Epilog
Jakarta, Minggu keempat Januari 2022
Seorang wanita bermata sipit, rambutnya cokelat dan panjang sedang minum di tepi kolam, sementara pelatihnya memarahinya karena gaya renangnya buruk.
"Kamu kalau renang yang benar dong! Saya capek ngajarin kamu!"
"Iya, aku minum dulu, nanti lanjut lagi!"
"Emang kamu gak bisa renang kali, saya jadi putus asa," keluh pelatihnya
"Lo ngajarin sidat listrik berenang?"
"Maksudnya?"
Mata wanita itu berubah, ia berdiri dan melempar ice lemon teanya ke kolam, ia menatap pelatihnya, matanya berubah, lalu didorongnya pelatihnya yang berbadan six pack itu. Pelatihnya berteriak kaget, wanita itu loncat dan berubah menjadi sidat listrik, di dalam kolam pelatihnya berusaha keluar dari kolam tapi kakiknya ditarik oleh mulut sidat listrik.
Aliran listrik menjalar di kakinya, sendi-sendinya tersetrum, pria itu meminta tolong tetapi tubuhnya terbakar karena listrik dari mulut sidat itu.
Sidat listrik itu keluar dari kolam berubah lagi menjadi sosok cantik, ia kemudian ke ruang ganti, ketika ia hendak mengambil baju tiba-tiba sebuah ponselnya berdering, nama sahabatnya muncul.
"Halo, Arlin, kenapa?"
"Si Ayu, dia gagalin usaha gue terus, untungnya gue udah bunuh sasaran-sasaran utama gue. Tinggal yang gue belum dapetin, harta mereka. Lo mau bantuin ga, Chel?"
"Oke,"
"Ketemuan di restoran tempat biasa kita makan,"
Rachel lalu menutup telepon dari Arlin lalu bergegas berganti pakaian.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top