Chapter 6: Serangan Kegelapan

Rumah Ferdi Jakarta Timur

Pukul 18:00 WIB

Danu terbangun, perutnya terasa mulas, ia ingin sekali ke kamar mandi. Danu bangkit dari ranjang lalu keluar dari kamar Ferdi. Ia berjalan pelan-pelan menuju kamar mandi lalu membuka pintunya. Danu menutup pintu kamar mandi lalu mengunci pintu. Ia melepas celananya lalu duduk di kloset. Berak berwarna cokelat keluar dari duburnya, disertai dengan belatung-belatung dan cacing-cacing. Duburnya dipenuhi cairan cokelat bercampur hitam dan putih. Nanah keluar dari duburnya.Cacing-cacing serta belatung menjalar keluar dari kloset, Danu tersentak. Ia berteriak-teriak ketakutan di kamar mandi. Di lubang kloset penuh dengan belatung dan cacing hidup.

"Aaaaah!" Danu melompat-lompat ketakutan. Ia mengambil handuk lalu berteriak memanggil-manggil Ferdi.

"Maaas!" teriak Ferdi sambil ketakutan dan menangis. Ia panik sambil memegang handuknya yang menutupi bagian bawah tubuhnya.

"Mas Ferdiiii! Mawar!"

Ferdi berlari dari ruang tamu ke dalam kamar mandi. Ia melihat Danu yang sedang ketakutan, wajahnya penuh dengan air mata. Ferdi melihat ada banyak belatung dan cacing di kamar mandi, ia segea berlari mengambil sapu dan juga pel. Ia menyapu belatung-belatung dan cacing-cacing yang ada di lantai. Danu melihat Ferdi yang memberishkan hewan-hewan itu sambil memasang muka jijik. Ferdi membuang hewan-hewan itu ke tempat sampah dan kembali ke kamar mandi mengepel lantai kamar mandi yang kotor.

Di sebuah kamar. Mawar sedang shalat Maghrib, sebuah suara terdengar di luar kamar, seorang pria berambut kribo menendang-nendang bagasi mobil dengan kencang-kencang. Wajah pria itu pucat. Ia memegang bagasi lalu memukul-mukulnya.

DUUG!.....DUUG!

Mawar berdoa seusai shalat, suara-suara pukulan di atas bagasi makin keras, Mawar membuka gorden usai ia berdoa. Ia melihat sesosok pria kribo berkaos hitam yang sedang memukul-mukul bagasi. Ia ketakutan, tangannya gemetar, Mawar menutup gorden lalu keluar dari kamar. Ia memanggil Ferdi.

"Mas Ferdi!" panggilnya sambil berjalan. Ia melihat pintu kamar mandi terbuka, terlihat Danu sedang bertelanjang dada sambil memegang handuk.

"Ada apa?"

"War, ada belatung! Keluar dari pantat gue."

"IIHH! Mas, ada orang lagi mukul-mukul bagasi!"

"Bagasi?!" Ferdi melepaskan pel yang ia pegang. Ia berlalri dengan kencang mengambil kunci depan rumah lalu membuka pintu. Ferdi keluar dari rumah. Matanya menelusuri sekitar mobil. Ia tidak melihat ada seseorang yang memukul bagasi mobilnya.

"Mawar! Gak ada apa-apa."

"Mas.... Tadi ada." Mawar menghampiri Ferdi yang berada di teras.

DUUUG!

Suara terdengar dari dalam dapur, Mawar dan Ferdi masuk kembali ke dalam rumah. Lampu di dalam rumah mendadak kedap-kedip, Mereka berdua menuju dapur dengan tatapan waspada, seorang pria berambut kribo terlihat melintas di dalam dapur. Ferdi melihat sosok itu, ia berlari ke dapur dan di sana kosong.

"Danuu! Kamu di mana?!"

"Mas aku di kamar. Mati lampu Mas."

"Mas.... Rumah ini ada hantunya?"

BYUUUR!

Suara deburan air di kolam ikan mengaggetkan Danu, lelaki yang sudah berganti baju itu keluar dari kamar. Ia memeriksa kolam ikan yang ada di halaman belakang, di dalam kolam ikan terlihat sebuah telur besar dan juga bunga-bunga kembang. Bunga-bunga kembang tujuh rupa mengambang di dalam kolam, telur besar berwarna putih berada di tengah-tengah kolam, mengambang.

Ferdi dan Mawar ke halaman belakang, mereka melihat Danu sedang berada di pinggir kolam. Mereka berdua menghampirinya, Mawar berkomat-kamit membaca doa, ia melihat sebuah telur besar di dalam kolam ikan dan juga ada kembang tujuh rupa.

"Ada kiriman kayaknya Mas." Danu berkata.

"Lo punya musuh Dan?" tanya Mawar.

"Gue nggak tahu. Apa anak di sekolah yang ngelakuin?"

"Gue ngeri, aduuuh!" ucap Danu.

"Kenapa Dan?" Mawar terkejut

"Pantat gue sakit War."

"Aku izin cek pantat kamu," pinta Ferdi.

"Iya Mas. Boleh."

"War, sorry kita mau ke kamar dulu."

"Iya Mas."

Rumah Arzi, Jakarta Pusat

Pukul 18:30 WIB

Seorang anak lelaki sedang duduk di samping ranjangnya sambil mengepalkan tangannya. Ia menahan marah, sebuah dendam di hatinya membara. Ia sudah di rumah setelah pasca pemulihan operasi. Ia mengambil ponselnya yang berada di samping kanannya lalu mengechat Danu.

Arzi: Eh lo di mana?! Gue bakal bunuh lo!

Arzi melemparkan ponselnya ke kasurnya, ia membaringkan dirinya di ranjangnya. Ia akan masuk ke sekolah minggu depan. Arzi tertidur di kamarnya, ia bermimpi meneriaki Danu lalu menusuk perutnya. Di dalam mimpi ia menusuk anak itu di lapangan sekolah. Seragam Danu bersimbah darah. Danu terjatuh di depan kaki Arzi, mulutnya mengeluarkan darah.

***

Rumah Arlin, Jakarta Timur

Pukul 18:45 WIB

Sepasang kekasih sedang tidur bersama di sebuah kamar, Keduanya ditutupi oleh selimut yang menutupi kedua tubuh mereka yang tanpa busana. Beberapa menit berlalu, Arlin terbangun dari tidurnya, ia bangkit dari ranjangnya mengambil handuk miliknya untuk menutupi alat reproduksi miliknya. Ia mengambil baju ganti lalu menuju ke kamar mandi.

Setelah ia selesai mandi, ia keluar dari kamarnya dan memasak makanan untuk mereka berdua. Di dapur yang memiliki meja makanan bergambar bunga melati, Arlin memasak makanan. Remaja itu membaca-baca mantra. Sebuah bisikan-bisikan mantra keluar dari mulut Arlin. Kekuatan kegelapan masuk ke dalam makanan yang ia masak.

Di kamar Arlin, Gatef bangun dari tidurnya, ia mengambil baju ganti dan handuk, ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya serta membuang kondom miliknya yang ia pakai ketika bercinta dengan Arlin. Sebuah telepon dari Sonya masuk ke dalam ponselnya ketika Gatef sedang berada di dalam kamar mandi. Selesai mandi dan mengganti pakaian, Gatef mengecek ponsel miliknya, sebuah telepon masuk. Ia menelepon balik ibunya.

"Halo, kamu di mana? Kenapa belum pulang?"

"Aku lagi main di rumah teman."

"Pulangnya jangan malam-malam ya."

"Aku nginep Ma."

"Nginep?"

"Iya. Besok pagi pulang."

"Ya udah."

Gatef menutup teleponnya dengan menekan tombol di ponselnya dengan kencang, Ia mematikan ponselnya lalu keluar dari kamarnya, ia melihat Arlin sedang memasak makanan. Ia menghampiri kekasihnya lalu merangkulnya yang sedang menggoreng ayam.

"Sayang, udah bangun?" Arlin

"Kamu lagi masak apa?." tanya Gatef yangh mencium pipi lalu bibirnya.

"Masak ayam goreng."

Mereka berdua makan ketika hidangan sudah siap. Arlin menyendokkan makanan yang ada di dalam piring lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Kamu heran ga Mawar kenapa ya mau main sama Danu?' tanya Arlin.

"Sedikit. Menurutku gapapa sih." jawab Gatef sambil menyendokkan makanan ke mulutnya.

"Aku sebel banget. Udah ngondek genit lagi!"

"Freak. Kadang jijik banget liat gayanya. Kayak gak punya ilmu pengetahuan otaknya. Yang namanya orang itu harus mempunyai ilmu pengetahuan."

"Dia tuh suka gelendotin temen-temen cowok nyapa gitu." Arlin memperagakan gaya ngondek Danu.

"Ya, namanya orang yang tidak punya pengetahuan. Tidak pernah membaca buku tentang ilmu. Kerjanya mungkin godain orang di taman doang."

***

Rumah Ferdi Jakarta Timur

Pukul 22:00 WIB

Mawar berpamitan kepada Ferdi dan Danu. Ferdi membuka gerbang rumahnya, Mawar menuju ke teras lalu menyalakan mesin motornya. Mesin motor menyala, ia melambaikan tangan kepada Danu dan Ferdi, motornya melaju keluar rumah, Ferdi menutup pintu gerbang, ia bersama Danu masuk ke dalam rumah kembali.

"Mas, aku tidur ya. Capek."

"Iya, kamu tidur dulu. Aku mau ngurus laporan keuangan tempat fitness."

"Oke Mas."

Danu masuk ke dalam kamar lalu mematikan lampu kamar. Ia berbaring di kasur dan menarik selimut. Dari luar kamar terdengar suara wanita berteriak bulu kuduk Danu merinding, ia merasa ada sesosok wanita yang menghuni rumahnya. Danu bangkit dari ranjang lalu membuka gorden perlahan-lahan. Tepat di depan jendela, di halaman rumah terlihat sesosok wanita berambut panjang, memakai gaun putih, berdiri menatap kamar Danu, Matanya hitam, melotot kepada Danu.

Danu ketakutan, gorden ia tutup, ia loncat ke tempat tidur dan menyelimuti wajahnya, sebuah suara kaki yang meloncat keras terdengar di telinganya. Dari rumah tetangga terdengar suara teriakkan.

AAAAAAAAA.......!!!!!!

DUUG!!!

AAAAAAAAAAAAAA!!!!!AAAAAAAAAA!!!!!

Danu memegang selimutnya dengan sangat kencang, ia membalikkan tubuhnya, posisinya terlentang. Matanya belum bisa terpenjam, teriakkan-teriakkan semakin keras terdengar. Suara kaki berjalan di atas langit-langit kamar.

DUUG!!!!!..........

DUUUUG!!!!

Danu memegang guling di sampingnya, jendela diketuk-ketuk, sebuah siluet sesosok wanita terlihat dari dalam kamar.

AAAAAAA!!!!! AAAAAAA!!!!

Suara teriakkan terdengar dari dalam rumah tetangga, terasnya penuh dengan suara benda-benda berjatuhan dan beberapa kaki berjalan. Danu tidak bisa tidur, ia merasa gelisah, dadanya naik turun. Tangannya memeluk guling, ia berusaha memejamkan matanya. Ketukkan-ketukkan pintu di jendela terdengar, suara pukulan-pukulan di tiang listrik berdentang kencang. Danu membalikkan tubuhnya, posisinya tengkurap memegang guling, suara teriakkan wanita kembali terdengar.

Jam menunjukkan pukul 1 malam, pintu kamar seperti dibuka

TREEK!!! TREEEK!!!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top