Amin: Andai Namamu Tak Lagi Mengisi Doaku

AMIN
Starred by:
—Rosi, Yasna, Haula—
[Ruwada Universe]

"Gila! Itu crush barumu, Ci?" Yasna gaduh sekali menjerit pakai getaran ultrasonik sampai bikin Oci ketar-ketir dan mencoba membekap mulut sahabatnya itu. Spontanitas yang dilakukan Oci tersebut memang suatu tindakan mitigasi yang oke. Sangat tepat sasaran! Pasalnya, Yasna enggak bisa tetap jinak kalau sudah berurusan dengan spesies cowok ganteng ... apalagi crush sahabatnya sejak orok! Mana bisa enggak heboh? Lihat saja! Saat ini, setelah dibekap sekalipun, Yasna masih tinju-meninju bahu ringkih Oci dengan brutal, berniat menggoda. "Yang kemarin itu di-skip aja, nih, jadinya? Yang XII MIPA-3 ...."

"Enggak jelas!" Oci melotot. "Yang itu enggak usah dibahas! Bikin malas! Perut jadi mulas! Sama sekali enggak berkelas! Cocoknya buat ditindas!"

An-jay! Tampaknya semangat sekali Oci mendiskriminasi mantan crush-nya yang hanya bertahan selama dua hari di hatinya itu. Menyesal aku tak merekam ucapan-ucapannya kemarin yang bucin abis sampai bikin orang-orang pusing sendiri. Aku siap menutup telinga lagi, malas mendengarkan kerusuhan Oci dan Yasna yang kalau sedang berbagi informasi—tentang cogan, utamanya—sudah seperti sedang menggelar konferensi pers terbesar se-Asia Tenggara.

Akan tetapi, baru saja aku berniat membuka buku fisika untuk mengalihkan atensiku sepenuhnya pada materi pembelajaran yang akan dibahas Bu Yanti di kelas pagi ini ... celetukan Oci malah bikin aku tersedak sampai mau memuntahkan paku, tapi boong. Aku bukan pengrajin santet atau semacamnya. Kalimatnya kira-kira begini ....

"Kamu gimana, Ula? Nemu belum, siiih, di SMA Ruwada ini? Masa enggak ada satu pun yang bikin kamu tertarik?"

Well, kenapa jadi aku yang kena? Aku menghela napas panjang, tak tahu mesti merespons seperti apa. Ekhem! Aku berdeham singkat sambil memutar otak, mencari jawaban yang tepat. "Urgensinya apa? Emangnya harus banget aku punya crush?"

"Oh, iya, lupa!" Yasna tepok jidat. "Dia masih stuck sama yang teman SD itu, Ci ... Haula mah setia, enggak kayak kamu! Ganti terus tiap hari."

"Bjir! Enggak gitu, dong. Setiap dua jam sekali juga bisa ganti kalau ada cogan lewat FYP TikTok, hehe." Oci nyengir kuda, lantas mengalihkan pandangan kembali padaku. "Eh, tapi serius ... dia pake pelet apa, sih, Ul? Efeknya sakti mandraguna banget, ya. Udah mau sepuluh tahun, lho? Kamu masih ... nunggu ... dia?"

Barusan Oci bertanya sambil kentut apa gimana, ya? Hidungku refleks tersumbat, soalnya ... jadi enggak bisa napas. Seolah kadar oksigen di atmosfer mendadak sirap meninggalkan bumi. Aku susah payah menarik napas. "Aku juga bingung. Aku emang enggak niat nyari crush atau apa pun itu, Yas, Ci ... aku enggak mau mikirin hal begituan dulu. Pertahanan yang aku buat udah sukses ngeblokir semua jenis makhluk cowok di luar sana. Tapi yang satu itu ...." Aku menunduk dalam. "Enggak tahu kenapa. Yang satu itu enggak pernah mau pergi."

Selanjutnya, tidak ada lagi percakapan Oci dan Yasna yang bisa aku tangkap dengan baik. Kepalaku kembali dipenuhi sosok yang kukenal sejak di bangku SD. Dia anak pindahan, hanya sempat kukenal selama satu tahun, tetapi ... memori tentangnya tak pernah pudar sedikit pun walau sudah nyaris sepuluh tahun berlalu.

Tanganku mengepal. Jujur, aku kesal ... dia siapa, sih, sampai berani-beraninya mengambil alih seisi bait doa yang selalu kupanjatkan di sujud terakhir?

Sebetulnya aku malu, Ya Allah ... aku malu. Malu karena di setiap interaksiku dengan-Mu selalu saja terselip nama yang lain.

Aku tak mau bertemu dan berinteraksi dengannya lagi dalam bentuk ketidaksengajaan apa pun ... tetapi kenapa, Ya Allah ... kenapa dia masih saja seenaknya menjajah doa di sepertiga malamku?

Ini nyesek tau gengs, tapi aku pribadi emang ngerasa chapter ini kureng banget WHAHAHA. Cung yang gamon sama org lama! Tungguin cerita-cerita di Ruwada Universe yaw! (Aku makin ga sabarrr sksksk)
C u next page!!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top