He Makes My Day

"Ada apa? Kau tak henti memandangiku lima menit terakhir."

Aku tersenyum, ekspresi yang mendadak sering kupasang, meski berarti melanggar sumpahku berulang kali. Untuk lelaki dingin di hadapanku. "Tidak. Hanya saja ... kau telah memenuhi ekspektasiku mengenai pahlawan sebelumnya, ingat?"

"Oh, jadi itu kata lain dari ucapan terima kasih sekaligus pengakuan kehebatanku?"

Aku terkekeh. "Mungkin."

Todoroki melayangkan pandangannya pada bentangan langit berarak jingga di pinggir rel kereta ini. "Kau mengeluarkan quirk-mu. Angin dan air. Elemen yang hebat. Kau menyelamatkanku dari serangan Kenta, sebenarnya. Terima kasih."

Aku kebingungan. "Apa? Quirk? Jangan bercanda, Todoroki-kun."

"Pernahkah kau melihatku bermain-main? Selama ini, kaulah yang tidak pernah serius mengenai hubungan kita."

Tak pedulikan serpihan kode dari mulutnya, aku teriak histeris. "Aku punya quirk! Hei, apa aku terlihat hebat?"

Todoroki menghela napas. "Tentu, Putri Air. Kau bisa jadi pahlawan."

Teringat kalimat Kenta, aku tertunduk lesu, memandang telapak tanganku sendu. "Tidak bisa. Aku ini ... pembunuh."

"Itu masa lalu ayahmu, Naomi."

"Tapi darahnya masih mengalir dan menjadi bagian dari hidupku! Darah perenggut banyak nyawa."

Sebelum makin hilang kendali, Todoroki menarikku dalam dekap hangatnya. Tanpa kata, tanpa bicara. Hanya hatiku yang menghangat. Kubenarkan kalimat Kenta. Tiap orang punya mimpi sebagai alasan hidup. Dan mimpiku adalah dia, Todoroki Shouto.

Oh, Tuhan. Inikah rasanya dicintai?

◾   ◾   ◾

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top