1

Assalamualaikum wr wb ...

Halooooo pa kabar sobat2ku😍, aku hadir lagi dengan cerita baru ya. Bukan maksud mengabaikan cerita lama hanya saja setelah hiatus hampir setahun or lebih aku lupaaa🙈  sampe

otakku benar-benar buntu buat ngelanjutin yang lain. Aku udah usahain tapi tulisanku jadi kaku dan terkesan sangat memaksakan.

Karena itulah aku hadir dengan cerita baru untuk melatih otakku berpikir dan melemaskan kembali jari jemari ini, sambil berharap di tengah jalan nanti ada ide-ide seru buat cerita lainnya🤗

Btw, aku hiatus karena kemarin dalam kondisi hamil dan mengalami ngidam parah tapi alhamdulillah putraku telah lahir dengan selamat😍 berkat doa-doa sobat semua. Terima kasih banyak ya 😘🙏

Semoga kalian suka dengan cerita baruku ini dan jangan lupa vomennya yah 😉 biar daku semakin semangatz nulisnya 😘

Lup yuh 😘
.
.
.
.
.
.
.
.

Cinta datang begitu saja kepada siapa yang dikehendakinya. Tidak peduli apakah itu benar atau salah. Namun kita bisa memilih apakah cinta itu layak untuk diperjuangkan, atau hanya ada dalam angan.

Dialah lelaki pertama yang mampu membuat jantungku berdegup kencang hanya dengan mendengar langkah kakinya.

Dialah lelaki pertama yang mampu membuatku tersenyum hanya dengan membayangkan wajahnya.

Dialah lelaki pertama yang membuatku tidak sabar menanti pagi.

Lelaki itu dengan tubuh atletisnya terlihat begitu menawan dibalik jas mahal yang menutupi tubuhnya. Kulitnya sedikit kecoklatan karena dari yang kuperhatikan dia gemar berolahraga sepeda diakhir pekan.

Tatapan matanya...

Tatapannya tajam seperti elang, seolah menelanjangi pikiran lawan bicaranya. Aku bahkan tidak berani menatapnya lebih dari lima menit. Aku takut dia akan begitu mudah melihat rasa yang tersembunyi dihatiku untuknya.

Rasanya aku seperti orang gila jika sudah menyangkut dirinya. Aku mengawasinya diam-diam dari balik jendelaku. Kamarku terletak di lantai dua dan menghadap ke arah halamannya. Yah, lelaki itu adalah tetanggaku. Dia dan keluarganya pindah sejak tiga bulan yang lalu.

Dan sejak saat itulah aku mulai mengawasinya. Seperti ketika ia menyiram tanaman setiap pagi. Ketika dia hanya dengan menggunakan kaos tanpa lengan mencuci mobilnya di minggu pagi yang cerah.

Seperti pagi ini, ketika alarmku berbunyi jam tujuh pagi aku tersentak bangun dan segera turun dari kasur empukku. Karena tergesa-gesa aku tidak memperhatikan langkahku hingga kakiku terbelit selimut, membuatku terjatuh ke lantai dengan suara berdebum yang cukup besar.

"Amna, kamu baik-baik saja?"

Terdengar suara mama menanyakan keadaanku dari balik pintu. Sepertinya beliau baru selesai membangunkan kakakku yang super malas itu.

"Ya ma, aku baik-baik saja." Jawabku sambil berteriak. Entah mama mendengarnya atau tidak karena wajahku tertutup selimut seluruhnya.

"Kunci mobilku sepertinya tertinggal didalam..."

"Biar aku yang ambilkan..."

Samar aku mendengar percakapan mereka. 'Oh gawat.' pikirku cepat. Dia sudah mau berangkat kerja. Aku segera melepaskan tubuhku dari belitan selimut berwarna biru dengan gambar doraemon kesukaanku. Setelah terlepas, aku segera menyibak sedikit gorden jendelaku, hanya sedikit celah cukup untuk melihat lelaki tampan penghuni relung hati dan otakku selama tiga bulan ini.

"Oh my lord, dia tampan sekali." Ucapku penuh kekaguman.

"Ini tas kerjanya, jangan lupa makan siang ya mas."

"Iya sayang jangan khawatir, kamu juga jangan telat makan. Jangan mengerjakan pekerjaan rumah terlalu banyak, biar bibi yang mengerjakannya." Ucap laki-laki itu sembari mengusap lembut rambut wanita dihadapannya.

"Manis sekali..." gumamku.

Aku bisa melihat dan mendengar apa yang tetanggaku itu lakukan karena rumah kami hanya terhalang oleh tanaman hijau sebagai pagar, tingginyapun hanya setinggi pinggangku.

"Aku berangkat." Laki-laki itu mencium kening istrinya setelah istrinya mencium punggung tangannya. Lalu dengan gagahnya ia masuk ke dalam mobil mewah berwarna hitam dan aku terus melihatnya hingga mobil itu menghilang dari pandanganku.

Setelah itu, kualihkan pandanganku pada wanita cantik dan sholeha yang baru saja mendapat ciuman manis dikeningnya itu bersama seorang bocah berusia lima tahun. Bocah itu mengenakan seragam sekolah sebuah taman kanak-kanak swasta yang cukup elit disini.

Ya, laki-laki yang kukagumi adalah suami dari wanita itu dan ayah dari bocah tampan nan lucu itu. Aku melihat senyum bahagia diwajah keduanya sebelum mereka masuk ke dalam mobil berwarna putih dan meninggalkan pekarangan rumah.

Ya, aku mencintai tetanggaku, lelaki yang telah beristri dan memiliki seorang anak. Aku tahu ini salah, tapi aku tidak kuasa menahan apalagi melepas rasa ini begitu saja. Jadi, sementara ini aku memilih untuk mencintainya dalam diam. Membiarkan rasa ini tumbuh hingga batas yang ia miliki.

"Amna, kamu sudah siap belum? Bukannya hari ini hari pertama kamu ujian?" Suara mama dan suara gedoran pintu kamar terdengar sama kerasnya, lalu tidak lama akupun tersentak kaget.

'Ujian?'

"Mampus kamu Amna." Seruku sembari memukul keningku dan aku segera berlari menuju kamar mandi.

Tbc

Next?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top