Chapter 12: Pesta

Beberapa hari kemudian dokter memeriksa Mira, kembali, ia dipersilahkan untuk keluar dari rumah sakit. Ketika hari pulangnya Mira, ada perdebatan antara Zahra dan Jihan, mereka hendak mau membawanya ke mana.

Lalu, mereka memutuskan untuk mengungsi di rumah adik kecil Remake, Viona. Mereka juga membawa Riko yang sesekali masih memikirkan Arlin.

Ketika mereka sudah di depan rumah Viona, Zahra, Jihan, dan, Mira duduk di tempat duduk yang disediakan oleh tuan rumah.

"Maaf gue ngerepotin lo, ini masalahnya ada di Remake."

"Kenapa Remake?" tanya Viona penasaran. Wanita berambut panjang itu berpikir keras.

"Dia bawa wanita lain ke rumah, itu kejadian berapa minggu yang lalu, Mira kayak gini karena Arlin, selingkuhan Remake," cerita Jihan.

"Remake selingkuh?" tanya Viona tak percaya.

"Iya, semenjak dia dihina oleh Suro, dia tambah sensitif, tadinya ga begitu. Suatu hari pembantu di rumah numpahin makanan, terus dia maki-maki lalu ia usir. Abis itu nggak lama, dia keluar rumah pulang-pulang bawa cewek lain," cerita Jihan.

Viona menutup wajahnya sambil menggeleng-gelengkan kepala, tak percaya adiknya berbuat itu.

"Mira diapain sama Arlin?" tanya Viona kepada keponakannya.

"Aku dilempar pake beling Tante, oh ya kayaknya dia punya ilmu hitam, selama aku dirawat, beberapa kali kita diserang kuntilanak," jawab Mira.

"Arlin...." timpal Riko tiba-tiba. Tak disangka Riko akan menyebutkan nama itu di rumah Viona, "Aku rindu kamu, aku mabuk kepayang."

"Riko!" teriak Zahra.

"Dia kayaknya kena peletnya Arlin, cewek itu sakti banget," ucap Mira.

"Jadi sasarannya dia siapa?"

"Aku nggak tahu, kayaknya Arlin juga mau menyasar Riko juga," tambah Mira.

"Ya sudah, kalian boleh masuk ke kamar, tante sama mama bakal bawa Riko ke kamar.

Zahra dan Mira mengangguk, mereka berdua naik ke lantai atas di mana ada beberapa kamar untuk tamu. Sementara Jihan dan Viona di bawah berbicara empat mata.

"Ada yang mencurigakan ga dari Remake sebelum ia selingkuh?" tanya Viona sambil melangkah sedikit.

"Sebelumnya nggak, nggak ada apa-apa Vi," jawab Jihan.

"Kamu yakin? Remake nggak sering chat gitu misalnya sama perempuan itu?"

"Nggak, dia bicara tentang Suro, pengusaha yang baru meninggal itu,"

"Yang dipatuk ular?" tanya Viona meyakinkan.

"Dipatuk ular?" Jihan terkejut.

"Katanya meninggalnya dipatuk ular waktu pesta.

"Bukan serangan jantung?"

"Bukan."

"Oh.... serem amat kalau kayak gitu."

"Iya, dia juga selingkuh Han, dia selingkuh sama remaja gitu," cerita Viona.

"Amit-amiit! Sekarang kejadian sama gue! Arlin emang harus gue gaplok biar tahu diri, seenaknya rebut suami orang,"

"Kali musim ular, sekarang. Kayak dulu," ucap Viona.

"Dulu? Oh ya, gue sampe lupa, suami lo pernah hampir digigit ular kan, terus dia tiba-tiba bangun. Sorry gue lupa," kata Jihan terkekeh.

"Iya, dua tahun yang lalu."

Kayaknya kita bawa Riko ke kamar dulu kali ya, dari tadi kita keasikan ngobrol," kata Jihan.

"Maaf, ayo."

Viona merasa tidak enak, lalu ia membantu Jihan membawa Riko ke kamarnya di lantai atas karena ada enam kamat tamu di sana.

"Gue istirahat dulu ya, laki sama anak-anak lo ke mana?" tanya Jihan setelah mereka membaringkan Riko.

"Masih di luar," jawab Viona.

Jihan pergi ke kamar yang ditempatinya sambil membawa tasnya. Sementara Viona membuat teh karena ia haus.

***

Mata Arlin terbuka, ia melihat dengan batinnya keluarga Jihan yang mengungsi di rumah Viona. Rasa marah menyebar di hatinya, ia menggerutu kesal. Ia harus ke rumah Viona secepatnya.

Lalu suara bel berbunyi tiba-tiba Pintu rumah dibuka, Arlin tersenyum melihat kedatangan seseorang, ia adalah pemilik rumah, Remake.

Pipinya dicium Remake, Remake masuk ke dalam. "Mas, udah makan?" tanya Arlin ketika mereka sedang berjalan ke ruang tamu.

"Udah. Kamu bikinin kopi aja, aku mau sandaran di sofa dulu," ucap Remake.

Arlin pergi ke dapur, lalu dari tangannya keluar telur pasak bumi, ketika membuat kopi dicampurkanlah cairan pasak bumi yang berasal dari telur tersebut.

Dengan hati-hati, dibawakannya kopi itu ke ruang tamu lalu diletakkannya di meja.

Remake mengambilnya sambil tersenyum, ditiupnya minuman itu lalu diminumkan ke mulutnya.

Rasa nikmat meluncur ke tenggorokannnya, Remake menikmatinya. Lalu Arlin merangkulnya.

"Mas, pesta nanti Mas undang anak-anak Mas nggak?"

Remake menghembuskan napasnya, rasa jengah menghantui pikirannya. "Kenapa kamu tanya seperti itu?"

"Aku nggak enak kadang sama mereka," bohong Arlin sambil memanyunkan mulutnya.

"Kamu nggak perlu ga enak, mereka juga udah ga menganggap aku lagi. Sudah diundang tapi malah dilempar makanan," keluh Remake.

"Sabar aja Mas, aku bakal undang mereka gimana?"

"Kamu yakin?" tanya Remake.

"Aku yakin Mas," jawab Arlin yakin.

"Ya udah, kalau gitu."

Arlin mengangguk, ia tersenyum penug kelicikkan.

Arlin kemudian masuk ke kamarnya, ia melihat-lihat dari jarak jauh kondisi Riko yang masih tertidur. Mantra demi mantra ia baca untuk mengendalikan Riko. Ia harus membuat keluarga Jihan yang mengungsi di rumah Viona menjadi malu karena ulah Riko.

***

Makan malam sudah siap, Viona memanggil Rukta, suaminya dan juga kedua putranya, Devon dan Eri. Sementara Jihan sudah keluar dari kamarnya. Ia mengetuk-etuk pintu kamar Riko mengajak remaja itu untuk makan malam.

"Rik!" panggilnya

Riko membuka pintu, lalu Jihan mengajaknya untuk makan di bawah, Riko kemudian turun ke bawah, Zahra dan Mira menyusul.

Viona mengambilkan makanan untuk dirinya, lalu juga kedua putranya dan suaminya mengambil makanan yang tersedia di meja makan.

Jihan dan kedua anaknya melakukan hal yang sama, mereka mengambil makanan juga.

Di sela-sela makanan, Vion berbicara.

"Ini spesial buat Riko," senyum Viona sambil makan, piringnya berisi nasi dan daging.

"Iya...."

"Kamu dari dulu kan suka sama daging. Jadi pad tante tahu kamu ke sini, tante bikinin buat kamu," ucap Viona.

Riko memakan daging di hadapannya lalu ia tiba-tiba berkata, masakannya Arlin lebih enak."

Semua yang ada di meja makan terkejut karena perkataan Riko, Jihan merasa tidak enak dengan Viona.

"Arlin suka masakkin kamu ya?" tanya Viona.

"Dia itu pacar aku," jawab Riko.

Zahra ingin berdiri tapi ditahan oleh Jihan, gadis itu sudah muak dengan perkataan Riko. Ia ingin sekali menampar wajah sepupunya itu.

"Udah berapa lama sama Arlin?"

"Baru aja Tante,"

Sementara itu Mira membisikki kakaknya, "Riko sakit jiwa? Kesambet apa?"

"Ga ngerti deh, udah kita makan aja," balas kakaknya.

"Pengen meluk Arlin, udah lama ga meluk dia," lanjut Riko.

"Nggak...." Jihan tiba-tiba terbatuk, ia kemudian mengambil gelas di hadapannya lalu minum.

Ia tak percaya dengan ucapan Riko, hatinya teriris mendengar perkataannya. Ia ingin memukul kepala keponakannya biar tahu diri dan sadar dengan perkataannya.

Jihan langsung pamit untuk ke kamar, air matanya mengalir, ia rasakan dirinya bergetar di dalam ruang emosi. Dirinya merasa berantakan karena perkataan Riko.

Ia tak menyangka Riko bisa terkena pelet Arlin seperti itu, ia yakin ia harus melawan pelakor itu.

Suami gue diambil, keponakan gue yang gue suka diambil juga. Kurang ajar! Dasar pelakor!

Emosinya membara, ia kepalkan tangannya dengan keras sambil ia memikirkan Arlin.

Jihan melempar bantal ke lantai, ia mengamuk, bantal-bantal ia remas-remas sambil berteriak.

Pelakor kurang ajar....

Hatinya bergetar, kemudian mengambil bantal yang ia lempar lalu ia letakkan untuk ia tiduri.

Ditidurinya bantal itu, sambil air mata masih mengalir di matanya, ia menangis. Tiba-tiba pintu diketuk, suara Mira terdengar memanggilnya. Ia membukakan pintu.

"Ma.... Mama abis nangis?" tanya Mira.

"Maafin mama Mir. Papa kamu selingkuh, terus mama selingkuh sama Riko. Maafin mama.... Mama cinta banget sama Riko."

"Nggak apa-apa, aku jujur kecewa, tapi aku ngerti, aku udah lihat sebenarnya dari tatapan Riko ke mama, tapi aku dulunya mikir dia dulu tuh ngelihat mama tuh karena kangen mama. Aku masih inget dulu kita berdua suka main sama mama."

Jihan mengangguk, ia memeluk putrinya, mereka berdua mengeluarkan air mata. "Tapi Ma, aku sebenarnya pengen papa sama mama masih bersatu kayak dulu,"

"Tapi mama udah capek sama papa, dia mulai sensitif karena kemarin dihina oleh temannya, Suro. Tapi temannya yang pengusaha itu sudah meninggal. Kamu masih ingat Oom Suro? Dia karyawan papa dulu?"

"Iya, aku masih ingat, dia nyuri dulu uangnya Mbak Ayu."

"Iya...."

"Terus, Riko yang buat mama sama Kak Zahra berantem?"

"Zahra kecewa karena mama selingkuh sama Riko. Dia marah banget waktu di rumah sakit," cerita Jihan.

"Mama yang tenang aja, jangan khawatir. Aku tetap sayang sama mama."

"Iya Mir. Makasih ya Mir."

***

Arlin memakai baju terbaiknya, ia memakai crop top berwarna merah, Remake sedang di kantor, ia hendak pergi ke rumah Viona. Melalui penerawangannya, ia tahu di mana rumah Viona.

Arlin masuk ke dalam mobilnya, lalu ia menancap gas, ia menuju ke rumah Viona sambil membayangkan Riko duduk di sebelahnya sambil memegang tangannya.

Ketika sampai di rumah Viona, ia melihat rumah yang besar, pagarnya berwarna putih. Pintu dibuka oleh seorang perempuan tua ia adalah asisten rumah tangga Viona.

Arlin masuk ke dalam, sesampainya di pintu masuk, Arlin memanggil Riko.

"Rikoo!" panggilnya.

Viona keluar dari rumah lalu melihat ada tamu di depan pintu rumahnya.

"Kamu siapa ya?"

"Saya Arlin, pacarnya Riko. Riko katanya lagi nginep di sini, ya?" tanya Arlin.

Lalu tiba-tiba Riko yang ada di bawah kendali peletnya keluar dari rumah.

"Riko Sayang, yuk kita jalan, hari ini aku mau ajak kamu nonton," ucap Arlin mesra.

Viona tidak bisa bicara apa-apa. Mendadak ada suara langkah kaki berjalan dari tangga, langkah kali Jihan yang turun dari tangga, lalu tak sengaja menoleh melihat Arlin yang menggandeng Riko mesra. Ia menghampiri mereka.

"Kamu ngapain ke sini?!" tanya Jihan terheran-heran.

"Mau ketemu Riko. Udah lama gak ketemu sama pacar aku," jawab Arlin dengan wajah dimanja-manja.

"Kamu pergi dari rumah ini sekarang.... jangan bikin malu," bisik Jihan.

"Aku kan mau ketemu Riko, kok diusir sih? Aku kan mau manja sama Riko."

"Lo semua sopan yaa sama pacar gue, dia ini pacar gue. Gue cinta sama dia, ciumannya lebih lembut daripada jilatan lo Han!" teriak Riko lantang.

Jihan menampar pipi Riko, "jangan kurang ajar kamu, kalau kamu ngomong yang sopan."

"Riko.... sakit ga? Aduuuh. Tante jangan pukul Riko dong, mending tante urusin anak-anak Tante aja," ucap Arlin, ia pergi bersama Riko.

Jihan masuk ke dalam, Viona menggeleng-geleng, salah satu putra Viona bertanya.

"Itu tadi berisik-berisik itu siapa Ma?" tanya Eri.

"Bukan siapa-siapa, kayaknya sih pacar Kak Riko," jawab Viona.

"Kok ga diajak masuk? Siapa tahu jadi kakak aku juga,"

"Ah.... udah kamu sarapan dulu, udah sarapan belum?"

"Belum, baru bangun."

"Makan dulu."

Rukta juga baru bangun, lalu bertanya hal yang sama, tapi Viona hanya menjawab setengah-setengah.

Sebenarnya ada sesuatu yang ia ingin tanya tapi ia menundanya. Ia ingin menjaga perasaan Jihan.

***

Ayu menelepon Jihan, ia sudah berada di mobil, bersiap diri untuk pergi ke rumah Remake, "Halo, Bu maaf saya mau memberitahukan ada pesta di rumah Pak Remake, saya akan menginformasikan apa yang saya lihat," ucap Ayu.

"Iya, tolong informasikan, ada satu lagi yang saya pengen beri tahu, Riko terkena pelet sepertinya. Dia jemput Riko di rumah Bu Viona. Dia ngaku-ngaku pacaran sama Riko. Pas di rumah sakit Riko juga aneh, dia kebayang-kebayang sama Arlin terus," cerita Jihan.

"Nanti saya informasikan, saya harus segera ke rumah Pak Remake."

"Soal Pak Suro, katanya dia digigit ular yang saya dengar, kamu salah ngasih info?"

"Pada saatnya, Bu Jihan akan tahu," kata Ayu lalu menutup teleponnya, lalu ia pergi ke rumah Remake.

Di rumah Remake, pesta sedang disiapkan, ia belum melihat Arlin sama sekali, ia mencoba menerawang. Arlin, yang sedang berfoto-foto dengan Riko di taman tiba-tiba merasa tidak enak.

"Sayang.... aku kayaknya harus pulang, ada keperluan keluarga," ucapnya.

"Ya udah, nanti kita ketemu lagi ya. Kalau Tante Jihan marahin kamu, tinggal bilang ke aku aja ya. I love you," ucap Riko.

"Love you too, bye."

***

Pesta berlangsung meriah, Arlin bersama Remake tertawa di depan mereka ada para tamu, Ayu melihat mereka dari jauh, lalu ia mendengar pembicaraan mereka.

"Kapan-kapan kita pesta perempuan di rumah bordil! Hahaha!" seru salah satu dari tamu, Arlin dan Remake menanggapi mereka dengan tertawa terbahak-bahak, Ayu mengernyitkan dahinya. Tanpa sepengetahuannya, Remake mengundang teman-teman atasannya yang ia kenal dari rumah prostitusi.

Ini gak bisa dibiarin.

Ayu menerawang identitas para tamu yang berasal dari rumah prostitusi, ia harus waspada dengan mereka, ia ingin menjadikan mereka target sebagai sasaran mereka selanjutnya karena sudah merusak gaya hidup Remake.

"Setan senang kalau kita main perempuan, kita kan adalah anak-anak kuat, pria-pria kuat di atas ranjang hahaha! Hidup setan..." bisik salah satu dari mereka.

Ayu makin tidak mengerti dengan teman-teman atasannya, ia kemudian masuk ke pintu belakang, lalu ia menyelinap ke kamar Arlin menyerupai ular. Di dalam, Ayu melihat beberapa buku mantra pemanggil setan, lukisan bergambar iblis, dan lainnya.

Ia menangguk, dirinya sudah mengerti permainan Arlin, tindakan Arlin menurutnya sudah keterlaluan.

Sementara itu, Arlin meminta izin untuk ke kamar karena ingin mengambil sesuatu, langkah kaki Arlin terdengar di telinga Ayu, sekretaris Remake itu kemudian menghilang karena takut ketahuan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top