Chapter 13: Sebuah Kekuatan

Tiba-tiba suara angin datang masuk ke kamar Arlin, sesosok jubah hitam muncul di sidit kamarnya, sosok itu melayang menghampirinya lalu mendarat di depannya, "Mysterious God, sembah saya," ucap Arlin menunduk.

"Kamu tidak perlu takut, saya akan berikan kamu kekuatan yang sangat dahsyat, tutup mata kamu," ucap Mysterious God.

Arlin memejamkan matanya, sebuah aura kegelapan melayang-layang di di hadapannya, kekuatan itu akhirnya masuk ke dalamnya, ada keris yang muncul dari tangannya, lalu, dirinya pun menjadi seorang wanita yang kuat karena kekuatan melesat ke dalam tubuhnya.

"Kini kamu sudah menjadi orang sakti, kamu tidak perlu takut, lawanlah musuh-musuhmu itu."

"Baik, terima kasih atas kekuatannya."

"Kita akan bangkitkan lagi kerajaan setan di muka bumi ini. Kamu adalah pendekar setan yang kuat!"

Sebulan kemudian

Awal tahun 2022

Setelah sebulan lamanya, Ayu mengintai beberapa para pelanggan rumah prostitusi, lalu didapatinya nama Hagen sebagai ketua sekte pemuja setan. Di awal Januari, ia sudah menghabisi sekeluarga di Puncak, mereka memuja setan, lalu target selanjutnya adalah seorang penyanyi yang sedang naik daun, ia akan mengisi acara di hotel yang mewah.

Posisi Ayu sudah berada di dekat kabel, ia menyelinap di sana, penyanyi pria yang selalu ke tempat prostitusi itu sedang menyanyikan sebuah lagu, para penontonnya loncat-loncat mengikuti irama. Hotel itu penuh dengan penonton, ballroom yang sangat luas dipenuhi teriakkan-teriakkan para penonton yang merupakan fans berat penyanyi itu.

Ayu melihat-lihat keadaan, lalu dirinya berubah menjadi ular kobra, ia melata siap memangsa sasarannya, lalu ia lihat kabel mikrofon, digigitnya kabel itu, lalu kabel itu menghantarkan listrik menyetrum tangam korbannya, mikrofon terkatuh, ular itu melata menuju panggung, para penonton berhenti bernyanyi, mereka berteriak-teriak dengan keras karena ketakutan melihatular kobra di panggung.

Ular kobra mematuk-matuk tubuh penyanyi itu, darah dan busa keluar dari mulut pria itu, matanya dipatuk ular, telinganya juga, taring ilar itu menjadi tajam. Mengoyak-oyak tubuh penyanyi yang tubuhnya sedang bergetar karena efek dari setruman. Setelah menghabisi targetnya, ular itu pergi dari hotel lalu berubah menjadi Ayu kembali.

Ada beberapa orang lagi yang ia harus habisi karena telah menganggu gaya hidup Remake, salah seorang pengusaha lagi yang ia jadikan sasaran adalah seorang pria yang sedang main judi bersama kekasihnya, lalu tiba-tiba mereka terkejut karena ada seorang wanita yang ingin bergabung.

"Bolehkah saya bergabung?" tanya Ayu yang sedang menyamar.

"Boleh...." Seorang pria yang pengusaha itu menjawab.

Lalu dipegangnya tangan kedua sejoli itu, lalu mereka berdua terlempar, darah keluar dari mulut mereka.

"Kamu ke mana semalam?"

"Apa ini?"

"Kalian itu selalu di tempatnya Madam Hagen kan?"

"Kamu siapa? Kenapa bisa tahu Madam Hagen?" tanya teman perempuan pria itu.

Ayu tidak menjawab lagi, desisan-desisan kencang menerjang mereka berdua, racun keluar dari ular kobra, membuat mereka berdua terbatuk-batuk, berbusa mulut mereka. Mereka pun terjatuh di tempat. Mereka tergeletak, busa dan darah keluar, koyakkan-koyakkan baju terlihat di kedua jasad itu. Mereka tewas di tangan Ayu.

***

Viona menatap Jihan yang sedang melihat-lihat pemandangan di balkon kamarnya, ia lalu menghampiri kakak iparnya itu, sudah sebulan Riko terkena pelet Arlin, ia sering pulang malam, mabuk-mabukkan bersama Arlin, itu membuat khawatir orang-orang di rumah Viona, termasuk Jihan.

Rukta, suami Viona kadang protes dengan perilaku Riko yang tidak sopan menurutnya, ia kadang mengeluh di kamar ketika sedang mengobrol bersama dengan istrinya. Viona melanglah masuk kamar Jihan lalu ke balkon.

"Han, lo khawatir sama Riko?"

"Gue khawatir banget, gue bener-bener ga enak sama suami lo. Gue kadang lihat tatapannya dia nggak suka gitu kalau Riko kayak gitu," ucap Jihan.

"Iya sih, gue akui, dia marah banget pas Riko mabuk-mabukkan gitu. Dia pulang mabuk, dan itu bikin dia ngeluh ke gue. Gue mau tanya, lo sama Riko ada apa? Riko sampai bilang waktu itu jilatan lo ga enak? Gue lupa."

"Ya.... Gue selingkuh sama keponakan kita."

"Apa—"

"Gue emang salah, gue tahu. Mungkin lo bakal nanya kayak Zahra, kenapa nggak ada pria lain, kenapa harus Riko? Gue cinta mati sama dia, gue sayang banget, anaknya baik banget, beliin gue tas,, gue meleleh karena dia."

"Mira gimana?"

"Mira kecewa, tapi dia maafin gue, ngertiin gue."

"Ya udah, lo tinggal aja di sini selama yang lo mau, lo jangan ga enakkan sama kita. Kita bakal bantu kalian ya.

"Makasih ya," ucap Jihan sambil tersenyum-senyum.

"Sama-sama," balas Viona.

***

Arlin melihat Riko yang sedang tertidur di sebelahnya, sudah beberapa minggu ini ia berpacaran dengan dua orang sekaligus, kadang ia mrasa bosan dengan Remake, karena meniritnya, Riko jauh lebih tampan daripada Remake.

Riko masih dalam pengaruhnya, ia sedang mabuk karena alkohol yang diminumya bersama Arlin. Ketika beberapa jam berlalu, ia terbangun. Riko pamit pulang, Arlin menempelkan keris di kepala Riko. Riko pun tertunduk, ia memerintahkan Riko untuk menyerang keluarga Viona.

Gue selalu tahu, tatapan nggak sukanya Rukta kalau dia lihat Riko dianterin gue, terus Riko dalam keadaan mabuk.

Riko sampai di rumah, ia mabuk dan terhipnotis oleh Arlin, ia menggedor-gedor rumah Viona. Pintu pagar sengaja dibuka agar Riko bisa masuk.

"Anak itu nggak boleh pulang malam lagi! Tidak boleh! Itu sudah aturan di rumah ini!" teriak Rukta, ia sedang bersama anak pertamanya Devon, dan istrinya sementara yang lain sedang di kamar.

"Buka pintunya.... Hoi! Buka!" teriak Riko, seorang asisten rumah tangga membukakan pintu untuk Riko, lalu tiba-tiba mukanya ditampar Riko. "Lama banget sih bukanya!"

"Maaf... maaf..."

Asisten rumah tangga itu didorong Riko hingga terjatuh, ia masuk ke dalam rumah dengan pongahnya.

"Lo kalau mau berbuat kasar jangan begitu! Ayo lawan gue! Anak ingusan lo!" bentak Devon, ia kesal melihat sepupunya yang berbuat semena-mena.

"Diem lo! Tahu apa lo?"

Mereka kemudian berkelahi, kepala Devon dipukul dengan keras dengan vas bunga, Riko memegang vas bunga yang sudah menjadi beling itu lalu menyodorkan ke leher Devon. Minggir semua! Gue bilang minggir, seisi rumah yang ada di atas langsung ke bawah, Jihan dan kedua anaknya panik ketika melihat Riko menyodorkan beling ke leher Devon. Leher Devon dicekik oleh tangan Riko, "minggir atau gue bunuh ini anak! Jangan macam-macam lo. Jangan macam-macam semua!" ancam Riko.

Suasana menjadi tegang, Riko hendak menusuk Devon, tetapi Devon menginjak kakinya, Riko lalu terjatuh sambil memegang beling di tangannya.

"Riko! Keterlaluan kamu! Bikin malu! Dasar kurang ajar!" teriak Zahra. Ia meninju perit Riko lalu menamparnya hingga jatuh.

Riko tiba-tiba terjatuh, ia tak sadarkan diri, badannya dipegang oleh Viona. Sementara Jihan masuk ke dalam kamar, ia menelepon Ayu.

"Ayu kamu di mana, keadaan makin gawat—"

"Saya tahu Bu, saya sedang mengawasi di depan, beberapa minggu ini saya mengawasi kalian semua, dan juga Arlin, serta satu lagi fakta yang harus Ibu ketahui, Pak Remake menjadi pemuja setan."

"Pemuja setan?"

"Iya.... saya sedang melakukan operasi, saya sedang melihat, kekuatan Arlin, Arlin saat ini memang bisa mengendalikan orang yang ia kehendaki, ia sudah mulai berbahaya."

"Lalu.... Saya masih bingung, dulu waktu itu ada ular yang ke rumah sakit mengusir kuntilanak itu dari mana? Rasanya nggak mungkin dari Arlin."

"Itu saya Bu, saya adalah ular siluman kobra. Dan jangan beritahu ini ke siapa-siapa. Soal ular itu, itu saya yang kirim."

"Lalu sekarang solusinya apa?"

"Kalau Riko masih terpengaruh, saya terpaksa masuk ke dalam, saya tidak mau jatuh korban."

"Jadi selama ini kamu yang menggigit orang-orang, karena ada di berita penyanyi ada yang dipatuk ular."

"Dia pelanggan prostitusi, dia juga memuja setan."

"Ngeri sekali. Kamu sejak kapan jadi ular?"

"Saya memang manusia ular, saya adalah makhluk yang bisa berumur panjang, awet muda. Saya tutup teleponnya dulu, saya harus memantau daerah sekitar." Telepon ditutup, Jihan menggelng-gelengkan kepala, ia menangis. Ia bingung harus berbuat apa.

Ia kembali ke ruang tamu, di sana Riko sudah tersadar, ia bertanya kepada orang-orang yang ada di hadapannya mengapa ia bisa di sini.

"Kenapa gue bisa di sini? Kenapa ada pecahan-pecahan beling?"

"Tadi lo hampir bunuh gue!" bentak Devon. Viona berusaha menenangkan putranya, Devon melotot kepada Riko.

"Maaf.... Terakhir aku di rumah sakit? Kok bisa di rumah Tante Viona?"

"Kamu dipelet Arlin dan kalian berdua suka pulang ke sini dalam keadaan mabuk-mabuk, teriak-teriak," cerita Zahra.

"Maaf.... Kalau aku bikin malu kalian, aku nggak tahu bisa jadi begini. Soalnya akiu nggak sadar kok bisa seperti ini."

"Ya udah, kamu tidur saja lah ya," ucap Rukta tiba-tiba, raut mukanya menunjukkan kemarahan.

Riko masuk ke dalam kamarnya, ia merasa malu, tiba-tiba ia teringat Jihan. "Tante Jihan? Tante?"

Jihan melihat Riko yang kebingungan, mereka berdua berpelukkan, mereka menangis, Jihan bersyukur Riko yang ia kenal sudah kembali lagi.

***

Di luar rumah, Ayu yang sedang mengawasi tiba-tiba diserang dengan keris dari jarak jauh, tubuhnya terpental, lalu ia berdiri kembali lagi.

"Arlin, mau apa kamu?" tanya Ayu.

"Kenapa dia bisa sadar?" tanya Arlin kembali.

"Saya pakai kekuatan saya untuk menghancurkan kekuatan kamu Arlin, kamu sudah keterlaluan, kamu dan para pemuja setan menghancurkan gaya hidup dan rumah tangga atasan saya!"

"Tutup mulut lo ular siluman!" bentak Arlin. Ia melotot kepada Ayu, tangannya memegang keras, ia arahkan keris itu, angin berputar-putar sangat kencang, mereka berdua hendak bertarung.

Ayu menggunakan energinya, ia berusaha memntalkan tubuh Arlin, begitu juga Arlin, kekuatan mereka setara, ledakkan pun terjadi.

Arlin mengumpat, ia masih mengarahkan senjatanya, ia hatus mengatur strategi untuk melawan Ayu, ia tidak boleh lengah. Kekuatannya ia gunakan secara maksimal, kerisnya ia keluarkan lalu ia mencoba menusuk Ayu dari jarak jauh..

Ayu loncat lalu menghindar, para penghuni rumah Viona keluar dari rumah, mereka melihat pertarungan Ayu dengan Arlin, Jihan menutupi mulutnya.

"Lo pikir gue takut sama lo?! Nggak!" teriak Arlin, ia mencoba menusuk lagi sasarannya, tetapi Ayu berhasil menghindar. Tiba-tiba Arlin terdiam, lidahnya bergetar, sebuah desisan merasuk ke dalam tubuhnya, tangannya mengepal keras, ia melihat Ayu dengan senyuman liciknya, lidah Arlin mendesis perlahan.

Arlin berteriak sekaligus mendesis kencang, Ayu juga terdiam melihat Arlin yang tiba-tiba kulitnya berubah, semakin lama-semakin menghitam, lalu badannya berubah mengecil menjadi ular derik

Perubahan Arlin mengejutkan semua orang, ular itu melata mencoba menyerang Ayu, tetapi tangan Ayu menangkapnya, tetapi ular itu loncat. Ayu harus melawannya, ia berubah menjadi ular, kobra dan derik itu bertarung, mereka saling menggigit satu sama lain.

Ketika mereka berubah menjadi manusia lagi, pukul-pukulan pun terjadi, suara desisan terdengar hingga orang-orang yang menonton mereka ketakutan. Mulut Arlin mendesis, ia memukul wajah Ayu sekencang-kencangnya, bibir Ayu berdarah, tetapi kobra itu membalas lagi pukulan Arlin.

Arlin berlari dengan kecangnya pergi dari taman, tetapi Ayu mengejarnya, mereka berdua berubah lagi menjadi ular, kecepatan mereka sangat dahsyat hingga membuat orang-orang yang lewat melihat ular-ular itu saling mengejar, berteriak ketakutan, mereka takut dipatuk oleh ular-ular itu.

Mereka berhenti di salah satu mall, mereka berubah lagi menjadi manusia, Arlin dan Ayu saling memukul lagi, ada seorang satpam yang mencoba memisahkan mereka, tetapi malah ditusuk keris dan lehernya digigit Arlin hingga bibirnya berbusa.

"Arlin! Menyerahlah!" teriak Ayu.

"Gue nggak akan nyerah! Gue gak takut sama lo." Ia melempar jasad satpam yang ia bunuh, para pengunjung mall ketakutan, keris Arlin mengeluarkan ular-ular derik lainnya.

Para pengunjung berlarian masuk ke dalam mall, mereka ketakutan, tetapi ular-ular itu menggigit mereka, ada yang berubah menjadi raksasa dan menggigit leher mereka. Para pengunjung mall ada yang terkoyaka-koyak lehernya, ada juga yang hanya terkena gigitan langsung tewas.

Ayu mencoba mengendalikan situasi, tetapi Arlin terus membuat kekacauan di mall, ia memegang Arlin yang hendak membunuh lebih banyak korban, tetapi sebuah guncangan dahsyat terdengar di pantai Ancol. Ular raksasa keluar dari sana, ia terbang ke mall.

"Lo hadapi dia!" teriak Arlin sambil tertawa.

Ayu kemudian menggerakan tangannya, ia berkonsentrasi, ia menembakkan api ke muka ular itu, tetapi reptil itu tidak bisa dibunuh, Ayu malah ditendang dengan keras oleh reptil menjadi lawannya.

Mulut Ayu berdarah, ia loncat lalu menaiki ular raksasa itu, ia mencoba memukulnya dengan kencang, tetapi ia malah jatuh. Suasana mall menjadi gaduh, Arlin tertawa terbahak-bahak terus, ia mencari korban lain, seorang pria ia bunuh dengan menggunakan kerisnya, racun keluar dari tubuhnya, mulut pria itu berbusa.

Desisan-desisan terdengar kencang, para pengunjung terus berlarian, Ayu mencoba menggunakan tenaganya, lalu ia mencekik ular raksasa di hadapannya, lalu menariknya hingga kepalanya terpisah dari badannya.'

Arlin menepuk tangannya, "Bagus, ternyata lo bisa bunuh ular raksasa itu! Sekarang lo sama gue satu spesies dan lo jangan macam-macam sama gue," ancam Arlin.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top