Chapter 5: Kedatangan Arlin
"Mas, nggak perlu marah-marah sama Mbok!"
Remake kesal, lalu ia pergi ke dalam kamarnya, Jihan meminta maaf kepada asisten rumah tangga karena perkataan Remake yang menyakitkan. Asisten rumah tangga itu lalu ke kamarnya sendiri dengan air mata di matanya.
Sementara itu Jihan menyusul suaminya, di dalam kamar mereka berdebat. "Mas, kenapa bisa kasar sama Mbok?"
"Dia itu nggak bisa kerja, ini sedang pusing! Si anjing pengusaha itu bikin gara-gara sama aku!"
"Mas kenapa baper sih! Udah biarin aja orang begitu. Mas gak perlu ngeladenin dia."
"Kamu tahu nggak aku lagi capek!"
"Aku ngerti Mas lagi capek tapi gak perlu bentak Mbok."
"Aku mau tidur."
Remake lalu berbaring mengambil guling di dekatnya lalu ia tidur. Jihan pergi dari kamar lalu memutuskan untuk minum teh. Ketika ia minum the, Zahra menghampiri. "Papa kenapa sampai begitu Ma?"
"Papa lagi pusing sama temennya jadi begitu. Kamu udah makan belum? Ajak Mira sama Riko makan.
"Iya Ma."
Zahra kemudian mengetuk kamar Mira. Mira membukanya. "Makan dulu," ajak Zahra.
Mira dan Riko keluar dari kamar, mereka berdua menuju ruang makan lalu mengambil makanan. Mereka lalu mengobrol di meja makan.
"Maaf Tante, Oom kenapa?" tanya Riko penasaran.
"Mbok tadi nggak sengaja numpahin kuah gitu. Oom lagi ada masalah juga. Makan yan banyak ya."
Riko mengangguk, ia makan sesekali melihat wanita di hadapannya. Sementara Mira di sebelahnya sedang melahap makanan.
"Zah, buat launching toko sepatu kamu udah siap?" tanya Jihan kepada Zahra yang sedang makan di sebelahnya.
"Udah, dua hari lagi acaranya. Aku lagi lihat-lihat produknya."
"Kak, aku nanti mau beli yang buat olahraga, ada?" tanya Riko.
"Ada, banyak. Kamu pilih aja nanti pas launching banyak sepatu buat main basket. Nanti aku tunjukkin produk-produknya abis makan."
"Iya Kak, boleh."
Mereka berempat menghabiskan makanan mereka masing-masing, setelah itu Mira ke kamarnya, Jihan membaca novel di ruang tamu sementara Zahra dan Riko melihat-lihat sepatu di laptop Zahra.
"Ini cocok buat main basket Rik." Tunjuk Zahra ke layar laptopnya, Riko melihat-lihatnya sambil tersenyum. "Kamu mau yang mana?"
"Aku yang warna hitam aja. Tapi nanti aku mau pilih-pilih pas launching. Kakak bisa main basket nggak?"
"Sedikit, kenapa mau ajak aku main basket?"
"Iya, kapan-kapan aku mau ajak Kakak sama Mira main basket."
"Boleh." Zahra mengangguk sambil tersenyum.
Di kejauhan, Jihan melihat mereka berdua, ia ingin sekali memeluk Riko. Jihan sesekali tersenyum ke arah, tatapan keduanya sesekali bertemu, lalu mereka tersenyum. Setengah jam berlalu, Riko lalu pamit ke kamarnya, sementara Zahra memeriksa kembali persiapan untuk launching dua hari lagi.
***
Launching toko sepatu milik Zahra berlangsung di salah satu mall di Jakarta Selatan, Zahra menggunting tali di depan tokonya sambil membaca doa, kemudian tepuk tangan para karyawan dan juga para sanak keluarga serta kolega menyertainya.
Para pengunjung langsung menuju ke toko sepatunya melihat-lihat sepatu-sepatu yang dipajang di toko itu. Riko menuju salah satu sudut toko, ia melihat-lihat ada beberapa sepatu olahraga yang terpajang rapi di sana. Zahra menghampiri Riko yang sedang melihat-lihat sepatu.
"Rik, ini bagus buat kamu," ucap Zahra sambil menunjuk.
Riko mengangguk, diambilnya sepatu yang ditunjuk Zahra, ia melihat-lihat sambil tersenyum. "Kak, kalau yang warna hitam ada nggak?"
"Ada, itu Rik di atas sana, ini Rik." Zahra melihat sedikit ke atas lalu mengambil sepatu hitam lalu menyerahkannya kepada Riko.
"Aku nyoba dulu ya Kak."
Riko duduk mencoba-coba sepatu, salah satu karyawan di toko itu membantunya, beberapa menit berlalu, Riko membayar sepatu yang ia pilih.
"Terima kasih ya Rik," ucap Zahra.
"Sama-sama Kak," jawab Riko.
***
Setelah acara launching mereka semua pulang ke rumah, Mira dan Riko masuk ke dalam kamar Mira untuk melanjutkan nonton drama korea sementara Zahra dan Jihan duduk-duduk di ruang TV.
Remake sedang melintas untuk me terpeleset saat asisten rumah tangganya sedang mengepel lantai, Remake kesakitan, Zahra dan Jihan langsung berlari menghampirinya.
"Aduh Mas, hati-hati." Jihan mengulurkan tangannya, Remake memegang tangan istrinya, ia mencoba bangkit, Remake memegang pantatnya yang sakit.
"Dasar pembantu goblok!" teriak Remake keras. Ia mengangkat ember yang dipakai mengepel asisten rumah tangganya, ia melempar ke arahnya, tubuh asisten rumah tangganya kesakitan terkena lemparan ember.
"Kamu saya pecat!" teriak Remake keras.
Asisten rumah tangga itu menangis karena sakit hati atas perlakuan Remake. "Kalau udah nggak niat kerja pulang aja sana! Pulang!"
"Mas! Cukup! Nggak perlu teriak-teriak ke Mbok!" Jihan melotot kepada suaminya.
"Kamu nggak perlu belain dia! Dia nggak bisa becus kerjanya!"
"Mas tapi nggak perlu bentak-bentak Mbok."
"Keluar dari rumah saya! Nggak becus kerjanya!"
Asisten rumah tangga mereka langsung ke kamar merapikan pakaian-pakaian dan barang-barangnya, wanita tua itu langsung pergi dari rumah mereka, Jihan berusaha mencegahnya.
"Mbok, jangan pulang. Maafkan Bapak, dia sedang ada masalah."
"Maaf Bu, saya pamit pulang. Saya tidak tahan dengan perkataan Bapak. Saya mohon maaf, saya pamit dulu ya Bu."
Jihan menarik napas, asisten rumah tangganya keluar dari rumahnya sambil membawa tasnya yang besar. Jihan memegang keningnya sambil memejamkan mata, lalu ia berbalik kembali ke dalam rumah.
"Mas, Mbok pulang, kasihan dia."
"Nggak perlu kasihan-kasihan sama pembantu kayak begitu. Ada makanan apa di rumah?"
"Cuman ada rendang Mas."
Remake mengambil kunci mobil, ia langsung keluar rumah, Zahra terkejut. "Papa mau ke mana?" tanya Zahra.
"Mau cari makan."
"Pa, tapi kan ada rendang."
Remake keluar dari rumah dan menutup pintu rumah dengan membanting pintu, ia menuju rumah Arlin, ia membutuhkan Arlin untuk melepaskan stressnya. Otaknya tidak bisa berpikir karena ia benar-benar kesal. Jihan menarik napas dengan kesal.
Mira dan Riko menghentikan nonton mereka, Mira keluar kamar bersama Riko. "Ma, Papa kenapa?" tanya Mira kepada Jihan.
"Dia ngusir Mbok."
"Ya Tuhan. Papa terus kemana?"
"Papa lagi cari makan. Mama masuk ke kamar dulu ya."
Mira mengangguk, mereka berdua langsung kembali ke kamar Mira melanjutkan nonton drama korea.
***
Remake memakirkan mobilnya di depan rumah Arlin. Pria itu mengetuk pintu pagar. Seorang wanita membuka pintu, ia langsung menghampiri Remake yang menunggu di pintu pagar. Arlin membuka pintu pagar untuk Remake, Arlin lalu memeluknya. "Mas, masuk dulu."
"Kamu siapin barang-barang kamu ya, aku mau kamu sekarang tinggal di rumah aku."
"Beneran?"
"Iya."
"Tapi istri Mas?"
"Mas bisa atur itu."
Arlin menyiapkan barang-barangnya lalu mengganti pakaiannya, ia lalu keluar sambil membawa koper. Arlin dan Remake langsung menuju rumah Remake. Mesin mobil Remake terdengar, Zahra yang berada di ruang tamu segera keluar rumah.
"Ini siapa Pa?" tanya Zahra melihat ayahnya bersama seorang wanita.
"Udah, kamu masuk aja."
Di dalam kamar, Jihan yang ingin makan malam keluar dari kamar, ia mendengar suara koper didorong, terlihat suaminya bersama seorang wanita.
"Mas, ini siapa?" tanya Jihan panik.
"Kenalkan, ini Arlin, dia akan tinggal di rumah ini."
"Tapi Mas, ini siapa?" tanya Jihan sambil memasang wajah terkejut.
Remake mendekat kepada istrinya dengan tatapam tajam. "Kamu nggak perlu banyak tanya."
"Mas! Jelasin ke aku ini siapa? Kamu ajak wanita lain tinggal di rumah ini!"
"Dia pacar aku."
"Mas selingkuh?!"
Remake menoleh kepada Arlin. "Lin, ayo masuk ke kamar. Kamar kamu ada di atas." Arlin lalu mendorong kopernya naik ke tingkata atas.
"Mas! Kamu selama ini selingkuh?!"
"Aku bosan, aku butuh hiburan."
Mereka berdua berdebat. "Pa, kenapa papa selingkuh?" tanya Zahra tegas. Zahra melotot kepada ayahnya. "Itu urusan papa, kamu nggak perlu tahu!"
"Papa kenapa selingkuh Pa? Pelakor! Turun!" teriak Zahra keras, Mira yang berada di dalam kamar langsung berlari keluar.
"Mas bosan sama aku? Mas nggak mau sama aku lagi?"
"Ada apa ini?" Mira bertanya sambil panik.
"Mira, kamu jangan banyak tanya!" teriak Remake di wajah putrinya.
"Papa kamu selingkuh, ada wanita lain yang sedang di tingkat atas."
"Aku udah bosan sama kamu Jihan! Susu Arlin lebih enak."
Tamparan mendarat di pipi kiri Remake. "Mas lebih baik tinggalin aku Mas! Mas pergi aja sana kalau udah bosan!"
"Kamu yang pergi kalau nggak bisa nerima dia. Aku mau nikah lagi!"
"Mas mau poligami?! Tiba-tiba Mas bawa dia ke rumah ini! Mas nggak mikir apa?"
"Pokoknya aku pengen dia tinggal di sini, jangan kamu larang-larang!" teriaknya.
Riko keluar dari kamar Mira, ia melihat pertengkaran oom dan tantenya. "Maaf, ada apa ya Oom?"
"Kamu tolong jangan banyak tanya, ini urusan rumah tangga oom dan tante."
Zahra tiba-tiba ke atas menggedor-gedor kamar Arlin. "Keluar nggak lo?!" Arlin membuka kamarnya dengan perasaan yang kesal. "Ada apa?"
"Lo ngapain di rumah gue?"
"Gue mau tidur."
"Lo nggak sopan ya? Ini rumah gue! Seenaknya lo datang ke sini."
"Gue pacar bokap lo! Gue udah ngentot sama dia."
"Pelakor!"
Zahra mendorong tubuh Arlin, Arlin lalu membalasnya. "Anjing lo ya!"
"Lo tuh anjing! Gue tuh diajak sama bokap lo. Lo jangan macem-macem."
"Lo tuh ya, banyak laki-laki lain. Lo nemu bokap gue di mana sih?"
"Bukan urusan lo, keluar dari kamar gue," usir Arlin.
Arlin menutup kamarnya, Zahra langsung turun ke bawah. Kedua orangtuanya masih berkelahi, Mira masuk ke kamar sambil menangis, ia membanting pintu kamarnya. Ia tak menyangka ayahnya selingkuh dengan wanita lain.
"Papa punya otak nggak sih? Siapa wanita itu?" tanya Zahra.
"Kamu jangan banyak tanya," teriak Remake.
"Aku mau cerai!" teriak Jihan.
"Kamu mau minta cerai? Aku bakal cerain kamu!"
"Kamu jangan sembarangan ngomong! Mas kamu kenapa sih?"
"Kalian jangan banyak bicara! Jangan pernah coba-coba mengusir dia dari rumah ini."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top