Part 2
"Gyaaaaaaa, baru hari pertama kerja, sudah seperti ikut wajib militer. Disuruh ini, disuruh itu, oppa!!!" Keluh Jingga akan perkerjaannya.
''Hey, gadis kuncir! Bisakah kau memilihkan baju untukku? Aku sedikit bingung memilihnya." Ujar Jimin yang sedang mengeluarkan semua baju dalam lemarinya.
Hhmm, semangat Jingga. Ini hari pertamamu bekerja. Strong!!!
"Nde, baiklah tuan."
"Menurutmu warna apa yg cocok denganku? Warna yang membuatku terlihat lebih tampan, hmm?" Tanya Jimin sembari mengedipkan mata pada Jingga.
"Ishh!!! Hmm... Warna hitam cocok denganmu, Suga oppa juga terlihat tampan kalau memakai warna hitam." Tutur Jingga menerangkan.
"Suga?"
"Iya kayak Suga oppa." Yakinku padanya.
"Gadis kuncir, baiklah Suga oppamu itu terlihat tampan jika memakai warna hitam. Tapi, sekarang aku menyuruhmu memilihkan warna yang cocok untukku." Jelas Jimin pada Jingga yang malah nyantol ke kakaknya Suga.
"Mianhae tuan muda." Pintanya akibat kekeliruan yang sudah menyinggung majikannya.
"Ok, tidak apa-apa. Tapi, bisakah kau memilihkan warna yang cocok dengan oppa yang ada dihadapanmu ini?" Tanya Jimin lagi untuk kesekian kalinya dan tak lupa ia tersenyum bak malaikat.
"Heh?! Oppa? Sejak kapan aku memanggilnya oppa?!" Pikir Jingga.
"Aigoo, tadikan aku sudah bilang, warna hitam itu cocok denganmu!" jawab Jingga yang jengkel dengan tingkah bosnya.
"Ok, baiklah gadis kuncir." Turut Jimin sembari tersenyum lagi pada Jingga.
"Nde, tuan. Saya permisi dulu," pamit Jingga.
"Kau mau kemana? Tetap disini. Kalau aku membutuhkanmu bagaimana?" Ucapan Jimin mampu menghentikan Jingga yang ingin beranjak pergi.
"Huh..tapi, kaukan akan...."
"Sudahlah, kalau aku bilang disini ya tetap disini. Bukankah itu juga sangat menguntungkan buatmu. Jika melihat tubuhku yang sexy!" Ujar jimin dengan niat menggoda yeoja yang sedang bersamanya.
"Hah?!....tidak, tidak!!!" teriak Jingga serta dengan segera memutar balik tubuhnya kedinding.
"Dasar pria genit! Ya Tuhan lindungilah hambamu ini. Dari bos nggak tau diri ini!!" Gumam Jingga dalam hatinya.
Setelah selesai, Jimin terkekeh pelan melihat Jingga yang menghadap ke dinding. Ia berencana mengerjai Jingga namun karena kepolosannya itu yang kini masih dalam posisinya yang menghadap ke dinding. Jimin diam-diam keluar dari kamarnya perlahan-lahan tanpa bersuara. Dan gadis itu tak menyadarinya.
"Tuan, apa sudah selesai? Tuan, tuan muda...." Jingga dengan cepat membalikan badannya dan menyadari tidak ada orang di kamar tersebut.
"Astaga, kemana dia? Dia menyuruhku tetap di sini. Tapi, malah dia yang pergi, kayak maling dalam rumah sendiri." Ujar Jingga kesel akan kelakuan Jimin padanya yang pergi tak bilang-bilang padanya yang sedari tadi menghadap tembok.
"Suga hyung, ayo kita pergi ke pertemuan sekarang." Ajak Jimin akan perjanjian yang ia sepakati dengan kliennya.
"Baiklah Jimin. Mobil sudah siap."
"Hyung, adikmu lucu sekali. Dia manis juga, hehehe."
"Jingga memang lucu, melihatnya tersenyum membuatku sangat bahagia. Tapi, kamu tidak berencana menggodanyakan? Awas saja kalau kau menyakitinya. Lagian Jingga juga tidak seperti wanita yang bisa kau goda dengan mudah." Jelas Suga pada Jimin karena Suga sangat kenal sifat Jimin yang pandai menggoda wanita.
"Hahaha, hyung jangan khawatir. Aku akan mencoba menggodanya, hahahaa." Canda Jimin.
"Dan hyung, tentang pekerjaan Jingga, aku akan menyuruhnya bekerja hanya sampai jam 8 malam seperti yang kau katakan. Jadi, dia bisa pulang dengan cepat." Lanjutnya.
"Ok, terima kasih Jimin."
🌎🌎🌎
"Oppa, apa kamu kelelahan bekerja dengan Jimin? Apa dia..."
"Kenapa? Apa dia membuatmu repot?" Tanya Suga menyela perkataan Jingga.
"Tidak oppa. Maksudku, diakan menganggap oppa seperti temannya, pasti dia seenaknya sama oppa." Jelas Jingga khawatir akan kakaknya.
"Hahaha, dia tidak seperti itu Jingga. Jimin orang yang baik, dia memanggil oppa dengan panggilan hyung. Kita sudah berteman lama sejak kamu masih kecil, kami terpisah saat duduk di bangku SMA dan bertemu kembali setahun yang lalu. Dia yang memberi pekerjaan untuk oppa." Beritahu Suga kepada Jingga, adiknya.
"Apa kamu sudah siap? Ayo kita berangkat sekarang." Ajak Suga.
Skip...
"Hyung kalian sudah datang, hyung aku ada kabar gembira untukmu." Jimin memegang bahu Suga dan mengedipkan mata pada Jingga yang berdiri disamping Suga.
"Ada apa dengan orang ini?! masih pagi tapi..yah sudah lah." Batin Jingga serta memalingkan pandangannya dari Jimin, bosnya.
"Mulai sekarang hyung yang akan bekerja di kantor. Aku sudah memutuskan hyung menjadi direkturnya, karena ide dan kejeniusan hyung. Jadi, mulai sekarang hyung tidak usah menjadi sopirku lagi. Ok hyung?!"
"Terima kasih Jimin, terima kasih banyak." Ucap Suga bersyukur akan berita yang disampaikan oleh Jimin.
"Benarkah?! Tuan menjadikan Suga oppa menjadi direktur?" Tanya Jingga tak percaya akan apa yamg didengarnya. Dan langsung membalikkan badannya menghadap ke Suga dan Jimin.
"Iya gadis kuncir, hahaha." Jawab Jimin serta mencubit pipi Jingga, gemes.
"Sekarang hyung kamu bisa ke kantor. Hyung yang akan mengurus semuanya, dan hari ini aku akan bersantai di rumah. Dan memberi pekerjaan untuk adikmu yang manis ini." Kata Jimin lagi tersenyum serta mengedipkan matanya.
"Baiklah aku berangkat sekarang. Jingga, oppa pergi dulu. Jangan lupa minum obatnya yah?!" Ucap Suga mengingatkan Jingga dengan penuh kasih sayang, dan segera beranjak pergi ke kantor milik Jimin.
"Baik oppa." Jawab Jingga dengan lambaian tangannya.
😚😚😚
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top