Shuuichi Natori
Pagi ini tak ada pekerjaan yang harus ia lakukan. Natori Shuuichi, pria berbadan tinggi, atletis, dan berwajah tampan. Ia dijuluki seorang pemburu youkai jahat. Karena tak ada permintaan, ia membiarkan para pembantunya berlibur.
Yang ia lakukan sedari tadi hanyalah bermalas-malasan, duduk di atas sofa pada apartemennya. Tidak ada hal menarik, sampai terdapat seseorang yang membunyikan bel apartemen dan mencari dirinya. Ketika Natori melihat menggunakan layar monitor, dua pria berdiri di lantai satu depan tempat mengontak penghuni apartemen.
Natori tidak kenal orang-orang itu. Namun, ia mempersilakan mereka masuk dan menuju ruangannya di lantai atas. Ketika pintu dibuka, yang dilihat Natori adalah dua anak kecil, yang satu gemuk dan yang satu kurus. Mereka tanpa seizin yang punya langsung masuk begitu saja, membuat Natori geleng-geleng kepala.
Kedua tangannya menarik kerah belakang anak-anak itu, lalu bertanya, "Siapa yang menyuruh kalian ke sini, Youkai?"
Kedua anak itu menyeringai. Mereka berubah menjadi youkai beruang dan youkai ular, membuat Natori melepas kerah baju. Ia meningkatkan kewaspadaannya, sebab para youkai itu tampak berbahaya. Namun, meski begitu, ia tak ingin memanggil pembantunya. Natori berniat untuk menyegel mereka sendirian.
"Aku tanya sekali lagi, siapa yang mengirim kalian?" Natori menyiapkan dua carik kertas segel. Namun, kedua youkai hanya tertawa cekikikan.
"Mengapa kalian hanya tertawa saja! Jawab!" seru Natori.
"Kami ... disuruh oleh...."
"Natori!"
Natori membuka kedua kelopak matanya dengan terkejut. Ia berbaring di atas sofa.
"Natori-sama, ada apakah? Kau berkeringat...." Salah satu pembantunya yang bernama Hiiragi bertanya.
"Aku tidak apa-apa." Natori bangkit dan berjalan menuju kamar.
"Ah, kalau tidak ada apa-apa maka biarkan aku menusukmu menggunakan pisau dapur ini."
"A-Apa!" Natori berbalik, melihat Hiiragi yang memelesat sambil mengacungkan pisau dapur.
"Siapa, ya?"
Natori mengerjap kembali. Ia berada di ruangannya, di depan kedua youkai berbahaya.
"Sialan kalian!" Ia memelesatkan dua kertas segel ke arah youkai.
Dengan cepat, juluran-juluran tulisan kuno keluar, melilit tubuh youkai dan mengisap mereka masuk ke kertas. Tulisan pada kertas pun lenyap.
"Begitu saja? Huh!" Natori berjalan mendekat, hendak memungut kertas-kertas itu.
Namun, tiba-tiba pandangannya kabur. Kepalanya terasa sakit sehingga ia meremasnya. Penglihatan Natori berubah menjadi berwarna-warni, meliuk-liuk secara aneh, sehingga membuatnya pusing dan mual.
Ketika berkedip, yang ia lihat adalah Hiiragi menancapkan pisau dapur ke dada kiri Hiiragi sendiri. Darah pun mengucur keluar dengan deras.
"Apa?" seru Natori. "Tapi, Hiiragi adalah youkai, tidak mungkin ia mengeluarkan darah. Artinya, aku sedang dalam halusinasi."
Ia menarik napas panjang, lalu berteriak, "Kalian yang di sana! Apa mau kalian!" Natori mengatupkan kedua tangan di depan dada. "Akan kukeluarkan diriku dari sini."
Kini yang ada di depannya adalah Natori. Keduanya berada di ruangan apartemen mereka.
"Si-Siapa kau?" tanya Natori.
Natori bayangan menjawab, "Aku adalah kau. Kau adalah aku. Kita berdua adalah orang yang sama. Kita berdua adalah Shuuichi Natori."
"Sialan! Apa maumu!" Natori menjadi naik pitam.
"Sudah, sudah, tenanglah." Natori bayangan menenangkan Natori.
"Siapa yang memerintahkanmu?" Natori menjadi waspada.
"Aku... yang memerintahkanku-" Natori bayangan menunjuk ke arah Natori "adalah kau sendiri, Natori."
"Huh," balas Natori, "jangan bercanda!"
"Itu benar. Kau juga yang mengirim dua youkai tadi, youkai beruang dan youkai ular, untuk masuk ke ruanganmu."
"Bohong!" balas Natori.
"Itu benar. Bukankah sepanjang pagi ini kau merasa bosan? Hanya duduk-duduk dan bermalas-malasan di atas sofa. Maka dari itu, kau melakukannya."
"Akulah... yang melakukannya?" Ekspresi Natori berubah menjadi tak percaya.
"Benar sekali," jawab Natori bayangan.
"Mustahil." Natori berpindah ke posisi bersimpuh. Wajahnya menjadi mengerikan, matanya memelotot dan ia menyeringai. Kemudian, dari mulutnya keluar suara-suara tawa yang menakutkan.
Natori bayangan melambaikan tangannya "Baiklah, kalau begitu urusanku selesai. Lagipula aku di sini hanya untuk memberitahukanmu itu." Ia berbalik, melangkah pergi.
Namun, ia berhenti. "Oh iya, lupa. Yang mengirim aku juga kau. Ya sudah, sampai jumpa." Ia berjalan lagi, menembus dinding.
Natori tak peduli. Ia tetap tertawa keras seperti orang gila. "Hahahaha!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top