◆ Prologue🏅

Bakar Rame-rame yukk si bantett nih 🤧🤣btw kalungnya keren juga 😍

***

Flashback on

"Oppa, apa kehidupan selanjutnya itu lebih menyenangkan daripada kehidupan ini atau sebaliknya?" ucapan penuh tanya serta makna ribuan bahasa terlontar dari bibir mungil seorang gadis kecil kepada kakaknya.

"Hidup perlu kita ambil hikmahnya. Buang keburukan, simpan kenangannya sebagai obat. Seperti oppa, yang selalu ada untuk adik oppa yang cantik ini! Iyakan?" cengir sang kakak.

"Hahaha... oppa bisa aja. Oppa memang kakak terbaik sedunia, aku menyayangimu oppa...." Sahutnya gembira dengan ukiran senyum bahagia tak luput dari wajah cantiknya. Berlari-larian di bawah pohon rindang, bermain dengan beberapa kupu-kupu beterbangan. Menghiasi tiap kebahagiaan yang ia dapatkan.

"Appa dan eomma juga bahagiakan di alam sana, oppa?" tanyanya lagi sambil menengadah ke langit biru yang membawakan suasana damai dalam hati.

Sang kakak, hanya mengulas senyum dan segera beranjak dari duduknya menghampiri sang adik yang masih berdiri menatap ke arah langit biru yang terhampar luas di angkasa.

"Tentu... pasti mereka juga bahagia. Seiring kebahagiaan kita, Jingga." jawabnya dengan hati damai dan melirik ke arah adiknya. Seakan-akan ia takut kehilangan orang yang ia sayangi tuk kesekian kalinya.

"Oppa, jika suatu saat nanti Jingga bakalan nyusul appa dan eomma. Oppa, harus janji harus bahagia bersama orang yang oppa cintai nanti...." Ucapan sang adik seketika membuat Suga—sang kakak terkejut sepersekian detiknya. Hingga kembali pada keadaan normal namun terkesan menyedihkan.

"Jingga, di sini ada oppa, ok. Oppa akan selalu menjagamu, jadi jangan berpikir hal yang nggak baik, oppa nggak suka. Berpikirlah optimis...." Dukung sang kakak tercinta.

"Aku juga tidak tahu oppa. Pemikiran ini tiba-tiba saja terlintas, seakan-akan di masa yang akan datang. Tubuhku akan kaku layaknya mayat," pikir gadis kecil itu padahal yang baru saja beranjak 17 tahun. Masa remaja tidak akan ada yang tahu bagaimana selanjutnya. Tapi, diri sendiri bisa menentukannya secara sadar ataupun tidak.

"Jingga... kita terlahir dengan keadaan sehat walafiat. Jaga baik-baik karunia dari-Nya," pria yang sering di panggil kakak oleh gadis itu yang merupakan kakaknya satu-satunya itu. Tidak pernah habis akal untuk menyemangatinya, tidak kenal lelah. Karena usaha tidak akan menghianati hasil dari buah kebaikan pada diri manusia.

"Aku tidak yakin oppa...." Batin gadis itu lesuh.

"Jingga, ayo pulang...." Panggil Suga seraya menjulurkan tangan kanannya pada sang adik tercinta. Bergandengan, menikmati udara pagi menjelang siang.

"Aku takut bermimpi, oppa. Mianhae... mimpiku justru akan menghancurkanku secara perlahan kelak," Jingga, gadis remaja yang ceria serta penurut. Takdir yang ia cemaskan, membuatnya harus memututuskan semua perkara hidupnya. Bagai sebuah tali yang akan putus jika terbebani terlalu banyak masalah kehidupan.

Flashback off

◆◆◆

Apa kalian tahu, bagaimana rasanya memiliki impian?
Sangat menyenangkan bukan ketika mengingatnya....

Tapi, bagaimana rasanya jika itu hanya akan menjadi khayalan belaka?
Tidak terwujud secara nyata.

Ketika takdir telah memutuskan jika waktu hidupmu hanya seputar kefanaan dalam dunia fantasi belaka. Begitu indah namun, menyakitkan jika diingat.

Ketika kau melihat orang yang bahagia di depanmu. Kau pasti merasakan hal miris, mengingat bagaimana keadaan hidupmu selama ini.

Yang hidup tanpa kasih sayang dari orang tua. Tapi, jangan pernah lupakan seorang figur kakak. Ia tak lebih dari sebuah pelindung bagi orang yang disayanginya.

Dan ketika anda merasakan benci terhadap orang yang justru merupakan jodohmu kelak?
Bagaimana?
Apa kau mampu mengingatnya lagi....

Melihat ke belakang. Bahwa ada sebuah impian yang bisa saja tak tercapai.

Namun tetap saja kau putuskan untuk maju menghadapinya.

Ingat, tidak ada yang bisa mengubah takdir yang telah tertulis rapi di tangan-Nya. Tapi, hanya raga kitalah yang dapat menunda saatnya hal itu terjadi.

Nikmati hari, setelah waktu berlalu begitu cepat. Dan ketika waktu terakhir telah tiba, bagai dentangan sebuah peringatan dua alam.

Mungkin hanya sebatas itulah kebahagiaanmu. Kebahagiaan, timbul dari hal yang sederhana.

Karena kebahagiaan itu sendiri, sudah jelas berada di hadapanmu. Hanya saja, dirilah yang belum yakin dengan apa yang sudah terlihat.

Masa lalu, jadikan kenangan indah dalam tiap ingatan. Itu akan jauh lebih indah jika terus, melambangkan kasih sayang abadi.

Lupakan yang menjadi rasa sakit, ambil ajarannya....

Karena kebahagiaan mengajarkan kita bagaimana menerima semua keadaan dengan lapang dada.

Jika dipendam, itu hanya akan menimbulkan kesedihan ditiap waktu bahagia.

"Eomma! Bolehkan aku ikut?"

"Nak, ini bukan saatmu. Pergilah kembali, kakakkmu pasti mengkhawatirkanmu...." Ketika langkahnya semakin menjauhimu.

Kau diam membisu, berharap ia kembali, dan bersatu kembali layaknya keluarga utuh.

Hei! Berpikirlah jauh ke depan. Masih ada orang yang mengharapkanmu, berdasarkan asas cinta.

Mungkin saat ini kau tak menyadarinya. Waktulah yang akan membantumu merasakan kehadirannya. Begitu dekat....

Namun, dalam hitungan detik... kau tak dapat menggapainya.

Kenapa?

Seharusnya kau sadar, selama ini kau menjauhinya dan berhasil kembali dekat.

Namun, setelahnya lagi. Kau pergi meninggalkan isak tangis serta duka padanya....

"Gadis kuncirku, aku sangat merindukanmu... aku ingin segera menemuimu...."

Kau yang membuatnya terluka. Namun, ia tetap menganggapnya sebagai kebahagiaan. Definisi Kebahagiaan sungguh menyempurnakan kegilaan.

◆◆◆

🤧🤧🤧Bawah merah sapa yg truh di mataku oy!!!!

TBC....

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top