Nol
Hari ini Ibu mengajakku ke pusat kabupaten. Aku senang. Di sana banyak barang-barang yang cuma kulihat di TV tanpa bisa kumiliki karena mahal dan tak dijual di desa. Ibu menjanjikan sepatu baru. Sepatu lamaku, yang kupakai dari kelas 1 hingga kini kelas 4, jebol. Namun kami harus ke ATM dulu, mengambil uang kiriman Bapak yang bekerja di Jakarta. Tetapi, sewaktu Ibu memencet-mencet tombolnya, kulihat angka 0 di layarnya. Ibu pun membawaku keluar ATM. Oh, banyak yang mengantre. Buru-buru Ibu menelepon Bapak.
***
Ponsel saya terus berdering. Tak berani mengangkat. Saya tak sanggup menjelaskan ke mereka kalau ... saya di-PHK akibat Corona.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top