Bab 20

Wisnu POV

Baiklah karena Sari memintaku untuk tidur maka aku akan melakukannya. Sebenarnya aku ingin sekali menemaninya memasak. Tapi apa boleh buat karena ancaman yang dilontarkan oleh Sari maka aku harus menurutinya.

Membayangkan tidak berada di dekatnya saja membuatku frustasi, apalagi harus berjauhan dengannya selama seharian penuh. Aku tidak akan sanggup melakukannya.

Kurasa istirahat sejenak tidak ada salahnya. Lagipula sepertinya tubuhku juga memerlukan istirahat.

Sejak tiba di desa ini sepertinya aku kurang tidur. Atau mungkin memang tidak tidur? Entahlah aku tidak mengingatnya.

Aku tidak terlalu memperhatikan diriku sendiri semenjak kehadiran Sari dalam kehidupanku. Karena sejak saat itu yang ada dalam pikiranku hanyalah Sari, Sari dan Sari.

Kemarin saat aku bertarung dengan sosok misterius yang mengincar Sari. Aku tersadar akan sesuatu bahwa banyak orang di luar sana yang sedang mengincar Putri Sari. Dia cantik, baik, ramah, ceria, pandai dan masih banyak lagi kelebihan yang ia miliki. Siapa yang tidak terpikat padanya.

Bahkan saat pandangan pertama saja pasti banyak orang yang tertarik padanya dan berlomba-lomba untuk mendapatkan hatinya. Selain ada yang terpikat dengan kecantikan dan kebaikan yang dimiliki Putri Sari banyak juga orang yang ingin mencelakakannya karena iri pada kesempurnaan yang ia miliki.

Ketika menyadari hal tersebut seketika ada rasa takut di hatiku. Takut kehilangan seseorang yang berarti bagiku seperti aku kehilangan ibuku. Dulu aku melakukan kesalahan besar dan kini tidak akan terulang lagi. Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk melindunginya bahkan jika nyawaku taruhannya.

Aku tersadar bahwa aku sangat mencintai Putri Sari. Namun, perasaan itu selalu ku pendam dan kututupi agar tidak ada seorang pun yang tahu bahkan diriku sendiri seakan menolak fakta bahwa aku mencintainya.

Namun, setelah tersadar aku mengambil resiko tertinggi untuk selalu berada di dekatnya dengan mengungkapkan perasaanku. Kemungkinan besar dia akan marah dan juga tidak ingin berbicara padaku lagi.

Tapi siapa sangka bahwa seorang putri sepertinya juga menyukaiku. Itu adalah hal paling menggembirakan dalam hidupku.

Tak terasa karena terlalau banyak melamunkan hal-hal membahagiakan dengan Sari. Mataku pun terpejam dengan sendirinya. Dan kemudian tubuhku terbawa ke alam mimpi.

Mimpi yang benar-benar indah. Dimana hanya ada aku dan juga Sari di dalamnya.

Setelah beberapa waktu tertidur indra penciumanku menangkap wangi sesuatu yang sangat menggoda. Aku pun terbangun karenanya. Setelah menyesuaikan penglihatanku dengan keadaan sekitar. Aku pun mencari sumber bau yang membuatku terbangun.

Aku melihat disamping ranjang tepatnya di atas nakas ada sepiring nasi goreng komplit yang menggugah selera. Kurasa ini adalah nasi goreng buatan Sari semalam.

Karena baunya sangat menggoda dan saat ini juga sudah waktunya sarapan maka ku ambil piring berisi nasi goreng tersebut kemudian memakannya hingga habis tak bersisa.

Setelah nasi goreng di piring telah habis. Aku beranjak dari kamar menuju dapur untuk mengembalikan piring. Dan setelah itu aku keluar rumah menuju ke sungai terdekat untuk membersihkan diri.

Di zaman ini banyak sungai yang masih sangat bersih dan jernih. Sehingga membuat siapapun akan nyaman saat berendam dan mandi di sana.

***

Author POV

Ketika pagi hari ini semua warga Desa Umbo serta para utusan kerajaan tengah sibuk dengan rencana pembangunan dan pengembangan desa. Tiba-tiba tedengar suara derap kuda dari pintu masuk desa. Seketika seluruh warga desa yang tengah melaksanakan aktivitasnya masing-masing menoleh ke arah sumber suara.

Dari pintu masuk desa muncul lah seorang prajurit kerajaan yang gagah tengah menunggang kudanya. Ketika melihat pakaian prajurit tersebut Putri Sari merasa khawatir. Sebab dilihat dari pakaiannya Putri Sari mengetahui bahwa prajurit tersebut merupakan pembawa pesan khusus kerajaan.

Putri Sari khawatir terjadi sesuatu yang buruk dengan keluarga dan juga kerajaannya. Sebab pembawa pesan khusus kerajaan hanya dikirimkan ketika pesan yang dibawa sangat bersifat khusus.

Setelah tiba di perbatasan masuk desa prajuruit tersebut turun dari kudanya. Ia menghampiri Putri Sari yang tengah memperhatikannya dari kejauhan.

Ketika sudah berada di hadapan Sang Putri. Prajurit tersebut menunduk untuk memberi hormat.

"Ada apa kau kemari wahai prajurit," ucap Putri Sari.

"Hamba membawa pesan khusus untuk anda Tuan Putri," balas sang prajurit.

"Baiklah, kalau begitu ikuti aku."

Sang prajurit mengikuti Putri Sari yang masuk ke dalam rumah peristirahatan miliknya sementara. Di sana sudah ada Bi Ijah yang setia menunggu.

Setelah berada di dalam rumah prajurit tersebut menyerahkan sebuah gulungan berwarna kecokelatan kepada Putri Sari. Dengan perasaan was-was Putri Sari pun menerimanya.

"Kau bisa beristirahat sejenak di rumah sebelah. Kembalilah ke kerajaan nanti siang. Aku tahu kau lelah tadi setelah perjalanan yang cukup jauh."

"Terima kasih Putri atas pengertiannya."

"Seharusnya aku yang berterima kasih karena kau bisa menjaga amanah dari kerajaan hingga ke desa ini dengan baik."

"Kalau begitu hamba pamit undur diri."

Setelah berkata demikian prajurit itu keluar dari tempat peristirahatan Putri Sari dan menuju ke tempat yang diperintahkan olehnya.

Sepeninggal prajurit pembawa pesan Putri Sari kemudian pergi ke kamarnya untuk membaca pesan dari kerajaan. Dan setelah membaca beberapa kalimat dari keseluruhan pesan Putri Sari terlihat terkejut.

***

Sari POV

Setelah prajurit kerajaan pembawa pesan pergi dari hadapanku. Aku beranjak dari ruang tengah kemudian pergi ke kamarku dengan perasaan was-was.

Setibanya di kamar aku menutup semua celah di ruangan ini. Dan setelah ku pastikan semua celah tertutup kemudian aku membuka gulungan kertas yang dibawa prajurit kerajaan tadi.

Untuk putriku Sari

Maafkan Ayahanda jika tiba-tiba mengirimkan prajurit khusus untuk mengirimkan pesan padamu. Sebenarnya jika kamu pulang berita ini tidak akan Ayahanda kirimkan melalui surat, tetapi akan Ayahanda beritahukan secara langsung.

Beberapa waktu lalu Ayahanda menerima surat dari kerajaan seberang. Surat itu berisi sebuah lamaran untukmu. Ayahanda dan Ibunda sudah merundingkan dan memutuskan bahwa kami akan menerima lamarannya.

Putra mahkota kerajaan seberang memiliki reputasi yang baik dan juga bagus, jadi menurut Ayahanda dan Ibunda tidak ada salahnya jika kau menikah dengannya.

Untuk lamaran resminya mereka akan menunggumu pulang dari tugas kerajaanmu. Jadi jika seluruh tugasmu sudah selesai segeralah pulang.

Raja Surya

Seluruh tubuhku terasa lemas bahkan hanya untuk berdiri saja rasanya sangat sulit. Genggamanku pada kertas berwarna coklat tersebut makin erat.

Aku tidak percaya sungguh aku sangat tak percaya dengan apa yang aku baca sekarang. Aku dilamar oleh seseorang? Aku? Dan lebih parahnya lagi Ayahanda dan juga ibunda telah berencana menerima lamarannya.

Lalu bagaimana hubunganku dengan Wisnu. Hubungan kami bahkan baru berjalan beberapa saat. Aku tidak bisa jika harus kehilangannya.

Aku juga belum tahu rupa dan sifat seseorang yang katanya memiliki reputasi baik itu. Bagaimana kalau tidak sesuai dengan julukannya? Ah, tidak. Kenapa aku malah berpikir seakan itu akan terjadi dan menerimanya.

Tidak! tidak! Aku tidak ingin semua ini terjadi. Kenapa setiap kali aku mendapat sedikit saja kebahagiaan. Kebahagiaan itu selalu direnggut dari sisiku.

Aku hanya ingin bahagia sekali saja. Tuhan ku mohon kali ini jangan renggut kebahagiaanku.

Tanpa ku sadari air mataku mengalir dengan begitu deras tanpa bisa kubendung.

Aku sungguh tidak tahu harus melakukan apa. Aku bingung seketika duniaku hancur semua kebahagiaan yang aku jalani selama beberapa jam terakhir rasanya tidak ada artinya. Sekarang pikiranku benar-benar kosong.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top