Markas Rahasia
Pagi hari pun datang. Aya masih diam membeku memandang secarik kertas yang dia dapatkan tadi malam. Dia tak menyangka bahwa KuroNeko telah kembali, tapi yang membuatnya bingung adalah kenapa selalu Aya yang diberi tahu tentang apa yang akan KuroNeko itu lakukan. Bahkan dulu dia pernah mendapat surat cinta dari nya.
Aya menggelengkan kepalanya untuk menepis semua pemikiran yang ada didalam kepalanya. Dia menaruh surat itu didalam sebuah kotak bersama semua surat yang pernah diberikan kepada nya. Aya merapikan rambutnya dan bergegas turun untuk melakukan kegiatan paginya. Suasana rumah sangat sepi karena jam masih menunjukkan pukul tiga pagi.
'Huh, masih terlalu pagi lebih baik aku nonton tv dulu.' batinnya sambil menuju ke ruang tv. Alangkah terkejutnya saat dia melihat ada seseorang yang sedang berada di sofa. Dengan langkah pelan dia mendekati sosok itu dan kemudian terkejut melihat siapa yang ada disofa. Itu adalah Rei yang sedang tertidur disana.
'Ternyata Rei. Eh dia imut juga kalau lagi tidur.' batin Aya.
Pandangan Aya tertuju pada kucing hitam yang sedang tidur bersama Rei. Melihat kucing itu, tangan Aya langsung merasa gatal ingin mengelusnya. Dengan perlahan dia mencoba memegang kucing itu tanpa membangunkan Rei. Belum sempat tangannya mencapai kucing itu Rei terbangun. Melihat Rei yang mulai membuka matanya Aya langsung mundur beberapa langkah.
"R-rei, maaf kalau aku membangunkan mu!" kata Aya dengan suara terkejut.
"Tidak apa-apa, aku memang sudah bangun."
Aya merasa sangat canggung kerena kejadian tadi. Dia melihat Rei yang sedang menguap lalu mengelus kucing yang ada disebelahnya. Tanpa pikir panjang Aya ikut mengelus kucing itu. "Ini adalah kucingku, namanya Zero. Aku tak tega meninggalkanya sendirian dirumah makanya aku bawa kemari." kata Rei.
"Jadi itu alasanmu pergi kemarin malam. Tapi bagaimana kamu bisa masuk rumah, kan setiap jam sepuluh malam rumahku akan terkunci secara otomatis?" tanya Aya sambil menatap rei
"Ya memang aku awalnya gak bisa masuk. Tapi waktu itu Yurina-san masih belum tidur dan membukakan pintunya." jawab Rei
Mereka asyik mengelus Zero dan membuat Vera cemburu, kucing putih itu memanjat tubuh Aya untuk mendapatkan perhatian. Melihat kelakuan kucingnya itu, Aya langsung memangku Vera.
"Oh ya, kenalkan Rei ini kucing peliharaanku, Vera." melihat Aya dan Vera membuat Rei cekikikan, hal itu membuat Aya merasa bingung. "Ada apa, kenapa kau tertawa Rei?"
"Maaf, tapi kalian mirip banget warna rambutmu dan bulu Vera sama banget." Rei pun semakin tak bisa menahan tawanya. "Kau sendiri sama warna rambutnya dengan Zero."
Mereka menghabiskan waktu bermain bersama kucing mereka. Jam menunjuk pada angka lima semua orang masih belum bangun kecuali Yurina disusul dengan Haru yang terbangun karena mimpi seram, yaitu mimpi dikejar ilmuan otak.
Haru terlihat takut sehingga tidak berani tidur dan memilih duduk disofa bersama Aya dan Rei. Tak berselang lama Niji sudah bangun namun dia masih setengah tidur dan duduk disamping Rei, sifat usil Aya pun datang dia menaruh Vera dan Zero dipunggung dan kepala Niji. Merasa ada sesuatu dipunggungnya, Niji membuka mata dan terkejut ternyata itu adalah kucing. Niji sangat ketakutan karena dia fobia terhadap kucing. Dia pun berlari kedapur dan bersembunyi di bawah meja dapur sambil mengucapkan doa-doa seakan dia telah melihat hantu. Sementara Aya, Rei dan Haru tertawa melihat tingkah Niji
Waktu terus berlalu, sekarang sudah jam tujuh semua orang sedang sibuk dengan sarapan masing-masing. Haru terlihat tidak terlalu memiliki nafsu makan, karena salah satu menu makanannya adalah otak sapi yang diiris tipis dan dibalut tepung dengan saos lezat buatan Yurina. "Kalian boleh tinggal lebih lama lagi disini. Karena Aya-sama terkadang selalu kesepian kalau sedang sendiri." kata Yurina membuka pembicaraan.
"Terima kasih, maaf merepotkan." kata Ryuto mewakili semua temannya.
Mereka menyelesainkan sarapan dan mulai berdiskusi tentang KuroNeko. Mereka sepakat membuat organisasi agen detektif kecil untuk menyelidiki KuroNeko dengan dipimpin oleh Ryuto dan wakilnya Aya. Mereka mulai merencanakan dimana markas mereka.
"Menurut kalian dimana tempat yang bagus sebagai markas?" (Ryuto)
"Sebaiknya kita cari tempat yang aman dan tidak mencurigakan." (Karin)
"Memangnya Ada tempat seperti itu disini?" (Niji)
"Ada kok, ayo ikut aku." (Aya)
Semuanya pergi mengikuti Aya hingga keluar rumah dan ke halaman belakang, dan melewati taman labirin. Mereka berputar-putar dilabirin sangat lama."Aya kita hanya berputar saja. Kita tersesat kau mempermainkan kami ya." kata Haru sambil menarik tangan Aya. Aya nelepaskan tangannya dari genggaman Haru. "Tenang sebentar lagi kita sampai." kata Aya sambil tersenyum. Mereka terus berjalan mengikuti Aya. Tak berselang lama Aya berhenti di depan Patung berbentuk hati dan dikelilingi bunga-bunga. Aya menekan ukiran bunga lycoris pada patung dan seketika sebuah jalan rahasia menuju bawah tanah terbuka. Semua orang kecuali Aya tercengang melihatnya. Bahkan Karin juga ikut kaget "Kita sudah sampai ayo masuk." mereka masuk bersama Aya ke dalam ruangan rahasia itu. Pintu masuknya mulai tertutup dan lampu yang ada diruangan itu mulai menyalah
"Baiklah semuanya selamat datang di markas rahasia kita!! Semua yang kita butuhkan lengkap disini. Computer, WLAN lancar, meja tempat rapat, layar monitor, kamar mandi, dapur, cemilan+minuman, peralatan robotik... Dll" (Aya)
"Tapi bagaimana bisa ada ruangan seperti ini dirumah kita?" (karin)
"Apa Karin-ane lupa inikan tempat bermain kita dulu. Apa karena terlalu sering kamu baca novel hingga lupa." (Aya)
"I-itu, um lupakan saja." kata Karin dengan wajah merah.
"Apa tempat seperti ini tidak akan mencurigakan?" (Rei)
"Tenang saja, karena kita akan terlihat seokah sedang bermain permainan labirin, dan ada semacan pelindung hologram disini jadi aman." jelas Aya.
"Baiklah sekarang kita mulai mencari nama yang cocok untuk organisasi detektif kita." (Ryuto)
"Bagaimana kalau Lycoris." (Rei)
"Tapi bukannya bunga Lycoris melambangkan kematian." (Niji)
"Kemungkinan besar kasus kita adalah pembunuhan, jadi kita akan menjadi kematian bagi para penjahat itu. Dan juga tempat ini namanya 'Benteng Lycoris." katq Rei sambil melihat ke atas.
Semuanya ikut melihat keatas dan mereka merasa aneh karena terdapat ukiran bunga Lycoris dengan tulisan besar yang bertuliskan 'Benteng Lycoris'. Mereka pun sweatdrop setelah melihatnya dan mengambil satu kesimpulan bahwa Aya yang memberi nama Markas ini, karena cuman dia yang terseyum bangga.
Mereka mulai melihat-lihat sekeliling markas. Haru sedang berkeliling di dapur, dia terkejut melihat peralatan makan disana. 'Ya ampun, mewah banget.' batinnya. Mereka menetapkan tempat itu sebagai tempat basis organisasi detektif mereka.
Namun masih ada satu hal yang Aya takutkan, tentang surat yang dia dapat kemarin malam. Tak tau apa yang harus dilakukannya dia hanya bisa menghelan nafas berat. Karin melihat Aya sedikit gelisa langsung menghampirinya. Dia tau bahwa Aya sedang menyembunyikan sesuatu dari yang lain.
"Ada masalah, kau terlihat gelisah dan cemas?"(Karin)
Aya tidak menjawab dia hanya menggelengkan kepalanya saja. Hal itu semakin membuat Karin yakin kalau Aya memang nenyembunyikan sesuatu.
" Aya, tolong kasih tau padaku. Apa kau lupa janji kita?" (Karin)
"Hm, Aku tidak lupa." Aya mengingat kalau saat kecil dia dan Karin berjanji bahwa mereka tidak akan menyimpan rahasia atau masalahnya sendiri.
Aya memasukkan tangan kesaku jaketnya dan mengambil sesuatu. Dia menyerahkan benda yang berupa kertas itu kepada Karin. Karin yang melihat Aya menyerahkan sebuah kertas langsung mengambil dan membaca kertas itu. Dia terkejut dan langsung memanggil semua teman-teman untuk berunding mengenai apa yang dituliskan disurat itu.
'Merahnya, merahnya, merahnya, bergoyang.'(Suara ponsel)
"Hallo, ada apa?" (...)
'Apa kau masih ada bersama mereka?'(Suara seseorang dari ponsel)
"Ya" (...)
'Bagus ikuti mereka terus, sisanya serahkan padaku, dan jangan sampai gadis berambut putih bernama Aya itu terluka'
"Baiklah." (...)
'Dan... Selamat bersenang-senang nanti malam. '
"Tentu saja." (...)
Orang itu menutup ponselnya dan menaruhnya disaku. Sepertinya dia sudah tak sabar untuk rencana besar nanti malam. Dia pun ikut berkumpul bersama yang lain.
°•°Bersambung~
Maaf kalau hiatus lama soalnya aku lagi kekurangan ide dan banyak tekanan yang terjadi. Jadi semoga kalian suka ceritanya
See you next chapter
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top