Mendoan: Memaksakan PDKT Berkedok Penelitian

MENDOAN
Starred by:
—El & Luna—
[Detik Detak]

"Halo! Harimu baik?"

"Halo! Pagimu oke?"

"Halo! Sudah sarapan?"

"Halo! Tidurmu nyenyak?"

"Halo! Tugasmu aman?"

"Halo!"

"Halo!"

"Ha—"

"Haduh! Kamu punya masalah apa, sih, sama aku? Ada dendam, hah?" El berhasil memotong nada riang yang selalu terdengar menyebalkan di telinganya itu. Gila aja! El merasa kedatangannya di sekolah selalu disambut oleh kaset rusak yang terus menyapanya setiap pagi. "Udah sepekan penuh kamu tiap hari gonjang-ganjing bikin polusi suara. Kalau aku ada salah ... ngomong! Bukan neror pakai penekanan psikologikal gini. Aku enggak ada utang sama kamu, 'kan?"

Dengar ocehan enggak keruan yang serasa nonstop itu, cengiran Luna malah jadi tambah lebar. Walau dipakai menggenggam buku catatan, tangannya yang satu lagi tak berhenti melambai-lambai pada lawan bicaranya. "Halo, Elenio Saputra! Biar aku catat di laporan penelitian yang lagi aku garap, hari kedelapan ini merupakan pertama kalinya kamu respons aku." Luna mengangguk-angguk. "Perkembangannya positif. Ada harapan!"

Apaan, nih? Siapa yang positif? Pakai tanda mutlak kali, ya? Apa bilangan kuadrat, makanya selalu menghasilkan bilangan positif? El mengernyitkan kening, belum dapat pencerahan dari apa yang tengah dilakukan Luna. Tatapan El tak lepas sedetik pun dari spesies enggak jelas di hadapannya yang sedang asyik menulis sesuatu di buku catatan.

Kalau dipikir bolak-balik, jarang sekali Luna tertarik pada hal-hal semacam ini. Hobinya, kan, kalau enggak rusuh dan makan mi ayam, ya ... nge-halu-in husbu-husbunya. Langka betul seorang Luna Marshila Zahira tertarik pada dunia research! Perlu diabadikan jadi keajaiban dunia kedelapan, ini! El memiringkan kepala, penasaran dengan topik apa yang Luna angkat sampai-sampai bikin anak itu tertarik untuk melakukan penelitian. Apakah survey durasi menonton anime dalam satu pekan? Atau meneliti pertimbangan untung-rugi yang didapat Mang Dod kalau menerapkan diskon pada seblak jumbonya? El menertawakan ide penelitian yang 'Luna banget' itu dalam hati. El pun angkat suara. "Penelitian apa?"

"Betul! Penelitian tentang korelasi antara frekuensi temu dengan periode tumbuhnya cintamu. Santai! Aku cuma jadiin kamu objek penelitianku satu-satunya, kok. Lho, sejak kapan aku bisa bahasa buaya? Oke, enggak penting. Intinya, aku merumuskan kalau y adalah besar lope-lope yang hadir di antara kita, maka y = ax + b, di mana a adalah ketertarikanmu yang jelas berada di luar kendaliku, sementara b adalah usaha dan cintaku padamu yang sudah konstan. Syaratnya ...."

Sialan. Muka tengil El yang tadinya siap menertawakan ide gila Luna tiba-tiba tersirap habis, digantikan dengan tampang datar yang siap meledakkan amarah. Kalau dilihat pakai lensa anime, kamu bisa menemukan perempatan berwarna merah di sudut kening anak lelaki itu. Kecewa berat! Meski penampakan lawan bicaranya sudah betul-betul tidak kondusif, Luna malah masih saja mengoceh tak tahu tempat.

" ... a tidak boleh negatif, kecuali kalau pakai tanda mutlak. Pokoknya, enggak mau tahu, hasil y-nya harus positif! Nah, x-nya ini frekuensi pertemuan kita. Variabel x inilah yang mau aku perbesar biar ketertarikanmu juga bisa meningkat. Di persamaan cinta ini, kan, a sama x-nya sebanding, ya. Jadi makin besar x, makin besar juga nilai ax-nya. Siap-siap aja buat aku 'halo'-in tiap hari!"

Walau cukup muak dengan persamaan ngasal yang seenaknya di-cocoklogi-kan Luna, El hanya bisa menatap anak perempuan itu tak percaya. One question ... cukup satu pertanyaan saja yang sanggup El lontarkan. "Kalau hasilnya positif emang kenapa?"

"Kalau besar y-nya positif ...." El kaget karena Luna tiba-tiba menjerit dan mesem-mesem enggak jelas. "Kalau y-nya positif, valid, no debat, no kecot ... kita harus pacaran!"

Sumpil, kek upil! El melancarkan bombastic side eyes tak terkira. Sungguh di luar nurul, tak habis pikri. Sejauh ini ... ini yang paling jauh!

Yallah jadi kangen ma Trio Babon, ekekeke. Engga kerasa ya. Udah dua tahun lalu, lho, sejak mereka aku rawat seperti anak pungut sendiri😣 C u next page!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top