Cepmek: Cepat Rambat Gelombang Mekanik
CEPMEK
Starred by:
—Alfis & Wander—
ft. Kiano si Figuran
"Fis, ngerjain tugas fisika bareng, yuk!" Dengan cengiran lebarnya yang aduhai bak semerbak kemenyan, Wander menghampiri Alfis di pojok barisan depan. Wander mendorong Kiano yang sedang tebar pesona, lalu mengambil alih kursinya untuk diseret lebih dekat ke bangku Alfis.
Dengan kedua alis menukik juga bimoli—bibir monyong lima meter—yang sudah menjadi reaksi khas agen per-lambe-an dan per-gibah-an di Persatas, Kiano sebal maksimal. "Hoy, apa-apaan? Pencurian ini! Wahai, entitas bernama Wanderspace_ yang namanya pakai underscore beneran, kamu bisa terjerat Pasal 362 KUHP atas tuntutan pencurian kursi milik Baginda Kiano yang cool tiada tara!"
"Ya elah, Ki! Kamu bahas KUHP?" Wander geleng-geleng tak percaya. "KUHP itu Kitab Undang-undang Hukum Pidana, peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai perbuatan pidana secara materiil hukum di Indonesia. Sumbernya dari hukum kolonial Belanda, yakni Wetboek van Strafrecht voor Nederlands-Indië. Hal krusialnya, KUHP itu berlaku buat warga negara. Kamu, kan, warga Saturnus, Ki. Harusnya pakai KUHP bikinan pemerintah luar angkasa!"
Detik berikutnya, Wander tak lagi menghiraukan gerutuan makhluk abstrak tersebut. Anggap saja suara kentut curut, pikirnya. Wander menyimpan buku fisika di meja Alfis, membatasi ruang gerak lelaki berkacamata tebal itu yang sedang teramat fokus mengerjakan soal. Ketika Alfis menatapnya dengan tajam, Wander malah mengerjap-ngerjap tak berdosa. Alfis mendengkus malas. "Ngapain?"
"Kerjain bareng, ih!"
Jijik banget bahasanya. Sok imut, pula. Bilang aja mau nyontek! Alfis memutar kedua bola matanya dengan malas. "Tugas yang itu udah selesai. Aku lagi latihan soal dari olimpiade fisika tingkat nasional tahun kemarin. Kalau mau nyontek, mending cari target lain, deh."
Wander memberengut kecewa. "Kamu ... sumpah, kamu punya nilai modulus Young segede apa, sih, Fis? Infinit, ya? Kaku banget, buset!" Wander membuka lembar demi lembar catatan fisikanya dengan emosi jiwa. Kedua sudut bibirnya tertekuk ke bawah.
Sudah burik, tambah buriklah ia. Raut muka Wander tak jauh berbeda dari air comberan yang dijatuhi zat-zat kuning melayang-layang. Iya, si kuning yang pandai berenang itu!
Merasa emosinya belum tersalurkan dengan benar, tangan Wander pun menjambak rambut Alfis yang sudah berantakan dari sananya. "Kalo enggak bisa minta contekan, minta otak kamu ajalah, Fis!"
"Sialan, Wander Badeur¹! Jangan bikin orang jadi botak!"
Seakan baru teringat suatu ide yang brilian, Wander melepas jambakannya, lalu menjentikkan jari dengan antusias. Tak peduli pada manusia yang masih mengaduh-aduh tersiksa di hadapannya, Wander menarik kedua pipi Alfis agar menatapnya serius. "Kamu harus coba model rambut cepmek, deh, Fis. Cocok buat kamu yang jamet!"
Kampret, dikata jamet! Mana bisa Alfis diam saja? Salah satu sudut bibirnya terangkat. Cara terbaik untuk menyerang balik adalah dengan mengikuti permainan musuh lebih dahulu! "Oke. Aku ganti ke model cepmek dengan satu syarat aja. Kalahkan aku di soal ini. Satu soal doang. Kalo kamu berhasil nemu jawabannya lebih cepet, besok pagi, rambutku udah ganti jadi model cepmek."
"Lah, apaan?" Buset, ditantang fisika. Jago kandang doang! Wander mengepalkan tinju yang siap bersarang di rahang Alfis. Akan tetapi, pergerakan itu tertahan oleh kalimat Alfis berikutnya.
"Gampang, kok. Soalnya tentang cepmek juga. Cepmek, cepat rambat gelombang mekanik. Perlu aku ajarin dulu?"
Sempol, Dodol, Cendol, Panadol! Merendahkan banget, ini! Tahi ayam!
Pura-pura tak menyadari muka nelangsa Wander, Alfis malah lanjut membacakan soal. "Kecepatan gelombang mekanik v yang merambat dalam sebuah kawat ternyata tergantung pada gaya tegang kawat F dan massa persatuan panjang kawat m/l. Jika tegangan tali diperkecil dua kalinya dan tali diperpanjang empat setengah kalinya, maka hitunglah kecepatan gelombang pada tali tersebut!" Alfis berdeham sok bijak. "Kecepatan gelombang mekanik itu sebanding sama akar gaya F yang dikali dengan panjang per massa kawat. Buat dapat v2-nya, tinggal masukkin nilai yang ...."
"Ngotak dikit, dong!" teriak Wander.
Gila aja. Berawal dari nyontek sampai minta Alfis pakai model rambut cepmek, kenapa jadi nyasar ke rumus cepat rambat gelombang mekanik? Bukannya dapat pencerahan tugas fisika, kenapa Wander jadi harus tergerus rumus enggak jelas dari maniak fisika itu!
—Catatan (Enggak) Penting—
¹Badeur: Nakal (bahasa Sunda)
Wander di sini bahas KUHP segala, euy! Maklum, golongan murtad dari IPA😎☝️ /Ciaelah, gaya bener. Udah ketemu Alfis, nih, di bab pertama. Bulan depan ketemu siapa lagi, ya, kira-kira?🤯
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top