusaha tetap rasional. Aku tau sebagai kakak dia pasti frustrasi karna gak bisa nolong adeknya. Sampai ending balas dendam yang bikin aku puas, heh, rasain tuh! Wkwkwk.

Tidak Biasa (81)
Ceritanya juga enggak biasa kayak judulnya, hehe. Menghibur, sih, dengan bahasa santai bahkan di narasi. Tapi dialog-dialog yang muncul entah dari mana itu ganggu banget. Ada pula yang bikin bingung. Tapi aku simpulin Naya sama Reksa ini aslinya saling suka, tapi Naya keburu kesengsem sama si asdos, ya? Napa ending-nya gitu banget, sih. Gantung gitu, ga tau itu nyeletuknya kapan dan gimana.

Jembatan Kaya (77)
Sebenarnya cerita ini justru bagus dari sisi isinya, ya. Jujur aku suka ceritanya. Iya, inti sari ceritanya dan akhirnya juga. Tapi sepertinya penulis masih suka pusing dalam penempatan kata-kata. Kalau memang sulit pakai kiasan untuk menghias narasi, lebih baik langsung sampaikan saja dengan gamblang daripada gagal. Dan aku enggak mau protes sama pemilihan label cerita yang tidak bisa dibaca semua orang, tapi aku yakin kalau bisa dibuat aman, kenapa tidak? Adegan itu cukup sensitif meskipun tidak jadi, enggak semua orang bisa nyaman bacanya, plus aku yakin enggak semua anak Montaks bisa baca. Jadi aku sarankan kebijakan penulis juga.

Kulkas 1000 Pintu dan Berandalan dari Surga (76)
Ini menghibur, sih. Jujur. Wkwkwkwk. Tapi ya itu, strukturnya masih berantakan, peletakan dialog dan keterangannya. Semoga di event depan bisa diperbaiki. Kayanya juga bakal lebih enak kalau ambil satu sudut pandang aja, tapi begini udah lumayan, cuma adegan guru KKN itu agak enggak perlu. Apalagi ya, yang mau dikomen? Udah, itu aja, sih. Soal ke-Wattpad-an mah, udah TOP banget meskipun ending-nya agak ngagetin.

Tak Seindah Kisah Novel Wattpad (79)
Ini, udah gitu aja? Enggak ada konklusi sama sekali, enggak ada ending. Mendadak di-cut. Paling engga, kasi tau itu Nabila bakal tetap enggak menyerah atau gimana. Meskipun aku setuju sama nasihat di akhir, dan perpindahan sudut pandangnya lumayan mulus, tapi kaya kurang nendang? But aku suka sih, dibawa ke kenyataan. Padahal sih, kenyataannya jarang banget cowok yang bisa bener-bener pendiam. Pasti ada temennya.

Erma Melani (75)
Ceritanya menarik dan mind blowing, sayang kebanyak tell dan narasi aja, enggak ada show sama sekali. Terkesan buru-buru mau sampein apa yang terjadi. Menurutku adegan awal melawang geng Ijo itu enggak perlu, cukup mulai dari dia menyelamatkan Chain aja. Jujur karena pakai POV 1 "gue", alhasil jadi nyelip kalimat atau kata baku, yang bikin jadi aneh. Dialognya juga gitu. Mestinya kalau pakai narasi jenis ini, coba diucapkan berkali-kali, udah cocok atau belum. Soal tema nyantol sekali. Tapi kan tema buat isi cerita, jangan sampai penulisannya ikut-ikutan juga, dong....

Oke deh, itu saja dari aku! Semoga bulan depan makin cantip-cantip! Maaf dan terima kasih!

Salam, Juri Maret ;)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top