Chapter 10: Duel
Di malam hari seusai beribadah, Mawar memejamkan mata, ia membaca ayat-ayat suci, hatinya tertuju kepada penyantet Danu. Mulutnya berkomat-kamit, daun-daun di luar rumah bergoyang-goyang, angin berhembus sangat kencang, gadis yang memakai mukena putih itu merasa ada getaran-getaran di sekitar telinganya. Kaca jendela kamarnya bergetar-getar. Suasana kegelapan makin terasa di langit.
Tasbih di tangan kanannya melingkari tangannya yang menyentuh lantai, sementara tangan kirinya mengangkat ke atas, memohon pertolongan Tuhan.
Di sebuah rumah, seorang remaja memakai kaos hitam dan celana rok mini bergambar iblis tiba-tiba merasakan panas di bagian lehernya, ia sedang membawa gelas berisi air. Lalu, ia letakkan gelas itu di meja makan, "Ada serangan siapa sih?"
Arlin melihat ke jendela, ada sebuah firasat buruk di kepalanya. Ia merasakan ada serangan dari arah pihak yang ia santet. Ia teringat Danu. Siapa yang nyerang gue? Ia merasa kesal, sebuah ayat-ayat suci terdengar di telinganya, tubuhnya terlempar, badannya terjatuh ke lantai. Matanya terpejam, lalu ia bangkit, terduduk.
Mawar!
Arlin mengarahkan tenaganya ke langit, ia mengirimkan ilmu hitam ke rumah lawannya. Napasnya tersengal-sengal. Sebuah bola dihiasi api menuju rumah Mawar, bola beradu dengan getaran-getaran ayat suci. Tangan Mawar memukul lantai dengan mengucapkan kalimat suci.
DUAAAAAR!
Bola api meletus di langit, si pengirim membuka matanya. Mata Arlin menatap tajam. Ia berkonsentrasi kembali, Sebuah jurus mengarah ke hati Mawar, ia akan menyerang Mawar dengan energi apinya. Sesosok Kuntilanak yang memegang telur menunggu di atap rumah Arlin. Ia kemudian terbang menuju rumah musuh tuannya.
Mawar terus membaca ayat-ayat suci, sebuah energi ilmu hitam menyerang bagian hatinya, ia terguling jatuh. Badannya lalu terlempar, punggungnya menabrak tembok kamarnya. Badannya menempel di tembok. Sesosok Kuntilanak berdiri di depan jendela kamarnya sambil mengelus-elus telur.
Siapa yang menyerang Danu?
Muntahan darah keluar dari mulut Mawar, matanya memerah, ia mengeluarkan air mata. Tubuh Mawar jatuh ke lantai tepat di atas sajadahnya. Lawannya tersenyum. Tangan Arlin bergerak-gerak, ia mengguling-gulingkan tubuh Mawar.
"Mati kamu Mawar!" teriaknya sambil menatap tajam ke jendela.
Suara ayat suci menyerang kedua telinga Arlin, ia terlempar, tubuhnya mengenai kulkas. Sesosok Kuntilanak yang berada di rumah Mawar mencoba membantunya. Makhluk halus itu menerbangkan telur ke rumah Mawar tetapi hancur menembus tanah. Sang pemilik rumah melanjutkan bacaan ketika ia duduk kembali di atas sajadahnya. Sesosok Kuntilanak di depan kamarnya berteriak-teriak, tubuhnya terbakar, api menjalar ke tubuhnya. Tubuhnya meledak, api menjalar di tanah halaman rumah Mawar.
Arlin kesakitan, ia muntah darah, ia kemudian berdiri, ia menarik napas dalam-dalam lalu mengeluarkan sebuah toples berisi kalajengking hitam, lalu mengirimkan itu ke rumah Mawar. Sesosok kalajengking berukuran besar keluar dari sajadah Mawar. Mawar kaget, ia loncat ke atas tempat tidur sambil membaca-baca doa, menatap kalajengking itu.
Kalajengking hitam itu menghilang, Arlin merasa lawannya sangat tangguh, ia harus mengatur strategi untuk mengalahkan lawannya. Arlin mengeluarkan jurus tenaga dalamnya, lalu beradu dengan doa-doa yang dilantunkan Mawar. Getaran-getaran energi beradu, badan mereka berdua terguncang.
PRAAANG!
Jendela kamar Mawar dan jendela ruang tamu Arlin pecah, keduanya terpental, darah keluar dari mulut mereka berdua. Pecahan-pecahan kaca berserakkan. Arlin bangkit lalu berdiri kembali, sementara Mawar terus membaca doa, kekuatan Arlin berkurang, ia mundur lalu menndorong Mawar dari jarak jauh dengan kekuatannya.. Mawar yang sedang berusaha berdiri terpental.
Angin berhenti, Arlin mengambil minumannya. Remaja itu minum sambil memikirkan musuhnya. Kurang ajar lo War, ucapnya dalam hati. Matanya menatap lurus ke depan, dendamnya tumbuh di dalam dadanya.
***
Arlin masuk ke dalam kelas, Gatef belum datang, hanya ada beberapa murid saja sedang mengobrol di dalam kelas. Ia duduk di kursinya. Ia membuka ponselnya lalu ditemukan pesan-pesan chat dari Aryo. Ia berhasil memelet dua orang yang ia taksir, ia berencana memelet laki-laki lain. Ia mengetikkan balasan-balasan untuk Aryo. Ia memotret dirinya sendiri lalu mengirimkannya kepada Aryo.
Gatef masuk ke dalam kelas, ia menghampiri Arlin, remaja campuran India itu mengecup bibir Arlin, lalu ia duduk di sebelahnya. "Sayang, hari ini kamu ada acara?" tanya Gatef.
"Nggak ada. Kenapa?" jawab Arlin penasaran
"Aku mau ajak kamu ke rumah, mau aku kenalin sama mama."
"Ooh. Boleh. Aku mau nanya, kamu sama mama kamu gimana?"
" Biasa aja sih, mama katanya kaget pas aku bentak di telepon. Aku sempat berantem sama papaku karena aku ngomong kasar ke mama. Aku sudah dewasa, mereka tuh suka ngatur aku, ngajak-ajak ke acara pemujaan para dewa-dewi. Malas aja sama mereka.. Oh ya, muka kamu kenapa?"
"Jatuh kemarin, minumanku tumpah, jadi aku kepeleset." Arlin berbohong.
Tiba-tiba masuk chat masuk ke ponsel Arlin, ia membukanya, Aryo mengchatnya. Hatinya berbunga-bunga.
Aryo: Hari ini kamu ada di rumah? Bapak mau tidur di rumah kamu
Arlin: Istri Bapak gimana?
Aryo: Saya akan ceraikan dia, otaknya sudah tidak ada.
Arlin meletakkan ponselnya di dalam tas, ia mengobrol bersama Gatef, tiba-tiba Retha masuk ke dalam kelasnya, wajahnya sedikit cemberut, kepada Gatef, ia tidak respect lagi dengan laki-laki yang menghina sahabatnya. Retha hendak meminta laporan divisi konsumsi.
"Eh Lin. Laporannya udah?" pintanya.
"Udah, bentar gue ambil dulu." Arlin membuka tasnya, terlihat sebuah buku yang disampul plastik berisi laporan. Ia memberikannya kepada Retha, yang dari tadi melihatnya dengan wajah kesal.
"Muka lo kenapa?" tanya Retha.
"Jatuh kemarin, kepeleset." Jawab Arlin.
"Ooh. Hati-hati makanya."
"Eh, Si Fave udah bikin laporan?"
"Udah, dia udah kasih laporan ke gue. Emang ada apa?" tanya Retha jutek.
"Nggak. Gue nanya doang."
"Ya udah, gue ke kelas dulu ya."
"Oke."
Retha keluar dari kelas Arlin, Gatef berbisik di telinga Retha. "Itu anak sombong banget. Jijik aku ngelihatnya." Kata Gatef dengan tampang kesal.
"Aku juga sebel sama dia."
"Model-model kayak Retha, Fave, sama Mawar. gak berpengetahuan."
"Mawar buat aku go to hell sih dia. She is bitch really." ucap Arlin kesal.
"Jadi buangan kali nanti mereka." Gatef berkata.
"Iya Tef. Eh Sayang, aku diblokir sama Mawar."
"Aku juga. Itu anak ngapain sih belain Danu. Itu anak kan gak jelas."
"Aku nggak ngerti deh sama mereka." Arlin menggelengkan kepalanya.
"Kalau Fave dia rada diem ya orangnya?"
"Emang gitu. Dia tuh cupu."
Bel berbunyi, beberapa anak di luar masuk ke dalam kelas ketika wali kelas mereka masuk. Pelajaran dimulai pun dimulai, Arln dan Gatef mengambil buku pelajaran dan buku tulis mereka.
***
Saat waktu istirahat, Mawar bersama teman-temannya makan di kantin. Mawar bercerita kepada mereka tentang kejadian yang ia alami semalam. Wajah mereka kaget tampak kaget ketika mendengarkan cerita Mawar.
"Menurut lo siapa yang nyantet Danu?" tanya Retha, gadis berambut panjang itu menatap sahabat di hadapannya.
"Gue belum kepikiran siapa? Gue gak bisa asal tuduh."
"Tapi gue kesal sama si Arlin. Gue yakin deh dia pelakunya. Atau mungkin teman-temannya Arzi?"
"Gue gak tahu Ret. Gue gak nyangka bisa mental gitu, gue kaget lihat ada Kuntilanak di depan jendela rumah gue."
"Lo cerita hal ini sama orangtuanya Danu?" tanya Retha.
"Nggak. Gue gak berani. Kasihan." balas Mawar.
Mawar terbatuk, sebuah kekuatan ilmu hitam menghampirinya, ia terdesa, mie ayam yang ia makan ia muntahkan keluar. Retha segera menepuk lehernya. "War, minum War."
Mawar memuntahkan mienya, keluar beberapa belatung-belatung, Retha dan Fave tercengang. Tak jauh dari mereka, ada Arlin dan Gatef yang sedang makan berdua, seisi kantin mengalihkan perhatian mereka kepada Mawar. Mawar masih terbatuk-batuk, busa keluar dari mulutnya, matanya berkunang-kunang, ia tak sadarkan diri. Ia hendak terjatuh, badannya ditahan oleh Retha dan Fave. Beberapa orang menolong Mawar, Arlin hanya tersenyum licik, ia tidak membantu Mawar. Remaja itu yang menyantet Mawar dari jauh, dendamnya terbalaskan.
Mawar dibawa ke UKS(1), Retha dan Fave panik, mereka menunggu di dalam UKS, dokter yang memeriksa di UKS mengatakan bahwa Mawar harus istirahat. Retha dan Fave masuk ke dalam. Mawar yang sudah sadar hanya bisa terbaring lemah di UKS.
"War, lo istirahat dulu di sini." Kata Retha.
"Iya, tiba-tiba leher gue ada yang cekik, sakut banget rasanya." Mawar berkata sambil memegang lehernya.
"Kayaknya ada yang nyantet lo War." Retha khawatir ia mengelus tangan sahabat di sampingnya.
"Gue sama Retha ke kelas dulu ya War." ucap Fave.
"Iya." Mawar mengangguk.
Mereka berdua keluar dari UKS, sementara itu Arlin yang sedang menuju ke kelas bersama Gatef tmenyunggingkan senyum jahatnya.
***
Mobil Gatef masuk ke dalam rumahnya yang mewah, mobilnya diparkirkan di garasi, keluarlah Gatef dan Arlin, mereka berdua masuk ke dalam, Sonya menyambut anaknya, ia mencium pipi Gatef, lalu ia menyapa ramah kepada Arlin.
"Kenalin ini Arlin. Pacar aku."
"Oh ya, saya ibunya Gatef, panggil aja Tante Sonya." kata wanita berwajah India itu.
"Iya Tante."
"Kenalin, ini Tante Hagen, dia sahabat Tante."
Arlin bersalaman dengan Hagen, mereka duduk bersama di sofa, Arlin mengobrol bersama Sonya dan Hagen.
"Kamu udah berapa lama pacaran sama Gatef?" tanya Sonya penasaran.
"Udah sebulan Tante." jawab Arlin sambil tersenyum.
"Kapan-kapan Tante ajak kamu belanja ya di toko bahan."
"Boleh Tante."
Arlin dan Sonya mengobrol dengan akrabnya, ketika pulang Arlin diberikan kain sari oleh Sonya. Arlin diantar pulang oleh Gatef. Malam hari, ketika Arlin sedang merokok di kamarnya, tiba-tiba ada telepon masuk dari Aryo.
"Sayang, aku udah di luar rumah."
"Bentar ya, aku bukain pintu."
1 : Unit Kesehatan Sekolah
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top