Chapter 8


Sinar mentari berlomba-lomba menyeruak masuk, menembus tirai seorang Kagami Taiga menggangu tidur lelap sang empu, dan akhrinya membangunkan nya.

"Enghhh ... siapa yang membuka separuh tirai jendela" Kagami mengucek matanya, dan merasakan ada sesuatu yang membuat ranjang nya sempit,

"Siapa yang meletakkkan ba-", Ucapan Kagami terpotong,

DUKKKK....

Melihat mu yang tertidur di ranjang yang sama dengan Kagami membuatnya hampir terjatuh dari ranjangnya, atau lebih tepat nya sudah terjatuh XD,

"Enghhh... Ohayou Kagami, eh ... kenapa kau ada di bawah ?", Kau masih mengucek matamu polos,

"Apa yang kau lakukan di kamar ku?, dan juga dimana pakaian mu?, kenapa telanjang bulat?", Tunjuk Kagami dengan wajahnya yang telah membiru.

"Telanjang... masa sih aku tadi menggunakan-" Cengo ... , kau cengo ketika melihat tubuh polos mu di bawah selimut Kagami yang sudah merosot, "HENTAIIII... keluar !!", kau melempar bantal dan segala sesuatu yang bisa kau raih ke arah Kagami,

"Kenapa kau malah mengusir ku dari kamarku sendiri sih.... , "

"Urusai naa ... Bakagami, Huwee ... aku sudah tidak bisa menikah" Tangsi mu sejadi-jadi nya di kamar Kagami.

"Oii... jangan menangis",

"Jangan masuk Baka.." Lempar mu lagi dengan jam weker saat Kagami berusaha masuk kamarnya,

Skippp...

Disinilah kalian berdua, sarapan bersama dengan jarak sangat berjauhan, kau di luar balkon dengan pintu kaca balkon yang sengaja kau tutup untuk membuat jarak dengan Kagami, belum lagi setiap Kagami bergerak sedikit saja kau juga pasti akan menjauh dan juga tingkat kewaspadaan mu sangat tinggi di banding sebelum sebelumnya.

"Hoiii... berhenti melakukan itu, aku hanya akan mengambil jus di kulkas , kau tidak perlu se khawatir itu bukan" Kagami menghilang dari pandangan mu,

kau membuka pintu kaca sedikit dan buru-buru menambah susu meninggalkan piring mu yang masih tinggal separuh, karna tersedak roti bakar buatan Kagami.

"Makan lah disini bersama ku, " Pinta nya, atau lebih tepatnya perintahnya, lalu meletakkan piring mu di meja yang sama bersebelahan dengan meja Kagami, kau hanya terdiam saat Kagami mulai duduk di sebelah mu tepat di sebelahmu, kaki mu serasa tak mau di gerakkan.

"Aku benar-benar tidak melakukan apapun padamu malam itu, maksudku ... etto ... , kau tau bukan menu yang berikan pelatih sangat banyak, dan setelah makan malam semalam, aku langsung tertidur",

"Souka ... ,maaf yah menyelinap di kamarmu , Habis aku tidak tahu harus berbuat apa di rumah mu, penghuni rumah mu juga tidak ramah dengan ku",

"Penghuni..?, penghuni siapa ... , (Name) ......" Teriak Kagami semakin merapatkan dirinya ke ke tubuhmu ketakutan.

Kau hanya tersenyum Misterius, tak mau memberitahukan pada Kagami apa saja yang tinggal di rumahnya, mengingat itu mungkin saja bisa menggangu mentalnya kelak.

Skippp.... ,

"Yosh ... semuanya sudah berkumpul kah ?" Teriak Riko

"Pelatih... , Manager belum disini" Kawahara mengabsen mu, dan ternyata benar kau belum berada di sini,

"Astaga di mana ... dia Kagami kun, bukannya dia tinggal bersama mu bukan ?, mengapa ia terlambat?"

"Kami berangkat bersama, tapi setelah sampai di sekolah ia memisahkan diri, dari semalam dia sangat aneh Pelatih",

"Aku tidak tanya bagian terakhir nya" batin Riko sweetdrop

"Pelatih... Itu dia " Tunjuk Tsuchida padamu yang berlari kecil dengan bungkusan di tangan mu,

"(Name)... dari mana saja sih ... kita bisa terlambat ..., ayo pergi"

"Hai...."

Skippp

Permainan quarter terakhir telah di mulai, Kagami bermain dengan semangat berbeda dari hari-hari yang lalu, kali ini Seirin di pertemukan kembali dengan Seiho, bagi Kagami pertandingan dengan adanya dirimu disini membuat nya ingin mengerahkan segalanya.

Kagami ingin menunjukkan bahwa dirinya pantas berada di sisi mu, pernah terlintas di otaknya bahwa kau violinist no 1 di Jepang sementara ia hanya anak SMA biasa yang masih belum bisa menjadi pemain no 1 terbaik di jepang hanya karna pertandingan yang Tim nya menangkan.

DUKKK....BRUKKK...

Bola melayang keluar lapangan dan mengenai wajahmu, hingga kau jatuh terduduk, Kagami yang melihat dirimu seolah menahan sakit, langsung mencengkram baju salah satu pemain Seiho yang terakhir kali memegang bola,

"Hei ... perhatikan dimana kau melempar sialan",

Kagami...hentikan, kau bisa di diskualifikasi,

Kiyoshi, Hyuuga dan Kuroko mencoba melerai Kagami yang ingin menghantam pemain Seiho, sedangkan Riko pergi ke ujung lapangan di mana kau masih menahan sakit disana, Seluruh penonton mengalihkan pandangannya pada Kagami yang hilang kendali.

"(Name) senpai ... Kau baik-baik saja? ".

" Hai.... , tapi Kagami kun " Kau menatap Kagami ya g masih emosi, Wajahmu menggambar rasa khawatir, Riko hanya menghela nafas dan menghampiri Kagami, mencoba menenang kan nya.

"Bakagami sudah lah.....Tak ada yang bisa melihat (Name) Senpai, hentikan semua ini (Name) Senpai lebih membutuhkan kan mu sekarang", Akhirnya Kagami menurut dan melepaskan pemain Seiho, lalu pergi ke arah mu yang duduk di antara Koganei dan Mitobe,

"Kau.... Apa kau baik-baik saja, maksudku apa ada yang terluka? ",

"Daijobu.... , Kagami tidak usah khawatir padaku, lebih baik fokus lah dengan permainan basket mu", Kau menatapnya sebentar dan ia menggeleng,

"Pelatih menggantikan ku dan Kuroko, dia bilang cukup sampai disini Seiho tak bisa menyusul skor Seirin",

"Souka.... ," , Kau bersandar pada bahunya, tak ada sedikit pun rasa jijik pada keringat Kagami bagimu bersama Kagami adalah anugerah, jadi mana mungkin kau membuang waktu yang mungkin terbatas ini hanya karna merasa jijik pada kekasih mu sendiri,

Kagami pun tak  menolak mu ia bahkan membawa mu lebih dalam ke pelukannya.

"Mati saja sana kalian berdua ", teriak semua pemain kecuali Kuroko, #UUtutututu.... Kalian Jones semua sih... cepet cepet cari pacar sono :v /Plakkk/#

"tubuh mu kenapa semakin dingin?, ku rasa kemarin tidak sedingin ini ,kau sakit? " Tanya Kagami yang menempelkan tangannya ke kening mu,

"Kau ini... Bakagami kah... Aku ini sudah mati, mana bisa sakit seperti sakit manusia ", Kau sedikit memukulnya "Kagami juga kedinginan kah?, Haruskah ku lepaskan pelukannya? "

"Tidak... Boleh !! (Name) , kau diam saja disana lagi pula tubuhku panas setelah pertandingan, Suhu tubuh dingin mu itu sangat membantu " Ia semakin menenggelamkan wajahnya di surai mu, menyembunyikan rona wajahnya,

"Ne... Kagami kun, di lihat banyak orang seperti ini menyenangkan yah ?, Haaaa... Sudah lama sekali yah, rasanya seperti baru kemarin aku bermain biola di kelilingi banyak orang seperti ini,  Aku merindukan masa-masa seperti ini" Ucap mu sebelum benar-benar tertidur,

"Kau akan mendapatkan lagi masa-masa seperti ini (Name) itu janji ku" Genggam Kagami pada tangan mu erat.

SKIPP.....

Malam ini kau tertidur di Kamar Kagami (Lagi), Namun Kagami sudah terbiasa dengan keberadaan mu yang tiba-tiba datang, dan menyelip antara selimut dan tubuh Kagami sendiri,

saat Kagami telah terlelap kau sudah ada di sisinya, Mengigau, itu lah yang ia pikirkan ketika menemukan mu disebelahnya untuk yang ke dua kalinya beruntung kali ini ia berpakaian lengkap.

"Moshi... Moshi pelatih..., ah maaf menghubungi mu di jam seperti ini, sebenarnya aku butuh bantuan mu, iya.. , iya... , apa bisa ?", Begitulah seterusnya malam Kagami berlangsung, menelfoni satu persatu rekan se tim nya dan meminta bantuan pada mereka.

Dan setelah mendapatkan jawaban yang ia ingin kan Kagami menutup telfon genggam nya. Memandang mu yang terlelap menuju alam mimpi, wajah mu sangat tenang dan diri mu rapuh, Seolah-olah jika Kagami menyentuh mu sedikit saja kau akan hancur.

Beralih dari wajahmu, mata Kagami kini menatap bibir mungil mu yang seperti nya sedang menggumamkan kan sesuatu,

Dirinya tak bisa menahan senyum, memilikimu baginya adalah hal yang luar biasa, andai hari itu Kagami mengikuti upacara peresmian murid baru, mungkin dirinya tidak akan sebahagia ini, tidak ada yang memasak untuknya ketika ia sudah lelah, tidak ada yang mengatur hidupnya.

Terpaku dengan bibir mungil mu, wajah nya semakin mendekat, memotong jarak antara wajahnya dan wajahmu mu,

10 cm

5 cm

3 cm

"Nghhhh... Kagami, apa yang kau lakukan? " Tanya mu yang tiba tiba-tiba terbangun,

"(Name), .... Apa aku membangun kan mu, Tidur lah", Titahnya padamu sambil menepuk-nepuk kepala mu lembut, berusaha menidurkan mu,

"Tapi Kagami jangan pergi " Pintamu.

"Eh.. Kenapa? , tentu saja setelah kau tertidur tentu saja aku akan pindah",

"Tidak boleh...., kalau kagami pergi percuma aku disini," Raut wajah Kagami seolah-olah kebingungan, "Maksudku aku suka disini karna kamar ini penuh dengan Bau Kagami, k k k kalau Kagami pergi sa sama saja ba bau nya hilang",ucap mu terbata, wajah mu merona hebat bahkan Kagami bisa melihat nya di gelapnya kamar nya saat ini.

"Baik... Baik..., aku tidak akan pergi" Ia juga ikut naik di ranjang yang kau tempati, tidur di sampingmu dan membawa mu ke pelukannya,

"Aku suka bau Kagami... , ku harap aku bisa menciumnya lebih lama " , Kau terlelap, namun entah kenapa Kagami merasa kata-kata mu barusan adalah sebuah petunjuk.

"Apa yang kau katakan heh... Tentu saja kau bisa mencium bau ku sampai kapan pun", Ucapnya entah kepada siapa, lalu ikut terlelap bersama mu.

Skipp ....

Hari ini adalah hari adalah tepat seminggu kau tinggal di rumah Kagami, kau duduk bosan di balkon Kagami memakan es serut yang sengaja kau buat sendiri di musim panas ini.

Pipimu tak ada hentinya menggembung sebal, 4 Hari terakhir ini ada yang aneh dengan Kagami, ah... Ralat bukan hanya Kagami tapi seluruh tim Seirin, Pertama Kagami tak memperbolehkan mu melangkah keluar dari pintu, ke dua Riko menyuruh mu berhenti menjadi Manager dengan alasan yang tak masuk akal.

Lalu di susul dengan Keanehan lain seperti setiap pemain tim basket Seirin, sering lewat rumah Kagami tempat yang kini kau singgahi, jika hari rabu Koganei lalu hari selanjutnya Mitobe, setelahnya Tsuchida, kadang juga Kiyoshi dan Hyuuga, mereka juga sering melihat ke arah balkon rumah Kagami tempat mu bersantai dan memakan es serut.

"Huwaaaaa....... akuuuuuu Bosannnnn" Teriak mu langsung melahap habis es serut yang membentuk gunung awalnya, kau menatap jam dinding Kagami ini sudah jam 3 sore, masih lama Kagami pulang, pikirmu.

Dirimu beranjak pergi dari balkon, menyiapkan makan malam hari ini, namun belum sempat kau membuka pintu kulkas seseorang sudah memencet bel dengan tidak sabaran.

"(Name) san... Ini aku Furihata, bisa tolong buka kan pintunya ", Kau melangkah menuju pintu, awalnya kau tak ingin membuka kan pintu karna bisa jadi tamu Kagami tidak bisa melihatnya sedangkan Kagami sendiri tidak ada.

"Furi kun? , ada apa kemari? Apa ada yang terjadi dengan Kagami kun? " Tanyamu cemas,

"Ieee... Kagami Baik-baik saja, ngomong-ngomong dia Manager Tim Touo Momoi san dan ini guru Kagami dari Amerika Alex san, Kagami kun bilang biarkan dia melihat mu ", Ucap Furihata memperkenalkan orang ber surai peach dan pirang.

"Furihata kun, kau bicara dengan siapa? ", kepala Momoi menyembul memasuki Rumah Kagami,

"M Mo Momoi san, ano... Bisa kalian menutup mata masing-masing" Furihata mencegah Momoi masuk lebih dalam dan menembus mu begitu saja yang sedang berdiri di depan pintu.

"Like This? " Tanya Alex yang jujur tak di mengerti Furihata namun hanya di beri Anggukan,

Setelah selesai mencium ke dua kelopak mata mereka, secara Ajaib#Dengan kehendak Yukitan :v#, Momoi dan Alex bisa melihat mu.

"Whoaaa... Who are you?, since when you've been here ",#Gomen... RIP english :v#

"I'm (Full Name), Kagami girlfriend, nice to meet you" Kau menjabat tangannya, sebuah kehormatan bisa bertemu orang yang mengajari Kagami bermain basket,

"Mou.... Kalian berdua, jangan bicara sesuatu yang tak ku mengerti dong, Lagi pula Alex chan, kita harus cepat cepat.

Dan saat itu pun Kau di tarik ke dua wanita berdada besar itu menarikmu :v, tanpa menjelaskan apa-apa,

Skipp...

Entah apa alasan mereka berdua membawa mu ke Seirin, dan menyuruh mu berdandan, walaupun kau sudah bilang tidak bisa berdandan, mereka berdua malah tersenyum mengerikan dan kemudian menyerbu mu dengan berbagai pilihan Gaun di ruang teater.

"Sudah... Ku bilang Alex san aku tidak suka model baju seperti ini", Teriakku karna Alex memaksa ku memakai gaun merah mencolok tanpa lengan

"Itu bagus untuk mu, lihat, lihat dada mu pas", Ucapnya menunjuk dada pas pas an mu :v,

kau yang merasa terhina pun, melempar salah satu Gaun dengan banyak Acsessoris dan renda membuat gaunnya terasa berat, ke kepala Alex.

"Mou.. Pokoknya tidak mau, Yang simple saja..., Pasti ada bukan," Kembali kau mencari Gaun di sekian banyaknya Kostum yang tertimpa.

"Ah... (Name) chanel bagai mana dengan ini? Bagus bukan? " Momoi memberikan mu sebuah Gaun simple bewarna putih, dengan hiasan bunga emas di pinggul Nya.

"Kireii ...."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top