Valentine Scandal? [Gumiya × Reader]

"Terima kasih, Gumiya-san!" Ujar salah satu gadis bersama anak laki- laki bersurai hijau pastel itu. "Tak masalah kok. Kalian hati - hati di jalan ya~" Kedua gadis yang bersamanya berterima kasih. Kau yang sedang berjalan di arah yang sama dengan Gumiya, melihat tingkah aneh gumiya.

"Coklatnya sungguh tak enak..." Ujarnya sambil membuang cokelat pemberian gadis - gadis tadi ke tempat sampah yang ada di dekatnya. Kau mengambil photo Gumiya sedang membuang cokelat dan langsung berlari ke arah rumahmu balik.

"Hmm?"

.

.

.

.

.

.

.

VocaRythm [Character × Reader]
Valentine Scandal
[Gumiya × Reader]
Story (c) Himenekochan
Request:
Romance, Humor, PG-13, TeenFiction, Gaje, Typo, dan beberapa turunan lainnya

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Huuuuft.... Ini berita cukup mengagetkan" Manik birunya menatap layar komputer milik sekolah itu. "Mengagetkan, ya..." Ujarmu sambil meminum kopi St*rbucks. "Senpai, Apa itu baik - baik saja... Maksudku, bagaimana dengan para fansnya?" Lanjutmu sambil melihat Kaito yang merupakan anggota Koran sekolah.

"Entahlah, sebagai ketua Koran sekolah aku cukup prihatin... Ini akan dimuat sebentar lagi di blog sekolah dan juga si koran harian sekolah." Ucapnya sambil mengetik data - data. Kau menghela nafas lalu bangkit dari temat dudukmu. "Senpai, aku permisi dulu."

"Baiklah, jangan tulis namamu, kan?" tanyanya dengan satu kode. "Iya, aku tak mau terlibat banyak dalam urusan ini." ujarmu lalu pergi meninggalkan Ruangan itu.

Kau berjalan - jalan di lapangan sekolah, yang kosong itu. Akhirnya kau duduk di dekat pohon sakura menikmati udara yang segar.

Slurp

Kau meminum sekotak susu dari kantin. "Kapan ya kira - kira update?"

Ting tung

"Hmm?" kau membuka hp-mu yang berbunyi. "Berita harian sekolah." gumammu lalu melihat isinya.

"Festival... Pembukaan club... Bukan ini... Ini dia!" Serumu sambil melihat sub judul berita itu.

Berita Harian Blog SMA [NAMA SMA]

Senin, 14 Februari kemarin. Salah satu siswa mendapati Megpoid Gumiya membuang cokelat pemberian gadis - gadis.

[Photo]

"Setelah Ia menebar pesona dengan gadis - gadis yang bersamanya. Ia mencoba sedikit cokelat itu lalu menghina cokelat pemberian gadis - gadis di hari Valentine. Setelah itu, dia Gumiya-san membuangnya ke tempat sampah." Ungkap salah satu siswa yang menjadi Saksi itu.

Berikut sedikit videonya:

[Video]

"Mengagetkan... Tapi... Kenapa kayak berita kecelakaan..." Ungkapmu sambil menatap pesan - pesan itu. "Aah... Syukurlah, foto - foto yang ada di memori kameraku sudah kuhapus."

Kau melangkah kembali ke arah gedung sekolah. Mendengar keributan luar biasa. Seperti menjadi berita hangat. Semua orang yang bergosip dapat terdengar di sini. Kau menyandarkan dirimu di tembok sekolah dekat veding machine itu. Banyak siswa yang sedang berbincang - bincang di situ.

"Selamat sore semua!" Saut Gumiya yang baru melangkah ke koridor dimana siswa siswa berada. "Kalian kenapa?" tanya Gumiya dengan muka palsunya itu. Kau hanya mengabaikan si pemeran utama yang namanya tertulis di berita sekolah.

Semua orang berbisik - bisik mengabaikan Gumiya yang dulunya populer. "Kurasa dia itu belum melihat berita sekolah." Ucap salah satu siswa. Gumiya dengan muka tegangnya langsung melihat berita sekolah.

Matanya yang tertuju pada layar handphonenya itu tiba tiba membesar seperti melihat tragedi. "Ya sudah, ayo kita pergi dibandung kita kena tipu lagi." Ujar salah satu siswa laki - laki yang membuat semua siswa pergi dari koridor ini. Sekarang, hanya kau dan Gumiya yang berada di Koridor sepi ini.

"Bagaimana... Ini bisa terjadi!?" Dia menggigit bibir bawahnya. "Mungkin saja bisa, karena tak selamanya kau bisa menutupi sifat aslimu itu." Gumammu yang membuat sang laki - laki bersurai Hijau pastel itu menatap dirimu. "Kau tahu semua ini?"

"Aku hanya heran kenapa kau masih menyangkal semua ini. Apa harus kau sebut dengan Skandal valentine? Haha..." kau mengejeknya. "Mungkin mulai besok tak ada yang mau berteman denganmu lagi." lanjutmu. Muka Gumiya masih tegang menatapa Manik [eye colour]-mu itu. "Kau... siapa kau ini?"

"Kau bahkan tak tahu diriku? Aku teman sekelasmu, [Full name]. Karena kau baru tahu siapa diriku. Mari menjadi teman. Kalau kau tak mau juga tak apa - apa." Ucapmu melangkah pelan menjauhinya. Kau teringat sesuatu dan berbalik ke arahnya. "Kalau kau butuh sesuatu yang dulunya kau dapat dari teman palsumu itu, kau bisa tanyakan kepadaku. Sampai jumpa besok." ujarmu meninggalkannya.

"SIAL!"

Kau yang sedang berjalan pulang berpikir tentang suatu hal yang ganjal. "tunggu - tunggu... Kenapa aku malah menolongnya..."

~oOo~

Jam makan siang di hari Kamis sedang berlangsung. Kau sedang menatap kamera digitalmu itu. "Hora hora... Poto bunga ini bagus."

Kau merupakan siswa kelas 11 dan anggota dari klub photography. Kau dekat dengan Kaito. Secara rahasia, terkadang klub phoyography dan klub koran sekolah sering berkerja sama.

Kau hanya seorang gadis biasa yang tak terlalu dikenal di kelas. Banyak orang tak dekat denganmu, karena kau sering di ruangan klub photography atau ruangan klub koran sekolah. Temanmu hanya anggota Klub koran sekolah dan klub photography.

"Kau... Mau menolongku-kan?" Suara itu berasal dari lelaki berambut hijau pastel, maniknya menatap dirimu yang duduknya di ujung kelas. "Ah, Gumiya-san. Kau mau makan siang?" Tanyamu dan membiarkannya duduk di depanmu. Dia membuka kotak bekalnya. Matamu terbelalak melihat bekalnya. 'Mewah' itu satu - satunya kata yang bisa kau bilang pada saat itu.

"K-kau... Makan sebanyak ini?" tanyamu gugup. Dia mengangguk pelan lalu memakan makanannya. Seketika itu, semua siswa memfokuskan pandangannya ke kalian berdua. "Apa dia sudah mendapat teman baru?" Bisik seorang siswa. Berlanjut terus. Gumiya nampang terganggu dengan gosip itu.

"Biarkanlah..."

"Ha?"

"Abaikan saja kata mereka... Lakukan apa yang sedang kau lakukan sekarang. Menjadi diri sendiri lebih baik dari pada harus menjadi keinginan orang lain." Kata - katamu membuat mata Gumiya berkaca - kaca. "Kau menangis?" tanyamu sambil tertawa pelan. "Tidak..." jawabnya. "K-kau... Tidak makan?" tanyanya mengganti topik. Kau menggeleng. "Aku sudah makan roti tadi, jadi aku tak terlalu lapar..."

"Makanlah... Aku berbagi makananku padamu." Matamu berbinar binar ketika mendengar kalimat itu. "B-benarkah!! Terima kasih!" kau memakan sedikit sosis gulung dari bekalnya. "Ini enak sekali~" Senyuman yang sangat jarang terbentuk di wajahmu, kali ini tertampil di wajahmu. Rona tipis terdapat di wajah Gumiya, dan beberapa anak laki - laki lainnya.

Tanpa kau sadari, Gumiya mengambil photo-mu.

"Akhir pekan ini..." "Ya?" Gumiya mengacak - ngacak sedikit rambut belakangnya. "Kau ada acara?" Maniknya menatap kedua matamu. "Tidak, Kenapa?"

"Ayo belajar bersama..." kau terbatuk - batuk atas ucapannya. "Haa? Eh... Ya ya boleh..."

•°•°•°•

Setelah hari itu, Gumiya selalu mengikuti kemanapun pergi. 'Kasihan' satu kata yang ada di benakmu. Akibat kau kadukan semua ini, dia menjadi korban.

Sempat muncul gosip, kalau kau memanfaatkannya. Kau hanya mengabaikan semua itu.

Gumiya keluar dari klubnya akibat berita itu. Dia masuk ke klub yang sama denganmu.

Di hari Sabtu, kau dan Gumiya telah membuat janji untuk belajar bersama, akan tetapi...

"Ayolah, sayang! Mama bukan mau ngurung kamu kok disana. Lagian kan ada 3 kucing peliharaan nenek disana." Ibumu bersikeras untuk membawamu ke rumah nenekmu, agar kau tidak kesepian di rumah sendiri. "Aku tak mau!!" kau berlari keluar rumah. Ibumu berjalan keluar dan membentakmu, "(Y/N)! Jangan bersikap manja sekarang!" Kau memanjat pagar rumah karna pintu pagar dikunci oleh ibumu.

Ibumu menghela nafas khawatir, "Baik - Baik... Kita bicarakan ini dulu... (Y/N) turun sekarang... Kau sedang memakai rok.... Jangan manjat manjat...." Kau menggeleng. "Aku tak mau turun, lagian tak ada o.... Orang!" Kau terjatuh keluar pagar. "Aah!"

Gedebak!

(Anggap aja suara latar terjatuh ketimpa seseorang)

Kau tepat terjatuh di atas dada rata seorang laki - laki. "Eh... Aw...." desahnya. Kau bangkit dan menyadari kau terjatuh di atas lelaki bersurai Hijau pastel. "Maaf!!" Ujarmu. Kedua matamu dan dia berkedip tiga kali ketika melihat satu sama lain.

"(Y/n)?"
"Gumiya-san!"

Saut kalian berdua serentak. Ibumu keluar dari pagar. Lalu melihatmu dengan seseorang yang tidak dia kenal. "Maafkan anak saya." Ibuku menatap tajam matamu. Kau hanya bisa tertawa pelan lalu membantu Gumiya berdiri. "Tidak apa - apa, kok. Saya Megpoid Gumiya. Temannya (Y/N)-chan..."

Matamu membesar mendengar Ia memanggil nama depanmu dengan kata 'chan'. Ibumu cengar cengir di sana. Kau memiliki firasat buruk atas ekspresi ibumu.

Akhirnya, Ibumu membawa kalian berdua ke dalam rumah. Sementara Ibumu dan Gumiya berbincang - bincang, kau membuat teh untuk Ibumu dan Gumiya, dan juga meletakkan beberapa kue di piring untuk disajikan. Kau berjalan membawa hidangan bersama minuman itu ke ruang tamu. Meletakannya di atas meja tersebut lalu duduk di samping ibumu. "Terima kasih... Tidak perlu repot - repot." Ucap Gumiya sambil tersenyum. Mata ibumu bergermerlap.

Ukh... Aku punya firasat buruk

"Megpoid-san, Selaku Ibu dari (Y/N)... Bolehkah Tante minta tolong sesuatu?" Kau menelan ludahmu dengan mengerutkan alis. "Boleh, Kok. Kalau boleh tahu apa itu Tante?" Ibumu tersenyum. Gumiya memberi kode seperti bertanya padamu. Kau hanya mengangkat bahu sambil menghela nafas. "Megpoid-san, Tante minta tolong temanin (Y/N) di rumah selama tante pergi ke rumah neneknya." Kau yang sedang meminum teh milik ibumu itu tersedak hingga akhirnya batuk - batuk. Gumiya kaget melihat tingkahmu. Matamu terbelalak melihat ibumu. "Tolong ya Megpoid-san. Ini urusan sangat penting."

"S-sampai... Berapa lama tante?" Kau dan Gumiya makin mengerutkan alis. "Sampai hari minggu. Tolong nginap di sini ya." Lagi - lagi kau tersedak saat memakan sekeping kukis cokelat. Lalu meminum kembali teh ibumu.

"Haa? Tante... Apa itu gak aneh?" tanya Gumiya. Ibumu berakting.

Ya, berakting pura pura menangis...

"Megpoid-san... Nenek (Y/N) sedang sakit. *hiks*... Jadi Tante harus menemaninya dan merawatnya. Bayangkan bila seorang gadis sendiri di rumahnya. Tak ada yang menjaganya... Jadi Tante minta tolong sekali, ya?" Gumiya tak bisa menolak karena mempercayai perkataan Ibumu.

'Mama... Nenek mana sakit... Cuma flu aja....' pikirmu datar.

Ibumu dengan segera membawa koper dan memasukkannya ke dalam mobil. Lalu kalian berdua melambaikan tangan kepada Ibumu.

Kau menarik napas panjang setelah ibumu benar - benar pergi. "Ibu aktris terhebat yang pernah kutemui..." Gumiya menatapmu. "Maksud...mu?" Dengan muka polosnya Ia bertanya padamu. Kau melototinya dengan kedua matamu. "Kau itu telah di bohongi oleh ibuku!! Nenekku sedang sakit flu saja... Uh.... Aku ousing melihat tingkah ibuku yang aneh..." Keluhmu.

Gumiya yang tingginya beberapa Centimeter darimu mengacak - ngacak sedikit rambutmu. Dia tertawa yang membuat rona tipis terdapat di pipimu. "Sepertinya kita berdua sudah jatuh di perangkap ibumu, ya?"

"Katakan... Kau tadi tak melihat apa - apakan pas aku terjatuh..." Kau menundukkan kepalamu yang sudah sedikit merah. Gumiya kaget lalu gugup. "T-tidak... Aku tak... Melihat pantsu yang berwarna putih polkadot itu..." Muka Gumiya merah. Kau melototi maniknya yang berwarna Hijau itu.

"KAU MESUM!!" teriakmu lalu memukulinya. "Maafkan aku..."

Kalian berdua masuk kerumahmu dan duduk di ruang santai.

Kalian berdua memulai belajar bersama. Seketika kau menatapnya, terasa ingin minta maaf. "Gumiya-san..." Gumiya menatapmu ketika kau memanggil namanya. Kau yang duduk bersebrangan dengannya menggigit bibir bawah.

"Aku ingin minta maaf." Ujarmu. Gumiya memerengkan kepalanya lalu bergumam, "Maksudmu?"

"Aku adalah sumber berita yang kau anggap Valentine scandal itu." Kau tak berani menatapnya. Mata Gumiya membesar sedikit, seperti tidak kaget akan ucapanmu. Lalu tertawa sedikit seperti dipaksakan. "Aku sudah tahu, kok." Ucapannya membuat kepalamu tegak menatapnya. "Sejak aku masuk klub photography, aku sering berbicara berbicara dengan Kaito Senpai ketika kau berbicara dengan anggota koran sekolah lainnya. Dia bilang dia minta maaf atas berita tentang diriku."

"Dan mengatakan sebenarnya kau terlibat. Dan sering kali kau cerita padanya, kalau kau ingin membantuku dan minta maaf padaku." Kau memalingkan wajah. "Maafkan aku... Aku tak tahu akan jadi begini..." Ucapmu. Tangan seseorang meraih kepalamu dan membelainya, itu tangan Gumiya. "Itu kesalahanku kok..."

"(Y/N)-chan... Jangan palingkan mukamu dariku. Aku tahu kau adalah teman yang tak bermuka dua seperti lainnya." Kau masih tak mau menatapnya. Gumiya bangkit dan duduk di sampingmu. Kau memalingkan muka darinya. "Berkat kau aku menyadari mana teman asli mana teman palsu. Semuanya menjauh ketika aku melakukan hal itu. Padahal aku punya alasan." Gumiya menyenderkan kepalanya di bahumu yang membuat tersentak dan menatapnya.

"Alasan apa?" kau melihat dirinya yang berada di sampingmu.

"Aku.... Sebenarnya..."

"Ya?"

"Tak suka cokelat yang terbuat dari susu dan gula. Lebih suka dari Wortel dan krim dan susu dan beberapa bahan lainnya."

"W-wortel?" Kau mau tertawa mendengarnya.

"Mungkin kau tak menyadarinya, dan mungkin ini terdengar kekanak - kanakan... Tapi... Aku ini... Maniak wortel." Dia menutupi setengah wajahnya dengan tangannya. Kau tertawa setelah mendengar tawanya.

Kalian berdua bwrbagi tawa bersama

1948 word(s)

The end

Maaf lupa siapa yang mesan :'0

Sorry, bagi yang requestnya belum ku kerjain. Lahi serius bikin yang lain '-')

Ya taulah... Banyak cerita.... Sekitar 8+ cerita yang udah di publish. Ini sungguh melelahkan. Karena dah lama gak update fanfict syo sama Ai sama I Hate my fiance.

Sama 'i'm not a princess'

Entah kenapa lagi pengen ngelanjutin ceritanya.

Oh ya, aku juga mau bilang...

Bagi yang Anggota OWAMA tolong kirim bionya ke pm-ku '-')...

Jangan ke grup '-')....

Cya...

•Next:

- Forbidden Love [Hiyama Kiyoteru × Reader]

Terima kasih sudah memesan....

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top