ACUTE [Gakupo x Reader x Kaito]
Sejak perempuan itu kehilangan orang tuanya, dia di asuh oleh relatifnya. Karena lingkungan yang buruk dan keluarga tante dan om yang hanya menjaganya demi keluarnya uang asuransi, perempuan itu sulit untuk bersosialisasi.
Di hari yang saat ia masuk ke rumah yatim piatu, disaat yang sama saat uang asuransi sudah keluar dan perempuan itu masuk sekolah dasar.
Nama dia (Y/N). Kehidupannya berubah saat kedua anak laki-laki datang saat ia masih berada di sekolah dasar. Mereka berdua merubah kehidupannya. Saat ia putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya, disitulah Kaito dan Gakupo datang memberikannya harapan dan alasan untuk hidup.
Kedua lelaki itu sangatlah penting bagi perempuan tersebut. Itu kenapa perempuan itu sangat menyayangi Kaito dan Gakupo.
"Hah..." wanita tersebut terduduk di dalam apartemennya, melepaskan rasa lelah sepulang kerja sampingan.
"Rasanya sepi, ga seramai di rumah yatim kemarin," gumamnya pelan.
(Y/N) kemudian mengecek ponselnya dan berderinglah secara tiba-tiba. Ada sms masuk dari Kaito dan Gakupo.
'Halo!! Aku ga tahu id Line mu, jadi aku lewat email. Hehe.. Kau sibuk banget sampai jarang bisa ketemuan. Selamat keterima di universitas xx ya!! ^o^)/
Aku dan Gack rindu banget sama kamu, pake miss u xoxoxo >3<
Salam sayang,
Shion Kaito'
"Aish lebay."
Lalu dibukanya email satu lagi dari Gakupo,
'Hai (y/n), bagaimana kabarmu?
Jangan memaksakan diri sama pekerjaan sampingan ya.
Kami mengkhawatirkanmu sebagai kakak laki-laki.
Oh iya, jaga kesehatan. Kaito mau kasih kamu suprise nanti, diem diem aja kalo aku ngasih tau kamu.
Gimana apartemennya? Kami bakal kesana besok. Jangan lupa download Line biar lebih mudah ceritanya.
Salam hangat,
Gakupo.'
Shion Kaito, 23 tahun. Pria berambut biru selaras dengan matanya sangatlah populer. Bagaimana tidak, Fiturnya didukung dengan wajahnya yang indah. Kamui Gakupo, 24 tahun. Berambut ungu, tinggi, style aneh, asisten dosen, pokoknya cuma cowok yang bisa melebur dengan masyarakat
Keesokan harinya kedua laki-laki itu benar-benar datang. Membawa kue kesukaan (y/n). "(Y/N)! Kau sakit?"
Kaito langsung mengacak-ngacak rambut (y/n).
"Nggak kok."
"(Y/N), kami tahu kau wanita. Tapi kau juga harus jaga kesehatan..." ucap Gakupo.
"Nggak-nggak... aku memang sehat-sehat aja kok!" tawa wanita itu cenge-ngesan. Ia membiarkan kedua cowok itu masuk ke dalam apartemennya.
Gakupo terlihat khawatir. Dari segi manapun Gakupo hanya sedikit berbicara, memperhatikan wanita itu yang terus-terusan berbicara dengan Kaito.
Dia berbohong, batin Gakupo. Tubuh wanita itu terbilang cukup kurus dan tak sehat.
Mulai dari hari itu, Gakupo sering datang ke apartemen wanita itu. Memasak untuknya, membersihkan ruangannya, bertanya tentang apa saja yang terjadi layaknya seorang ayah.
"Kak Gakupo, kau gak perlu ngelakuin ini tiap hari. Aku gak papa kok."
"Kita sudah seperti saudara, sayang. Kaito, aku, kau. Kita udah seperti saudara. Jadi biarkan aku lakukan ini."
"Tapi kak.. aku bukan anak kecil lagi. Lagian kau udah kayak Ayah buatku..."
"Ayah?"
(Y/N) mendorong Gakupo yang baru saja mau masuk malam itu. "Sana pergi." hingga Gakupo berada di pintu luar wanita tersebut.
"Hei... kau bilang aku ini ayah?"
"Aish lupakan."
"Kalo gitu, berikan ayah ciuman di pipi sebelum pergi."
"Apaan sih."
"Kalau gak Ayah gak mau pergi-"
Di waktu yang sama lelaki yang lain juga baru saja mau mengunjungi wanita itu. Bersurai biru, membawa sekantung pakaian baru untuknya. Namun disaat yang sama, dari kejauhan dia melihat wanita itu bersama temannya.
(Y/N) mencium Gakupo di bibir. Gakupo juga terkejut akan hal itu. Kaito juga.
"Sudahkan! Sana pulang."
"Sampai jumpa nanti..."
Kaito bersembunyi sehingga Gakupo tak tahu kalau dia berada di lokasi yang sama. Hingga lelaki dengan berikat satu panjang itu pergi, baru Kaito berjalan ke depan pintu apartemen (y/n). Mengetuk perlahan, dan di buka oleh wanita itu.
"Ah! Kaito! Ada apa malam-malam begini?"
"Oh hai... selamat malam."
"Malam ah--"
Kaito membiarkan dirinya masuk begitu saja, merangkul (y/n). Mencium dahinya, membuat wanita tersebut merasa aneh. Kaito menutup pintu itu dan menguncinya, memberikan wanita tersebut kantungan baju.
"Terima kasih?"
"Katakan (y/n)..."
"Ini cantik sekali!" ucap wanita itu.
"(Y/N). Apa kau menyukai Gakupo?"
"Apa?"
(Y/N) hanya terdiam. Ia tak bisa menjawab. Tetapi, Kaito hanya tercengir.
"Kau menyukainyakan?"
"Nggak.. uh."
"(Y/N) ini tak adil."
Kaito membawa (y/n) secara bridal style.
"Kaito! Turunkan aku."
Sayangnya tubuh wanita itu terlalu lemah untuk membela diri. Bagaimanapun dia seorang lelaki. Kaito membawa (y/n) ke kamar wanita itu. (Y/N) hanya dapat meronta selama dibawa karena Kaito hanya tersenyum tanpa menjawab keresahan wanita itu.
"Kaito!"
Wanita tersebut dilempar ke atas ranjang dengan seprai berwarna (fav color). Kaito duduk disampingnya, membelai wanita itu.
"Kau sungguh indah."
Rasanya wanita itu mau berteriak kencang. Namun, rasa takutnya lebih besar hingga suaranya tak mau keluar. Di satu sisi ini temannya.
"Apa kau takut?" ucap Kaito mendekatkan wajahnya ke arah wanita tersebut.
"Kaito..."
"Cium aku seperti kau mencium Gakupo."
"Kaito itu--"
"Cium aku atau kubunuh Gakupo!"
Mata Kaito sangatlah kosong, penuh amarah sehingga (y/n)pun mencium Kaito dengan penuh paksa. Bukannya kecupan biasa, Kaito malah merubahnya menjadi french kiss yang melukai lidah wanita itu. Malam itu, malam yang menyenangkan bagi Kaito. Tetapi merupakan malam yang mengerikan bagi (y/n).
Hingga beberapa hari kemudian.
Gakupo dan wanita itu bertemu di apartemennya. Lelaki tersebut kembali khawatir. Bukan karena kesehatan wanita itu, tapi karena mental Kaito.
"Apa kau gak sadar? Kaito belakangan bertingkah aneh saat kita kumpul?"
"Aku... aku ngerasakan hal itu juga," ucap Gakupo. "Dia sering ngabaikan kehadiranku, kayak cuma kalian berdua aja yang ada disitu," lanjutnya.
"Ini salahku--"
(Y/N) menghela napas. "Sebenarnya... minggu lalu pas aku nyium kamu... uh.. dia ngeliat terus.. kami satu ranjang."
"Ah.."
"Aku ngelakuin ini karena terpaksa kak."
"Kaito, dia bilang apa?"
"Dia bakal... ngebunuh kakak."
Terjadi keheningan beberapa detik, hingga (y/n) mulai mengeluh, "aku tahu, aku gak seharusnya menyukai kakak."
"Kau suka denganku?"
"Iya..."
Gakupo memeluk (y/n) yang hampir menangis.
"Kak, aku seharusnya gak ngelakuin ini... aku udah ngerusak janji kita bertiga, untuk gak ada yang suka satu sama lain."
Ia membelai kepala wanita itu, menenangkannya. "Aku juga sayang kepadamu, dan ini sekarang tugas kita untuk memperbaiki jiwa Kaito."
"Ya benar... kita harus."
"Kita harus--"
Rin ring ring
Telepon Gakupo berdering.
'Kaito' tertulis di nama panggilan tersebut.
"Halo?"
"Kau dimana?"
"Kenapa?"
"Gakupo, maafkan aku..." tangis (y/n).
"Kau bersama (y/n) ya?"
Di ruangan dingin ini, (y/n) hanya bisa menangis. Hawa gelisah menjadi-jadi, Gakupo hanya bisa menelan ludah.
"Heh... aku tahu kan? Aku tahu segalanya tentang (y/n)."
"Kaito, kau gila?"
Tak ada jawaban, panggilannya juga tak terputus. Gakupo mencoba memanggil nama Kaito beberapa kali, tapi tak ada jawaban.
"Kaito... kita harus memberitahu semuanya kepada dia."
Gakupo mengelap air mata (y/n). Wanita itu hanya bisa tertunduk dan mengangguk. Namun beberapa menit kemudian, pintu terbuka dengan sendirinya.
"Kaito?" ucap mereka berdua bersamaan. "Kau masuk dari mana?"
"Hai sayang, hai Gakupo. Aku kan punya kunci cadangan ke apartemenmu, masa kau lupa? Sebegitu lupanya engkau terhadapku?"
Pria itu berdiri dengan tangan ke belakang, tersenyum dengan tampannya, memancarkan pesona anggun. Panggilan sayang dari Kaito saja sudah membuat bulu kuduk (y/n) berdiri.
"Kaito... kami bisa jelaskan semuanya."
"Kalian enak ya, bercumbu kasih. Gakupo... aku loh yang pertama kali bersetubuh dengan (y/n)... mengapa dia memilihmu? Mengapa kau memilih Gakupo?" Kaito hanya terkekeh pelan.
"Ini salahku, oke?" bantah (y/n). Wajahnya sembab benar-benar bengkak. "Aku gak seharusnya memilih salah satu dari kalian... itu udah adah dari perjanjian pertama kita saat kecil... tapi aku ngelanggarnya."
"Kaito," panggil (y/n). Ia kini berdiri menghadap Kaito yang jaraknya tak berapa jauh. "Aku menyayangimu, tapi aku butuh Gakupo di kehidupanku."
"Benarkan itu Gakupo?"
Gakupo pun ikut berdiri, menjelaskan, "kami menyayangimu Kaito, kami tak meninggalkanmu."
"Kalau kau benar-benar menyayangiku--" Kaito berjalan mendekati mereka, bergerak cepat dengan tangan yang melambai ke arah Gakupo. "Kau harus hilang dari kehidupan kami berdua--"
Tapi sayang. Mata Kaito membulat lebar, bukan karena senang melainkan karena terkejut salah sasaran. (Y/n) tertusuk pisau yang diarahkannya ke Gakupo. (Y/N) mendekati telinga Kaito dengan segenap tenaga tersisa yang ia miliki, mengucapkan, "Aku sungguh menyayangimu."
(Y/N) sudah kedua kali mengalami ini. Ayahnya menusuknya di bagian bahunya. Ibunya mati terbunuh di tangan Ayahnya dan dia bunuh diri setelah hampir membunuh (y/n). Keluarga gadis itu dikejar hutang karena Ayahnya bangkrut. Kata terakhir yang ayahnya ucapkan 'Ayah sayang padamu'.
Wanita itu tertusuk tepat dibagian tulang tengah, Kaito menangis dengan senyuman pahit.
"Kaito- jangan-"
"Gakupo... kami akan bersama!"
Tidak, perbuatan kaito memang disengaja. Ia sengaja. Tertawa di depan wajah pucat Gakupo, ia berkata, "Aku... aku akan mengambil dia darimu... senyumnya, kebahagiannya!"
"Kaito!"
Teriakan Gakupo bersatu dengan aksi Kaito menusuk lehernya sendiri. Berulang kali di depan mata Gakupo hingga Pria berambut biru itu jatuh pingsan Darah berceceran, pisau tadi menjadi lembab akibat darah mereka.
(Y/N) terbaring lemah, pingsan. Kaito yang ikut terbaring pingsan. Gakupo yang pucat dan bingung tak kepalang. Cerita mereka bertiga sangatlah hancur dan berantakan.
Kaito tak sadarkan diri. Ia merasa tenggelam di dalam mimpi, tak bisa bernapas hingga akhirnya terbangun dan berada di rumah sakit.
"Kaito."
"Gakupo?"
"Kau sadar?!"
Gakupo memegang erat bahu Kaito.
"Syukurlah," ucap Gakupo.
"Mengapa? Mengapa... kalian sangat baik? Setelah perilakuku--"
"Bodoh! Kau itu sahabat kami! Kita udah bertiga dari kecil!"
Gakupo bersama Kaito di ruang rawat yang dingin. (Y/N) yang duduk di kursi roda menunggu Gakupo di depan pintu ruang Kaito. Kaito tanpa senyuman, memberikan pesan kepada mereka berdua.
"Semoga... kalian berdua bahagia..."
▪ The End ▪
Pesan penulis:
Halo semuanya, cerita ini di rekues berdasarkan lagu acute. Lebih kurang mengenai song fic(?), Kalau ga salah namanya begitu.
Posisinya diganti peran Kaito itu Miku, Kaito jadi reader dan Gakupo jadi Luka. Perannya diminta untuk diganti.
Tapi bukannya Miku pacaran sama Kaito?
Kalau kalian cuma nonton mv sama liat arti mungkin seolah-olah Kaito itu pacar Miku.
Itu salah.
Latar belakang mereka bertiga dibongkar habis sama penulisnya di dalam manganya. Judulnya sama juga, 'ACUTE'.
Ada 4 chapter, tiga bagian dikupas dari sisi mereka masing-masing lalu yang terakhir sudut pandang mereka bertiga digabung.
Kalian bisa baca komplit cerita aslinya di Mangarock atau situs komik lainnya. Segitu aja spoiler komiknya.
Sampai jumpa di cerita selanjutnya!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top