Chapter 8: Patukkan Ayu
Jihan masuk ke dalam kamar rawat anaknya, pintu perlahan ia buka, ia pandangi anaknya sedang tidur di ranjang rumah sakit. Matanya basah mengeluarkan tetes air mata, mulutnya tak bisa berbicara.
"Sayang, kita makan dulu yuk," ucap Riko.
Jihan menganggukkan kepalanya, Riko menggandeng tangan Jihan, mereka berdua keluar ke kantin rumah sakit. "Kamu mau makan apa?" tanya Riko, Jihan sedikit tertunduk diam.
"Nasi sama ayam goreng aja," jawab Jihan.
Riko memanggil salah satu pelayan lalu seorang pelayan datang, mereka berdua memesan makanan, Riko memesan spaghetti dan juga hamburger. Ketika pelayan pergi, Riko memegang tangan Jihan, wanita yang duduk di sebelahnya menoleh dan sedikit tersenyum.
Riko mencium pipi Jihan, remaja itu memeluk wanita di sebelahnya, dri kejauhan, di pintu masuk kantin rumah sakit, Zahra melihat mereka berdua, dadanya berdebar, ketika melihat Riko menciumi pipi ibunya.
"Aku cinta kamu," ucap Riko sambil memeluk Jihan lagi, mereka berdua tertawa, Riko menghapus air mata di mata Jihan. Zahra dari kejauhan lari dari tempatnya berdiri pergi ke sebuah lorong rumah sakit dan bersandar. Ia memejamkan mata.
Mama selingkuh sama Riko, nggak mungkin.
Zahra tidak menyangka Riko dan ibunya selingkuh di belakangnya, ia masih tidak terima ayahnya selingkuh dengan Arlin.
Gilaa....
Ketika selesai makan, Riko dan Jihan hendak menuju ke kamar rawat Mira, tiba-tiba Zahra keluar dari lorong, mereka berdua kaget, mata Zahra meneteskan air mata.
"Kalian selingkuh di belakang?" tanya Zahra sambil melotot kepada mereka berdua.
"Zahra..." panggil ibunya.
"Mama kenapa selingkuh di belakang papa?"
"Gue suka sama nyokap lo Kak," Riko berkata.
"Kenapa kamu selingkuh sama Tante Jihan di belakang kakak?"
"Gue suka sama nyokap lo, gue kebayang-bayang terus pengen cium pipi nyokap lo."
"Kenapa nggak perempuan lain."
"Zahra.... Mama jatuh cinta sama Riko. Riko cinta sama mama."
"Lo gila!" teriak Zahra, beberapa pengunjung yang lewat kaget dengan teriakan Zahra.
"Jangan keras-keras Kak!"
"Lo nggak usah panggil gue kakak lo lagi, dasar pebinor lo!"
"Kak, maaf Kak, aku cinta sama Tante Jihan."
Zahra berlari meninggalkan mereka berdua, tangisnya meledak, ia berjalan keluar rumah sakit. Riko dan Jihan menuju ke ruang rawat Mira sambil mereka bicara berdua.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Riko.
"Gak apa-apa Sayang," Jihan merangkul leher Riko sambil berjalan, ketika sampai di dalam ruang rawat Mira, mereka duduk di sofa berdua sambil memegang saling memegang tangan. "Kak Zahra bakal benci aku."
"Nggak apa-apa Sayang, aku cinta kamu. Oh ya, aku telepon Ayu dulu."
Jihan menelepon Ayu, suara sambungan telepon terdengar di seberang, sebuah suara wanita terdengar. "Halo Ayu, kamu di mana? Saya mau minta tolong."
"Minta tolong apa ya Bu?"
"Tolong kamu awasi Pak Remake sekarang. Dia tadi ada di rumah sakit, tapi dia pergi sama pelakor itu sekarang."
"Baik Bu, saya akan mengawasi mereka."
***
Di sebuah mobil, Ayu meletakkan ponselnya di samping kirinya, tangannya memegang setir, ia menginjak gas, matanya menerawang, bibirnya mendesis, terlihat di dalam terawangannya ada Arlin dan Remake yang menuju ke rumah bordil.
Ayu menginjak gas lebih keras, kecepatan mobilnya meninggi, ia menuju ke rumah bordil itu, mobilnya berhenti di depan sebuah rumah. Ia turun sambil mengendap-endap, di sekitar rumah bordil itu terlihat beberapa penjaga dan juga beberapa orang yang sedang mabuk-mabukkan.
Ayu melihat-lihat keadaan sekitar, ia menuju ke halaman depan dan menyelinap di sekitar semak-semak. Perlahan ia berjalan sampai ke dekat bangunan, lalu ia menyelinap ke bagian belakang bangunan untuk mencari pintu belakang.
Ketika ia sudah bertemu dengan pintu belakang, ia masuk ke dalam, ia menembus ke salah satu lorong, terlihat beberapa muda-mudi sedang tertawa bersama, ada juga beberapa pria tua yang sedang pangku-pangkuan dengan perempuan muda, bahkan seorang remaja perempuan sedang mengajak seorang pria tua ke dalam kamar.
Ayu terus berjalan sampai ia melihat Remake sedang bermesraan dan tertawa-tawa bersama Arlin. Ayu berubah menjadi ular sambil mengawasi mereka berdua, mereka berdua sedang merokok bersama dan juga sambil mengobrol dengan para pria dengan pasangan-pasangan mereka.
Ayu ingin sekali membuat sedikit kekacauan agar Arlin peka dengan keberadaannya, ia kemudian melata lalu menuju ke salah satu sudut, suara desisan ia keluarkan ia desisan itu terdengar Arlin. Arlin berdiri sedikit, ia bingung, tiba-tiba terlihat seorang wanita cantik sedang duduk di sebuah pojokkan. Arlin mencoba menghampirinya, tetapi ia menghilang.
Wanita itu pergi berubah menjadi ular menuju ke sebuah tempat sepi di mana ada seorang pria tua sedang merokok sendirian, Ayu yang menyamar menjadi seorang wanita lalu menggoda pria itu, tiba-tiba ia berubah menjadi ular, pria itu ketakutan lalu berlari ke halaman belakang berteriak-teriak, patukan pun mendarat ke leher pria itu. Teriakkan terdengar dari mulut pria itu, busa penuh darah keluar dari mulutnya, itu menyebabkan ia terjatuh.
Bunyi itu menyebabkan beberapa orang penjaga datang menghampirinya, mereka lalu berteriak meminta bantuan orang-orang yang ada di dalam rumah bordil, Remake dan Arlin menuju ke halaman belakang, mereka melihat mayat sesosok pria tewas berada di sana. Mereka semua tidak berkata apa-apa dengan kejadian yang mereka lihat.
"Ini gigitan ular Pak," ucap salah satu dari mereka.
Arlin lalu mengingat Ayu, ia menghembuskan napasnya karena kesal, "Madam Hagen di mana?" tanya Arlin.
"Tadi Madam Hagen pergi, saya akan telepon dulu," ucap salah satu penjaga.
"Mas.... lebih baik Mas pulang dulu, biar ini aku yang urus," ucap Arlin kepada Remake. Remake pun mengangguk lalu pergi dari rumah bordil itu.
***
Ayu mengemudikan mobilnya menuju ke rumahnya, ia segera mengganti pakaian setelah ia sudah di dalam kamarnya, sejenak ia berpikir lalu mengambil air putih, ia meminum gelas berisi air putih di tangannya.
Sepertinya Arlin udah tahu apa yang gue lakuin.
Ayu lalu meletakkan gelasnya, sebuah telepon masuk dari Suro, pengusaha yang suka meledek Remake. Sudah lama orang itu keluar dari perusahaan Remake. Ayu baru mengenali suaranya kembali ketia ia menyapa.
"Halo Ayu."
"Halo Pak Suro, ada apa?"
"Hahaha Ayu, maaf menganggu malam-malam. Apa Anda tahu apa yang telah atasan Anda perbuat kepada saya?"
"Ada apa Pak?"
"Teman bercinta Anda itu sudah memukul saya!"
"Anda mengatakan saya bercinta dengan Pak Remake?"
"Iya, berapa kali sehari Anda menindih—"
"Anda jangan kurang ajar! Saya tidak melakukan hal seperti itu! Saya ingin bilang kepada Anda, jangan pernah menghina Pak Remake terus, Anda kenapa tidak suka dengan atasan saya?"
"Atasan Anda itu sombong sekali sama saya."
"Anda yang sok gaya! Jangan bikin muak! Tuduhan Anda bisa saya laporkan ke polisi, saya hanya sekretaris Pak Remake! Jaga mulut Anda!"
Ayu menutup hubungan teleponnya dengan Suro, tangannya mengepal, rasa sakit hati menjalar di dalam hatinya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top