VOICE MAIL
"Anda punya 1005 pesan suara yang tidak terjawab Sir."
.
.
Tony Stark yakin ia tidak pernah lagi mengaktifkan handphone yang dikembalikan Happy itu sejak ia menginstall Karen pada pakaian Spiderman milik anak itu. Dan hanya ada satu orang yang mengetahui nomor itu hingga sekarang selain dirinya dan juga Happy.
"Hei Mr. Stark, ini aku. Peter, Peter Parker."
.
.
Title : Voice Mail
Genre : Family/Hurt/Confort
Pairing : None; Just Starker Family
Setting : Post-Infinity War
Disclaimed : Marvel belong to this based story
Special Tag : KarokoLinq MinaeCute Farezta_ (yang udah comment di random book bagian headcanon cerita ini 😆)
.
.
"Selamat datang, Sir."
Suara itu berkumandang saat lift menara Avengers itu membuka di lantai paling atas. Tony Stark berjalan tanpa suara, membiarkan suasana saat itu yang gelap dan juga sepi. Sudah berapa lama sejak tempat ini lebih seperti kuburan? Sudah berapa lama ia merasa tempat ini kembali seperti dulu? Sepuluh tahun yang lalu dimana hanya ia yang tinggal disini. Saat Avengers belum terbentuk.
Semenjak Civil War antara dirinya dan juga Steve, ia tidak merasa begitu kesepian. Pepper masih menemaninya begitu juga dengan Rhodey. Dan yang terpenting, Peter Parker. Pemuda yang sampai saat ini terus membuatnya berpikir jika anak itu mengalami ADHD hingga membuatnya tidak bisa diam. Sejak saat ia mengalahkan Vulture, Tony yang awalnya mengira hubungan mereka akan selesai sampai situ malah melanjutkannya.
Setiap sabtu dan minggu anak itu akan datang dan membantunya untuk melakukan penelitian seolah dirinya menggantikan Bruce yang saat itu tidak diketahui keberadaannya. Mereka berdua akan menghabiskan waktu untuk bertukar pikiran, dan melihat potensi anak itu dan kejeniusannya, ia tahu anak ini akan melebihi dirinya suatu saat nanti.
Mungkin akan meneruskan gelar jeniusnya itu?
Dan sekarang, semua itu seolah tidak pernah ada.
"Sir, anda punya 2500 Email dan pesan suara. Kebanyakan dari Miss. Pott dan juga Mr. James Rhodes."
"Hapus semua Friday--dan ganti nomorku dengan nomor cadanganku," Tony tidak berminat untuk melihat masalah lainnya. Dan ia sudah menghubungi Pepper setelah ia sampai di bumi--terima kasih untuk alien biru yang merupakan anak tiri dari Thanos yang mengantarkan mereka dengan kapal milik Star Lord itu. Dan ia sempat bertemu dan berbicara langsung dengan Rhodey saat ia mendarat di Wakanda.
Bahkan berbicara lagi dengan Steve.
Tetapi mereka--ia, Steve, Bruce, Natasha, dan Thor memutuskan untuk berpisah dulu, memikirkan apa yang ada di pikiran mereka masing-masing. Ia mendengar jika James Buchanan Barnes--Bucky sahabat Steve juga menghilang. Lalu Thor yang kehilangan... semuanya. Ayahnya yang meninggal, tempat tinggalnya hancur, dan Loki--kali ini tidak ada kebangkitan dan meninggal pura-pura. Loki benar-benar mati kali ini. Thor tidak punya apapun lagi.
Ia tahu bagaimana perasaan pria itu, karena Tony Stark sudah terlalu banyak kehilangan sejak dulu hingga ia tidak bisa lagi menghitung berapa banyak yang menghilang dari kehidupannya.
"Sir, anda punya 1005 pesan suara yang belum terbaca."
Kali ini ia tidak langsung menghapusnya. Itu karena satu hal yang ia yakini saat ini. Nomor yang menjadi nomor cadangan ini, tidak ada yang mengetahuinya selain Happy. Ia tidak pernah menggunakannya, dan itu adalah nomor Happy sebelum Happy meminta untuk mengganti nomornya dan ia gunakan untuk nomor cadangannya saja. Jika ia ingin menghindar dari dunia luar. Seperti saat ini.
"Putar dari yang paling lama Friday."
"Baiklah, Sir."
Ia mencoba mengingatnya kembali, dan satu hal yang ia ingat adalah 3 tahun yang lalu. Sebelum Happy mengembalikan nomor itu padanya, ia menggunakannya sebagai penghubung dengan seseorang...
"Hei Mr. Stark, ini aku. Peter, Peter Parker."
...Peter Parker.
.
.
Ia yakin sudah menyuruh Happy untuk mengatakan pada Peter jika ia tidak perlu memberikan laporan harian seperti itu. Karena ia menanamkan AI di kostum Spidermannya--yang dinamakan Karen oleh anak itu--yang akan merekam semua yang ia lakukan saat menjadi Spiderman.
"Happy sudah bilang jika aku tidak perlu melakukan laporan harian seperti ini lagi setiap hari. Tetapi, kurasa selama lebih dari 2 bulan ini--ini sudah jadi kebiasaanku."
Ada gelagat tawa khas dari anak itu yang selalu membuat suaana menjadi ceria.
"Mr. Stark... I don't feel so good..."
Ia mengacak rambutnya, tampak menghela napas saat otaknya memutar ulang terus menerus ingatan saat terakhir kali ia merasakan sentuhan anak itu, saat ia berada di dekapan Tony. Dan saat pertama kali ia bersungguh-sungguh memeluknya.
"Terima kasih sudah mempercayaiku. Aku tidak menyangka kalau kau akan memberikanku seragam Spiderman ini lagi. Bahkan mengetestku dengan membawaku ke markas baru Avengers dan mengatakan akan memasukkanku secara resmi di Avengers."
Ia tertawa miris.
Anak itu, bahkan 3 tahun lamanya sejak saat itu masih belum mengetahui jika tawaran itu benar. Jika ia memang menginginkan anak itu masuk dalam kelompok Avengers.
"Mungkin aku yang sekarang tidak mungkin bisa mendapatkan kehormatan itu. Tetapi, aku berharap suatu hari nanti aku bisa berdiri dengan bangga bersamamu sebagai seorang Avengers."
Ia menarik napas, tampak gemetar. Memijat batang hidungnya, Tony hanya bisa menutup matanya dan menyenderkan kepalanya saat rekaman itu berhenti.
.
.
"Tony?"
Rhodey datang beberapa hari setelah itu untuk melihat Tony yang tertidur di depan mejanya dalam keadaan duduk. Sebuah handphone tergenggam dengan headset yang terpasang pada kedua telinganya. Ia bisa melihat jika wajah sahabatnya itu tampak lelah. Ia tahu Tony mengalami sesuatu yang buruk. Ia tahu saat invasi ufo berbentuk aneh itu ia terbawa bersama dengan Dr. Strange dan juga seorang pemuda. Ya, ia ingat jika itu adalah Spiderman.
Satu dari anggota tim Tony saat Civil War dan juga anggota termuda yang ia tahu.
Perlahan, ia melepaskan headset itu. Ia bisa mendengar suara yang ada dari balik headset itu. Suara dengan pitch tinggi yang pernah ia dengar saat berada di bandara saat itu. Tidak salah lagi, itu adalah suara dari Spiderman.
"--dan aku menolong lagi nenek tua yang tersesat itu. Kasihan sekali, kurasa ia sudah mengalami Alzheimer sehingga ia tidak bisa ingat apapun dengan jelas. Dan kali ini aku bisa menghentikan pencuri sepeda dan mengembalikan sepeda itu."
Rhodes bisa mengatakan jika anak itu masih sangat muda. Sifat kekanakan bisa terdengar dari nada bicara anak itu baik dulu hingga sekarang.
"Aku sudah berjanji tidak akan menghadapi masalah yang besar. "Jangan lakukan apapun yang tidak akan kulakukan. Dan tentu saja jangan lakukan apapun yang akan aku lakukan." Kau yang mengatakan itu. Dan jujur, aku bingung saat mendengarkan kata-kata itu."
Rhodey tertawa mendengar itu. Ia bisa mendengar Tony mengatakan hal itu di telinganya. Namun, ia tahu jika sahabatnya mengatakan hal itu, maka artinya ia sangat peduli dengan anak ini. Ia tidak perlu bertanya pada Tony apa yang terjadi pada anak ini dengan melihat jika Tony kembali sendiri bersama dengan alien biru bernama Nebula.
"Aku tahu kau mengatakan itu karena kau khawatir padaku. Tetapi hei Mr. Stark, aku sudah berusia 15 tahun!"
Artinya, anak itu adalah salah satu dari sebagian orang yang menghilang karena Thanos.
"...saja," ia tampak berbalik melihat Tony saat mendengar ia berbicara. Namun, melihat mata pria itu tertutup dan tidak ada tanda ia sadar, Rhodey bisa mengatakan pemuda itu sedange mengigau, "kau akan baik-baik saja Peter."
Peter. Itu adalah nama anak itu, jika ia bisa menebak.
Menghela napas, ia tampak bergerak dan mengembalikan posisi headset itu. Awalnya ia ingin membuat Tony yang 3 hari ini tidak ada kabar untuk keluar dari menara, namun melihat apa yang terjadi di depannya, ia memutuskan untuk membiarkan Tony sendirian.
.
.
"Aku baik-baik saja Tony," Tony baru saja bisa menghubungi Clint untuk menanyakan keadaannya, "tetapi Laura dan anak-anak... mereka menghilang."
...
"Aku sendirian sekarang. Dan maaf, aku baru bisa menghubungimu karena aku butuh waktu untuk sendiri," Tony tampak melihat keadah handphone yang tidak pernah lepas dari genggamannya, "aku akan kembali menemui kalian beberapa hari lagi. Terima kasih sudah memberitahuku Tony."
"Clint," Clint baru saja akan mengakhiri telpon itu saat mendengar Tony memanggil namanya, "bagaimana caramu menghadapinya?"
...
"Kita tidak akan pernah lepas dari bayangan itu Tones. Sampai kapanpun," Clint tahu yang dibicarakan oleh Tony adalah bagaimana perasaannya saat keluarganya menghilang, dan jawaban Clint tampaknya juga dipikirkan oleh Tony.
"--kali ini ia membelikanku donat. Ini sangat enak! Kau pasti menyukainya, aku akan membawakan sore nanti saat aku ke tempatmu Mr. Stark."
Donat yang dimaksud Peter sudah berada di depannya saat ini. Dan ia benar, sejak Peter membawakan donat itu, ia sudah menyukai rasa donat itu lebih dari makanan yang ia makan selama ini.
.
.
"Hei Mr. Stark!"
Ia baru saja memasuki menara Avengers saat ia melihat Peter sudah menunggu dan duduk tenang disana.
"Aku membawakan sesuatu untukmu."
"Sandwich terenak yang pernah kumakan seperti minggu kemarin?" Tony tidak bohong. Ia baru kali itu merasakan makanan seperti itu, dan Peter berkata jika itu adalah makanan terenak yang bisa ditemukan di Queens. Tony akan camkan jika ia akan menginvestasikan uangnya pada pemilik toko itu.
"Tidak. Lebih baik, aku dengar kau suka dengan donat. Jadi aku membelikan donat ini," Peter menunjukkan satu lusin donat yang ada di dalam kotak yang ia bawa, "ini sangat enak. Kau pasti menyukainya Mr. Stark."
"Mengingat seleramu kemarin, kurasa tidak buruk mencobanya," Tony duduk dan mengambil salah satu donat itu saat Peter membuka kotak itu. Peter tampak menatap Tony dengan tatapan tidak sabar melihat pria itu akan mencicipinya, dan Tony hanya mendengus sebelum akan memakannya.
...namun, tangannya berhenti saat handphonenya berbunyi.
"Ah, tunggu sebentar Kiddo," Tony meletakkan kembali donat di tangannya dan berjalan menuju kearah sisi lain ruangan untuk mengangkat telpon itu. Saat itu ia masih sibuk untuk mengurus Accord yang menjadi penyebab Civil War.
Peter hanya menghela napas, ia tahu jika itu akan memakan waktu yang lama.
"Mr. Stark, aku lupa jika aku ada janji dengan Ned. Apa aku boleh pulang?" Peter tampak tersenyum dan sedikit berbisik. Mendapatkan anggukan dari Tony sebelum ia mengambil ranselnya dan berbalik akan keluar dari menara, "sampai jumpa minggu depan Mr. Stark!"
Ia yakin saat itu ia melihat anak itu tersenyum sedih.
(Namun kenapa ia tidak menghentikannya saat itu?)
.
.
"Aku mendengar dari Happy kalau akhir-akhir ini kau sangat lelah. Jadi, aku ingin memakan donat ini denganmu. Kau pasti sangat suka."
Tony menghela napas dan memijat dahinya. Ia mendengar dari Happy jika hari itu Peter membatalkan acaranya dengan teman-temannya hanya karena Happy tidak sengaja mengatakan jika Tony tidak istirahat dan makan dengan benar. Ia hampir bertengkar dengan temannya saat itu, dan Tony bahkan tidak melihat kearah anak itu dan menghentikannya.
.
.
"Hari ini benar-benar hari yang buruk. Aku tidak ingin pergi ke sekolah..."
Entah sudah berapa lama ia mendengarkan semua rekaman itu yang berisi tentang apa saja yang dilakukan oleh Peter setiap hari. Dari pagi hari di sekolah, hingga saat ia sedang berpatroli sebagai seorang Spiderman. Namun, mendengar suara riang yang selalu diberikan oleh anak itu--menemukan suara itu hilang dan berganti menjadi suara tidak bersemangat membuatnya menyadari sesuatu terjadi.
"Uh, anda tahu. Hari ini adalah hari kunjungan orang tua. Dan May sedang sakit, jadi tidak ada yang bisa datang untukku. Flash terus mengejekku dengan mengatakan May tidak mau lagi mengurusiku dan tidak ada yang peduli denganku."
Ia akan membuat catatan agar ia bisa bertemu dengan anak bernama Flash itu.
"Dan... uh, maafkan aku mengganggu anda hari ini dengan menelpon anda. Aku tidak tahu apa yang kupikirkan, tetapi sejenak aku ingin menghubungi anda dan meminta... uh meminta anda untuk datang sebagai... sebagai waliku."
Ia teringat tentang telpon yang dimaksud oleh Peter saat melihat waktu mail itu terkirim. Tentu, ia sangat ingat bagaimana Peter menghubunginya lewat Happy untuk pertama kalinya.
.
.
Hari ini ia tidak memiliki beberapa pekerjaan penting yang mengharuskannya menghadapi laporan. Dan ia menghabiskan waktu untuk mengembangkan beberapa hal termasuk kostum Iron Mannya dan juga Iron Spider milik Peter Parker.
"Sir, ada telpon dari Happy untuk anda."
"Sambungkan padaku Fri," Happy menghubungi, kemungkinan ada hubungannya dengan Peter. Dan saat telpon itu sudah terhubung, tidak ada suara selama beberapa saat membuatnya mengerutkan dahi, "Kiddo, ini kau bukan?"
"A-ah! Y-ya Mr. Stark, itu... anu," Tony mengerutkan dahinya dan sekarang benar-benar bingung dengan anak ini, "uhm, apakah... apakah kau punya waktu Mr. Stark?"
...
"Aku tahu kalau wanita yang kau suka--siapa itu yang dibilang oleh Karen? Liz? Aku tahu ayahnya adalah Vultur. Tetapi, aku tidak tahu kalau kau mendadak menyimpang seperti ini. Maaf, tetapi aku masih straight."
"Mr. Stark! Kau tahu bukan itu maksudku bukan?!" Tony tampak menahan tawanya saat mendengar Peter panik. Nada bicaranya kembali seperti biasa.
"Aku tidak sibuk Kiddo, kau butuh sesuatu?"
"Uh sebenarnya," Peter tampak bergumam dan memikirkan sesuatu. Tony bisa mendengar suara seseorang disana 'Ia akan menyanggupi Peter' 'Tidak ada salahnya mencoba' dan ia tahu itu suara dari sahabat Peter yang bernama Med? Ned? Entahlah, ia tidak pintar menghapal nama.
"Jadi?"
"A-ah lupakan Mr. Stark, maaf mengganggumu," dan sebelum Tony bisa mengatakan apapun, ia mendengar Peter memberikan handphone itu pada Happy. 'Aku tidak bisa melakukannya Ned.' 'Kau tahu ia orang yang sibuk.' Dan semua perkataan yang tidak terdengar jelas itu terdengar olehnya sebelum suara Happy menggantikannya.
.
.
Ia yakin Peter tidak ingin Happy mengatakannya pada Tony hingga ia bahkan tidak tahu apa yang diinginkan oleh anak itu hingga sekarang. Dan percayalah, bahkan jika ia sedang dalam pertemuan dengan Presiden, ia akan menuju ke sekolah Peter dan menggantikan May dalam pertemuan orang tua itu.
Ia peduli, namun ia tidak pernah mau--atau bisa--menunjukkannya pada orang lain. Terutama pada Peted Parker itu sendiri.
.
.
"Selamat ulang tahun Mr. Stark, mempelajari bagaimama kejutan tahun lalu gagal, kurasa tahun ini aku tidak akan bekerja sama dengan Ms. Potts lagi untuk membuat kejutan ulang tahunmu. Dan aku rasa anda sedang berada diluar markas lagi tahun ini."
Tiga kali ia mendapatkan pesan suara dari Peter mengenai hari ulang tahunnya. Dari curahan hati pemuda itu tentang hadiah apa yang ia pilih untuk ulang tahun sang bilioner di tahun pertamanya, lalu saat ia memprotes bagaimana Tony tidak ada di menara Avengers padahal ia dan juga Pepper sudah menyiapkan semua kejutan ulang tahunnya.
Dan tahun ketiga.
"Makanya, aku hanya meninggalkan hadiah untukmu tahun ini. Kuharap kau membaca surat yang ada di dalamnya!"
Surat?
Ia ingat bahwa ada paket yang ditujukan untuknya diantara tumpukan dari hadiah yang ia dapatkan. Mulai kolega kerja hingga beberapa dari Rhodey dan juga Pepper juga beberapa dari teman lamanya. Jika ia harus mengatakan mereka teman.
Ia tidak memiliki minat untuk membuka atau mengetahui siapa yang mengirimkan hadiah padanya. Ia hanya membiarkannya tergeletak bersama dengan hadiah lainnya disana. Ia mengira Peter akan menyerah karena ia tahu jika Tony tidak begitu peduli dengan ulang tahunnya.
Ia berjalan menuju ke ruangan dimana Pepper menaruh semua hadiah yang tidak tersentuh olehnya. Ia melihat gunungan hadiah disana sebelum menghela napas dan mulai mencarinya satu per satu.
.
.
"Wine, wine, wine, jam tangan, pulpen emas dengan permata, tablet, handphone--seriously? Aku membuat handphone untukku sendiri dan bahkan melebihi tipe baru yang mereka keluarkan," ia menghela napas dan masih mencari dan membuka satu per satu hadiah disana. Hingga sebuah kotak berwarna biru dengan pita merah menarik perhatiannya.
Ia mengambilnya, membuka dan melihat isinya. Sebuah topeng Iron Man yang pernah ia lihat sebelumnya.
...tetapi dimana?
Dan tentu sebuah kartu ucapan yang tertempel di topeng itu.
'Kurasa kau tidak mengingatnya Mr. Stark, tetapi kuharap kau menyimpannya dengan baik!
- P.P'
Mengingat? Mengingat apa?
.
.
"Pesan ke-1004."
Entahlah, butuh waktu cukup lama untuknya membaca semua pesan suara itu. Anak itu benar-benar tidak pernah habis untuk menceritakan hal baru padanya. Ia tidak keberatan, namun ia hanya ingin suara itu terdengar langsung dari anak itu. Dari Peter Parker. Dari anak itu langsung ketimbang alat perekam seperti saat ini.
"Mr. Stark? Ah, aku tidak bisa menghubungimu secara langsung sejak kemarin. Aku dengar dari Happy kau sedang berkencan dengan Ms. Potts jadi aku sudah meninggalkan pesan di nomor anda yang aktif. Uh, kenapa aku masih mengirimkan pesan suara pada anda meski sudah kukirim pesan biasa? Sekali lagi, hanya laporan harian biasa~"
Tony mendengar suara tawa Peter seperti biasa sebelum tawa itu mereda namun entah kenapa rasa canggung bisa ia rasakan dari balik telpon itu.
"Hari ini tidak ada yang spesial. Ah, tetapi kami akan pergi ke Manhattan untuk berdarmawisata. Mungkin aku akan mencoba mampir untuk menemui anda dan juga Ms. Potts. Ngomong-ngomong, aku belum memberitahu anda soal ini karena anda tidak berada di menara Avengers sejak ulang tahun anda 2 minggu yang lalu. Tetapi aku mendapat beasiswa untuk meneruskan ke Harvard. Yep, aku mencoba mendapatkannya dan lolos menyingkirkan banyak pesaing dari luar Queens, bahkan dari luar New York City! Bagaimana, akhir tahun aku akan pindah dan mulai kuliah di tempatmu dulu belajar!"
Tentu saja ia tahu, ia tahu jika anak itu diterima di Harvard. Karena ia terus memantaunya. Menemukan namanya dari sedikit orang yang mendapatkan beasiswa di Almamaternya. Ia tidak ikut campur tangan dalam hal ini meski beberapa kali ia menawarkan diri untuk memasukkannya dengan rekomendasi.
Oh ayolah, ia bukan tidak percaya dengan anak itu. Heck, ia bahkan baru tahu jika anak itu memiliki IQ lebih dari 200. Jika mau, ia bisa saja mempercepat masa studinya seperti yang dilakukan Tony dulu. Tetapi ia hanya tidak mau melakukannya.
"Aku akan memberitahumu tentang beasiswa ini minggu ini saat aku berkunjung ke tempatmu! Aku juga sudah banyak menurunkan angka kejahatan di Queens. Selain Green Goblin, tidak banyak kejahatan yang terjadi di Queens. Aku bisa mengatasinya!"
"Dan, aku juga ingin membicarakan tentang hadiah yang kuberikan saat ulang tahun anda beberapa minggu yang lalu. Aku tahu anda tidak akan ingat dengan topeng Iron Man itu."
Ya, ia tidak tahu apa istimewanya topeng usang yang tampak sudah hancur di beberapa tempat itu.
"Sepuluh tahun yang lalu, aku dan kedua orang tuaku datang ke Stark Expo yang diadakan oleh anda Mr. Stark."
Tunggu.
Tentu yang dimaksud Peter bukan acara yang berakhir dengan invasi para alien robot itu bukan?
"Saat itu, kepanikan terjadi karena ada alien yang mencoba untuk menyerang orang-orang disana dan mencarimu."
Tony memijat dahinya, ia tidak menyangka jika Peter berada di dalam insiden itu juga. Beruntung anak itu tidak terluka.
"Aku terpisah dari ayah dan ibuku. Dan saat itu aku berdiri, bingung dengan apa yang terjadi. Mengenakan topeng Iron Man dan juga sarung tangan mainan yang mirip dengan lengan Iron Man milikmu."
Tony melihat topeng di atas mejanya, mengerti jika itu adalah topeng yang dimaksud oleh Peter.
"Saat itu, seekor alien berada di dekatku. Ia tampak memperhatikanku dengan topeng itu, mengira jika aku adalah anda."
Suara tawa itu terdengar, namun Tony cukup shock mendengar itu. Tunggu, anak itu menghadapi alien itu? Di depannya?
"Lalu anda datang, dan saat aku mengarahkan sarung tangan mainan itu, saat itu percaya jika itu akan mengalahkan alien di depanku, kau datang dan berdiri di sampingku dan menghancurkan alien itu."
Otaknya berputar, ia mengingat jika ia memang pernah menyelamatkan seorang anak kecil yang berdiri tanpa rasa takut berhadapan dengan alien disana. Ia tidak menyangka jika itu adalah Peter.
"Ketimbang memarahiku karena nekat--seperti yang dilakukan ayahku, kau menatap kearahku dan mengatakan 'kerja bagus nak!' sebelum kau terbang untuk menghabisi alien lainnya. Saat itu aku semakin mengagumimu, berharap jika suatu saat aku bisa menjadi Superhero sepertimu."
Tony mendengus pelan.
"Kau bilang, kau ingin aku menjadi lebih baik darimu. Tetapi hingga sekarang, aku bahkan tidak merasa pantas untuk berdiri sejajar denganmu Mr. Stark. Aku belum bisa sejajar bersama denganmu, dan aku akan terus berusaha untuk mengejarmu. Hingga aku pantas untuk berdiri di sampingmu dan membantumu sebagai seorang Superhero. Dan suatu saat, jika memang itu yang kau inginkan--aku akan melampauimu."
Ia mengusap wajahnya dengan sebelah tangan dan menghela napas.
"Untuk saat ini, aku akan bersabar. Dan berharap, suatu saat nanti kau bisa mengakui keberadaanku."
"Baiklah, sampai jumpa minggu depan Mr. Stark!"
"Aku sudah mengakuinya Peter... sudah sejak lama," ia tampak menghela napas berat, tampak melihat handphone di atas meja dengan sebuah pesan masuk yang baru saja ia dapatkan.
'Rencana Kapten Marvel sudah bisa di laksanakan. Scott sudah siap dengan semua hal.
-C.B'
Sebelum ia bisa bergerak, mendadak Friday berbicara dengan nada pelannya.
"Pesan ke 1005."
"Uh, aku lupa mengucapkan ini. Ned yang memaksaku mengatakannya, dan aku tahu ini akan canggung jika kau mendengarkannya. Jadi, aku hanya berani mengatakannya disini."
"Selamat hari ayah, Mr. Stark--ah tidak."
.
.
"...dad."
Tony membulatkan matanya, ia bahkan tidak mengira jika Peter akan mengatakan hal itu.
'Aku bermimpi malam itu, kita memiliki anak... dan itu terasa sangat nyata.'
Perkataannya pada Pepper saat itu masih terngiang. Dan itu bukanlah sebuah mimpi. Ia selalu melihat Peter sebagai anak yang tidak pernah ia miliki. Sadar atau tidak.
"A-aku tahu, ini terdengar aneh bukan? Tetapi, tiga tahun mengenalmu, entah kenapa aku merasa kau seperti sosok ayah untukku. Ayah kandungku meninggal saat usia 7 tahun dan jarang menghabiskan waktu denganku. Dan Paman Ben tetap menjadi paman favoritku. Tetapi kau, aku selalu berpikir 'seperti inikah memiliki seorang ayah?' setiap aku bersama denganmu."
"Kuharap kau tidak marah atau merasa aneh."
"Ah yang lebih baik, sebaiknya anda tidak mendengarkan ini. Ini, terdengar memalukan--ah baiklah bus sudah sampai. Kami akan berangkat! Sampai jumpa Mr. Stark!"
Tony tampak diam, ingin menangis namun ia adalah Tony Stark. Ia tidak akan menangis begitu saja. Terharu? Ya, ia merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan selama ini. Apakah ini yang dirasakan oleh ayahnya saat masih hidup?
Perasaan bangga, dan juga senang melihat apapun yang dilakukan oleh anaknya.
Ia tidak pernah berpikir akan menjadi ayah yang baik, namun Peter membuktikan jika ia salah.
"Fri," Tony tampak memunculkan hologram di depannya, "aku bisa minta tolong sesuatu?"
.
.
Malam hari--beberapa minggu setelah itu, pemuda berambut cokelat gelap dan ikal tampak berdiri didepan bangunan menjulang tinggi di depannya. Ia hanya memandangi bangunan itu dengan tatapan kosong dan menghela napas sebelum berjalan masuk dan disambut oleh suara AI penjaga menara tersebut.
"Selamat datang Mr. Parker, Sir."
.
.
Peter berjalan menuju kearah menara Avengers, tanpa siapapun yang berada disana. Friday yang menyambutnya. Ini kali pertamanya berada di menara Avengers dalam keadaan gelap. Biasanya, ia akan melihat Tony sudah menunggunya disini. Biasanya, ia akan menemukan Pepper yang akan menyuruhnya menunggu Tony. Atau setidaknya Tony akan mensetting Friday untuk menyalakan lampu jika hari itu ia akan datang.
Dan sekarang, ia sendirian tanpa siapapun disana. Dan kali pertama juga ia merasakan bagaimana setiap harinya Tony Stark--seseorang yang ia kagumi sejak kecil--merasakan kesepian itu. Terutama saat Avengers pecah setelah Civil War berakhir.
"Hei... Friday, kapan... Mr. Stark akan kembali?"
Tanpa sadar ia bertanya pertanyaan yang selalu ia tanyakan saat ia menunggu Tony untuk kembali.
"Maaf Mr. Parker, aku tidak diprogram untuk mencari data seseorang yang sudah tidak ada."
Tidak ada...
Thanos memang berhasil dikalahkan. Dunia sudah kembali normal, namun apa bayarannya? Tony Stark mengorbankan dirinya untuk dunia yang sudah banyak mengambil apa yang ia miliki. Steve Rogers mengorbankan dirinya untuk keselamatan dunia. Dan sekarang, tidak ada lagi dua pahlawan super itu di dunia ini.
"Mr. Tony Stark meninggalkan surat wasiat untuk memberikan seluruh hak atas Perusahaan Stark dan juga kepemilikan menara Avengers pada anda Mr. Parker."
Kaget? Ia rasa May hampir terkena serangan jantung saat didatangi oleh pengacara dari Tony Stark. Terlebih saat ia mengetahui keponakannya mewarisi seluruh harta dari sang Bilioner itu. Ia sempat memprotes hal itu, mengatakan Ms. Pepper Potts lebih berhak untuk itu. Namun, perempuan yang disebut ternyata setuju dengan apa yang ada di dalam isi surat itu. Mengatakan jika Tony selalu menganggapnya seperti anak yang tidak pernah bisa mereka miliki.
Benarkah?
"Mr. Parker," Peter menoleh kembali pada Friday yang sepertinya baru selesai menghidupkan programnya secara keseluruhan.
"Ya, Fri?"
"Anda punya 1 pesan suara yang belum dibaca, Mr. Parker."
The End
.
.
Iya, saya jahat. Tapi saya end sampai situ. Pesan suara yang didapet sama Peter? Of course, siapa lagi kalau bukan #ehem Tony Stark.
.
.
BTW aku ambil setting Infinity War pas di hari ayah di NYC. Tanggal 18 Juni :D
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top