Bab 3
Aku melihat seorang gadis kecil yang cantik. Ia berlari ke arah ku dan seperti tidak melihat ku dia bisa menembus melewati tubuh ku, kemudian disusul oleh dua orang yang aku kenali sebagai orang tua Ningsih.
Namun, bedanya disini mereka terlihat lebih muda. Mereka berdua mengejar anak kecil yang tadi berlari melewatiku. Sama halnya dengan anak kecil tadi, mereka berdua juga menabrak dan menembus tubuhku.
Kedua orang tersebut berlari mengejar anak kecil tadi sambil meneriakinya.
'Sari, jangan berlari nanti kamu bisa jatuh sayang,' kata sang wanita kepada gadis kecil yang sedang berlarian tersebut.
Sedangkan sosok pria yang ada di samping wanita tersebut berlari lebih kencang dan menangkap gadis kecil tersebut.
'Kena,' kata pria tersebut sambil memeluk gadis kecil tersebut kemudian menggendongnya.
'Kenapa Ayahanda selalu bisa menangkapku? Jika, kakak ada di sini pasti kakak akan menggendongku sambil berlari. Dan aku pasti tidak akan tertangkap oleh Ayahanda,' kata gadis kecil bernama Sari tadi kepada pria yang menangkapnya.
'Sudahlah Sari disini kan ada ayah dan bunda, kakakmu itu mengikuti pelatihan agar dapat menjadi raja yang hebat. Jadi putri kecil ayah ini tidak boleh sedih ya sayang. Beberapa tahun lagi kakakmu itu pasti akan pulang. Bagaimana kalau sekarang kita makan siang bersama?' kata pria itu kepada Sari.
Setelah menyaksikan cuplikan peristiwa tersebut aku menyaksikan banyak sekali cuplikan peristiwa lain mulai dari Sari kecil hingga dia tumbuh menjadi gadis dewasa.
Kemudian setelah seluruh peristiwa itu selesai ditayangkan aku terbangun di tempat semula yaitu ruangan dengan interior kuno dan aneh. Tapi bedanya sekarang tidak ada orang lain selain aku di ruangan ini.
Aku bangun dari tempat tidur dengan perlahan dan mendapati gelas berisi air disamping tempat tidur. Saat aku hendak minum, aku melihat ada cermin kecil di sebelah gelas. Kemudian aku mengambilnya dan mencoba bercermin. Kalian tau, aku benar - benar terkejut saat bercermin karena yang aku dapati di cermin bukan wajah ku, namun wajah Sari seperti yang ku lihat di mimpi tadi.
Memang dia mirip dengan ku, tapi ini bukan wajah ku.
Oh, sekarang aku mengerti jiwaku masuk ke dalam tubuh milik Sari dan semua orang yang mengelilingiku saat aku bangun waktu itu adalah keluarga Sari. Jadi, ini tujuan dari para ilmuan itu memasangi tubuhku dengan kabel dan juga alat-alat aneh, untuk percobaan pemindahan jiwa.
Lalu setelah aku masuk ke dalam tubuh orang lain yang sudah tiada aku harus melakukan apa ?. Apakah aku harus mengikuti alur kehidupan Sari atau bagaimana. Otak ku rasanya ingin meledak memikirkan semua ini.
Tapi tunggu, keluarga kerajaan? Tidak buruk.
Hans POV
Semuanya benar-benar menjadi gelap setelah aku merasakan sengatan listrik yang amat besar. Aku berharap aku bisa menemukan sesuatu yang baru yang bisa membuatku hidup kembali . Ralat, maksudku merasa hidup kembali. Semua yang aku miliki di zaman sekarang benar - benar tidak bisa membuatku merasakan apa itu bahagia yang sesungguhnya.
Meskipun aku di kelilingi banyak harta, aku tidak pernah memiliki rasa kasih sayang yang nyata dari orang-orang di sekitarku, yang ada hanyalah rasa segan dan juga rasa persaingan akan kekuasaan.
Setelah beberapa saat, rasa sakit dari sengatan listrik tergantikan oleh rasa kebas di seluruh tubuhku. Aku membuka mataku dan melihat kesekeliling. Tempat apa ini ? Kenapa hanya ada tumpukan jerami dan beberapa orang yang sedang tertidur.
Aku merasa tubuhku lengket dan juga bau. Setelah aku mengecek pakaianku sendiri, aku benar - benar dibuat terkejut kalian tahu kenapa? Karena saat ini seseorang Hans Eduardo sedang memakai pakaian tidak layak pakai dan jangan lupa dengan tubuh yang sangat kotor.
Bukannya sombong atau apa, tapi seumur hidup aku belum pernah memakai pakaian seperti ini. Ya sudahlah, setidaknya ini hal baru dalam hidupku bukan? Siapa tau ada hal menarik lainnya yang akan terjadi.
Setelah selesai mengamati diriku sendiri dan juga keadaan sekitar, aku pun memutuskan untuk tidur kembali karena badanku benar-benar terasa pegal dan sakit.
Aku merasa baru beberapa menit aku memejamkan mata tiba-tiba ada seseorang pria dengan perawakan sangar membuka pintu ruangan ini.
"Hei kalian. Bangun ini saatnya bekerja, kenapa masih bersantai hah?!" bentak pria sangar tersebut.
Seluruh orang di ruangan ini terbangun setelah mendengar bentakan dari pria sangar tersebut. Setelah bangun mereka semua langsung keluar satu persatu tanpa bersuara sedikit pun.
Tunggu sebentar. Ruangan dengan jerami, baju lusuh dan badan bau, kemudian dapat diperintah seenaknya. Jika dugaan ku, benar maka saat ini peranku adalah menjadi seorang budak. Hmm ... sejauh ini semuanya menarik. Aku belum pernah merasakan hal ini sebelumnya. Ya ... Meskipun aku merasa sedikit kelaparan dan juga kesakitan, tapi jika aku bertahan aku mungkin akan menemukan hal - hal menarik lainnya yang belum pernah aku temui sebelumnya.
Tanpa sadar aku telah melamun dan menghiraukan pria sangar tadi, sehingga ia marah dan kembali membentak.
"Hei kau, budak tidak tau diri. Aku harus mengatakan berapa kali bahwa ini bukan saatnya bersantai, cepat lakukan pekerjaanmu atau kau akan ku hukum!" kata pria sangar itu dengan nada yang dibuat segalak mungkin sambil melotot padaku.
" Baik tuan," kataku kepada pria sangar tersebut.
Aku segera bergegas keluar dan menganalisa keadaan sekitar untuk mengetahui pekerjaan seperti apa yang harus aku lakukan. Sebenarnya aku tidak takut sama sekali pada pria sangar tadi. Tapi ini belum saatnya bagiku untuk berhenti. Aku bahkan baru saja memulai hidup baru disini sebagai seorang budak.
Kalian bisa menganggap aku gila atau semacamnya karena aku mau saja menjadi budak. Tapi itulah yang aku rasakan, aku benar - benar tertantang dengan hidup baruku saat ini sebagai seorang budak. Ini benar-benar pengalaman baru di dalam hidupku yang seperti jalan mulus tanpa hambatan itu.
Author POV
Setelah semalam Mulan mendapati fakta bahwa dirinya kini berada di tubuh Sari, Mulan benar-benar senang. Mulan merasa sangat senang karena dirinya sekarang adalah seorang putri dari sebuah kerajaan seperti yang ia khayalkan.
Karena sangking senangnya Mulan melompat kegirangan sampai-sampai ia melupakan kalau dirinya masih lemah. Karena tubuhnya yang masih lemah Mulan pun terjatuh saat melompat-lompat. Mulan sedikit menjerit karena kepalanya terbentur pojokan meja saat terjatuh , sehingga para prajurit yang berjaga di depan kamarnya langsung menanyakan keadaannya
"Maaf ndoro putri, apakah anda baik-baik saja?" tanya seorang prajurit dengan sedikit berteriak dari luar ruangan karena dirinya tidak bisa lancang masuk ke kamar seorang putri.
"Aku tidak apa-apa!" balas Mulan dengan sedikit berteriak.
Mulan kemudian bangkit dan kembali ke tempat tidurnya sambil memegangi kepala yang terasa sakit. Ia kemudian memposisikan dirinya bersandar di kepala ranjang untuk menetralisir rasa sakit kepalanya.
Tak disangka-sangka kejadian itu terdengar hingga ke ruangan sang raja dan ratu. Saat itu raja dan juga ratu belum tidur karena memikirkan kondisi putrinya yang tiba-tiba saja pingsan. Setelah mereka mendengar suara jeritan putrinya, kekhawatiran mereka semakin kuat. Sehingga mereka bergegas menengok sang putri.
Setelah sampai di kamar sang putri, raja dan ratu segera menghampiri putri mereka yang terlihat seperti sedang memijit kepalanya. Karena sangat mengkhawatirkan putrinya, sang ratu langsung memberi putrinya berbagai pertanyaan secara beruntun.
Mulan POV
"Sayang ada apa? Apa kau baik-baik saja? Tadi kenapa berteriak? Apa ada yang mengganggumu? Apa kau mimpi buruk atau kepala mu sakit? Butuh sesuatu? Atau ..."
Belum selesai ratu menanyakan semua pertanyaannya padaku, entah kenapa tiba-tiba mataku terasa basah dan air mataku mengalir dengan sendirinya tanpa bisa ku bendung. Ia benar - benar membuat ku terharu dengan perhatian sosok ibu yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
"Kenapa menangis sayang, coba ceritakan padaku," tanya sang ratu pada ku.
"Sari tidak apa-apa ibunda, maaf jika telah membuat semua orang khawatir. "
Raja dan Ratu itu terdiam sejenak setelah mendengarkan ucapanku. Lalu giliran sang ratu yang menangis.
"Sayang kau ingat pada kami?" tanya sang ratu padaku dengan wajah yang amat sangat bahagia. Dan tanpa aba-aba, ia memelukku dengan begitu erat.
Aku hanya bisa mengangguk untuk menanggapinya, karena aku sendiri pun masih syok dengan perlakuan orangtua Sari ... yang sekarang menjadi orangtua ku.
Setelah beberapa saat berpelukan dengan sang ratu. Tiba - tiba ada suara yang menginstrupsi kegiatan kami.
"Ekhem, sepertinya kau hanya mengingat Ibunda mu saja Sari," intrupsi raja pada kami.
Setelah mendengar suara itu aku dan ibunda tersadar, kemudian kami saling tatap dan tersenyum hingga tawa kecil pecah.
"Sementara ini sebaiknya kau istirahat dulu Sari. Karena kondisi mu juga masih belum benar - benar pulih sepenuhnya," kata ayahanda padaku.
"Baik, ayahanda," kataku sambil tersenyum kepada mereka berdua sebelum mereka berbalik meninggalkan ruangan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top