entry no.03: cokelat hitam di hari putih

[case: Yeon Hajun/Ageha Ruruka (OC)]

Disclaimer:
Paradox Live merupakan karya Avex Pictures dan GCREST. Tidak ada keuntungan materiel apapun yang didapatkan dari penulisan fanfiksi ini.

!!! Contains harshwords !!!

.

"... apa ini?"

"Aku tidak tahu bahwa kau sebodoh itu."

"Eng, cokelat?"

"Nah, anak pintar."

Katakanlah Ruruka sedang menahan diri untuk tidak melemparkan pemberian Hajun ini tepat di wajahnya. Ia benar-benar berbaik hati tidak merusak wajah rupawan sang pemuda dengan mengingat pekerjaannya sebagai model dan masih merasa enggan untuk menghancurkan usaha keras seseorang. Maka dari itu, Ruruka berakhir dengan menghela napas, diam-diam mempertanyakan pilihannya untuk bersama orang bermulut sialan.

Meskipun, bukan berarti gadis itu berminat untuk memutuskan hubungan, sih.

"Baiklah. Ini cokelat." Ruruka menekankan kata-katanya. "Untuk White Day? Eng, oke? Terima kasih? Eh?"

"Wah, ternyata kau sungguhan menjadi bodoh."

Ruruka hanya dapat terbengong ria oleh tindak-tanduk sang pemuda. "Aku tidak memberikanmu cokelat pada Valentine lalu."

"Maaf, tetapi aku sudah cukup dengan cokelat." Hajun mendengkus, selagi Ruruka mengingat-ingat keseharian sosok di hadapannya ini yang cukup ketat akan makanan dan olahraga. "Tidak ada salahnya untuk memberikan hadiah kepada pacarku sendiri, bukan?"

Tidak. Ruruka hanya tidak terbiasa melihat sisi sentimental seorang Yeon Hajun. Diam-diam, netranya menekuri kotak tersebut. Cokelat, menyamai isinya, dengan tutup bening, sehingga Ruruka bisa melihat ke dalamnya. Ia tidak pernah meragukan kemampuan Hajun dalam memasak, jadi tidak mengejutkan bahwa hasilnya terlihat begitu apik. Akhirnya, gadis itu berucap lambat dengan lebih tulus, "... terima kasih banyak."

Aku jadi merasa bersalah.

"Jangan merasa bersalah."

Mendapati Hajun seolah baru saja membaca pikirannya, Ruruka spontan gelagapan. "Hah? Apanya?"

"Kau payah dalam berbohong, jadi percuma saja." Pemuda itu mengacak-acak rambutnya. Ah, mari sejenak bersyukur Ruruka tidak memakai topinya hari ini. "Anggap itu hadiah terima kasih. Tidak perlu memikirkan bagaimana kau membalasnya karena kau sudah membalasnya."

"Oh ...? Oke?"

"Kau tidak mengerti, ya?"

"Yah, mungkin separuh mengerti, separuh tidak?"

Hajun menghela napas lelah. "Terserahmu sajalah. Aku hanya berniat memberimu itu. Sampai jumpa lagi."

"Ah, hati-hatiii!" Tidak berpikir terlalu keras akan kata-kata yang baru dilontarkan, Ruruka hanya melambai-lambaikan tangan sebagai bentuk pamitan. Lantas, gadis itu kembali melongo sendiri memperhatikan kotak cokelat tersebut. Menyadari Hajun sudah menghilang dari sudut pandangan, ia membuka tutupnya. Bau manis segera mampir menuju indra penciuman. Satu bongkah cokelat menjadi peresmian olehnya untuk mencicip.

"Oh, cokelat hitam. Seperti Hajun sekali, ya."

Cokelat hitam di Hari Putih. Ruruka tertawa kecil. Sesekali mendapat hadiah sepertinya tidak buruk. Apalagi cokelat gratisan.

Terima kasih .... Aku yang lebih membutuhkan untuk mengucap hal itu, sih, tetapi sama-sama. Selamat Hari Putih, Hajun.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top