Gol
Bukan bumi yang "sering" mempermainkan kita, tetapi kitalah yang "selalu" mempermainkannya.
Bahwa, selagi kita euforia menontoni gawang lawan dibobol, bumi kita justru memar-memar. Ditendang ke sana kemari. Kempis oleh gedung-gedung yang dalam terpasak dan tinggi teracung.
Mahalnya tiket pertandingan, tak setimpal dengan luka-luka raga dan lika-liku jiwa bumi kita, saat disepak sedemikian bersemangatnya. Sementara kita terus mengejarnya, bumi kita kehilangan semangatnya.
Dengan pandemi ini barangkali, bumi kita dapat kembali memulaskan hijau di bibirnya. Dan, tersenyum.
Bahwa, kehidupan laksana nyala-padam lampu lalu lintas. Kita merah, wabah kuning, dan bumi hijau.
Kita mempermainkan permainan yang balik mempermainkan kita. Dan, bodohnya bersorak, "GOL!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top