Abang Holkay (Popular!Gakupo x Male!reader)

Peringatan⚠️

Cerita ini mengandur unsur shounen-ai dan fluff. Saya membuat ini berdasarkan rekuesan.

°.▪*Selamat membaca*▪.°

"Hentikan gombalanmu."

Pria berusia 19 tahun melihat ke arah seniornya yang berparas cantik berumur 20 tahun. Kamui Gakupo, mahasiswa fakultas kedokteran di semester keenam. Pria idaman semua wanita di Tokyo Medical and Dental University.

Cerdas? Cek
Punya abs? Cek
Tampan? Cek
Kuat minum? Cek
Jago nyanyi? Cek

Apasih kurangnya pria ini? Kurangnya ia suka ngegombal kemana aja. Sama cowokpun digombali. Dari sekian banyak mahasiswa di universitas ini, hanya satu yang ia dekat. Namanya...

"Cuih, (y/n)-kun... lu kenapa ga terpegaruh sama gue sih?"

Cuma sama (y/n) juniornya, dia bisa ngomong berantakan. (Y/N) bisa terbilang cukup pendiam, style yang biasa aja. Beda jauh sama Gakupo yang pakaiannya punya merek, Gucci gitu lho.

Sekarang aja dia lagi pakai kalung macam warna hijau, kemeja corak, celana kain serta sendal yang semua dari brand gucci. Holkay mah bebas. Beda jauh sama (Y/N). Pria itu hanya memakai celana jeans biasa, kaos berwarna kuning madu dan sepatu sneakers. Hanya style biasa dipakai.

"Gakupo, lu ke univ mau belajar apa pamer muka?"

"Mau nyari kamu, muach~♡"

"Njing."

"Canda canda. Besok ke game center kuy."

"Ngapain?"

"Main lah memangnya cari jodoh?"

Oh ya, Gakupo juga punya banyak followers di instagram. Dia gak pernah posting tentang drama, dia hanya memposting ootd. Tenang aja, Gakupo gak sebodoh itu kok.

"Tumben gak dikerumuni--"

"GAKUPO!!"

"Ah kuso(sialan)! Mereka menemukanku."

Akhirnya Gakupo dikerumuni cewek-cewek. Bersandang tangan, memberikannya hadiah, tapi dia tetap stay in character. (Y/N) melihatnya terasa risih, sungguh risih. Akhirnya ia bangkit dan mengambil semua barangnya dan pergi.

"Gakupo-kyun~♡ kau kenapa sama si dia lagi syiih??" ucap salah satu fans wanita miliknya.

"Dia kan ga selevel sama kamu.." ucap yang lain.

"Kami, kawan dari sma. Jadi wajarlah kami sering ketemu."

"Ah,, kami.. kami ada rencana!"

Dan percakapannya terus berlanjut. Pria bernama (y/n) tadi sudah terbiasa melihat Gakupo begitu. Mulai dari SMA. Mereka bersekolah di Kyoto, di salah satu sekolah swasta campuran. Gakupo sering menjumpai (y/n) di perpustakaan, di lapangan sekolah dan dimana saja (y/n) sering bertempat semasa SMA. Selalu saja... mereka berhenti bicara ketika para perempuan itu datang.

Pria bernama (y/n) terkenal dengan diamnya, maka tak heran orang bertanya soal hubungan Gakupo dan dia. Sekarang pria itu berada di kelas, belajar mata pelajaran bahkan sebelum kelas itu di mulai.

"(Y/N), Dosen Ano minta kamu meriksa jawaban ujian ini."

Salah seorang siswa meletakkan sejumlah file-file disamping (y/n) di atas meja yang dia tempati. (Y/N) hanya menatapnya datar. "Aku fakultas kedokteran bukan perpustakaan..."

"Bukan gue anjir. Pak Ano yang minta aku ngasih ini ke elu. Besok dikumpul."

"Aish..."

Mahasiswa itu langsung cepat-cepat kabur dari pandangan mematikan pria itu. (Y/N) memang pada dasarnya tak pernah dekat dengan orang lain. Bukan salah siapapun dia terlahir begitu.

"Kau ngapain disini?"

"Kau janji makan bareng aku."

"Bilang aja gak mau ikut double date."

"Ah... tau aja."

Gakupo masuk ke dalam apartemen temannya itu. Tempat pelarian dari segala penggemar miliknya. Gakupo membawa enam kaleng bir dan lima bungkus ramen dan beberapa telur, ia langsung pergi ke dapur mulai memasak tanpa menanya kepada pemilik apartemen ini.

"Jangan bakar apartemenku-"

"Kagak... tenang aja lah~"

(Y/N) di ruang tengah lagi berada di depan laptopnya, duduk di atas karpet lembut dan dipenuhi kertas-kertas di sampingnya.

"Gakupo, buatin kopi," teriak (y/n). Gakupo cuma berdehem kuat dari dapur.

Dua puluh menit berlalu, Gakupo membawa panci besar berisikan ramen dan dua mangkuk beserta sumpit serta kopi milik temannya. Gakupo menunggu (y/n) selesai memeriksa kertas-kertas itu sambil menonton TV. Dia bahkan tak berbicara sekatapun karena ia tahu temannya tak suka diganggu ketika serius.

"Ahh... siap juga," ucap (y/n) sedikit berkaca-kaca.

"Sini makan, aku bawa bir juga."

"Eh udah siap masak?"

"Sejak kapan kao itu sadar sekitar kalo lagi serius?"

(Y/N) cuma berdehem. Ia memindahkan meja kecil dan segala peralatan kerja sebelumnya. Kan sayang kalo kena kuah ramennya. Ia lalu duduk kembali, mengambil mangkuk dan menunggu Gakupo memberikannya ramen secentong.

"Ittadakimasu."

Langsung mereka berdua makan. "Udahlah lu jadi istriku aja, masakin aku tiap hari," celetuk (y/n).

"Heh--"

"Bercanda."

(Y/N) hampir salah cakap. Entah mengapa sikap perhatian Gakupo bisa membuatnya menggila.

"Ada kuah ramen di dekat bibirmu tuh," ucap Gakupo.

"Mana?"

Gakupo mengelap bekas itu dengan sehelai tisu. Hati (Y/N)pun meledak, matanya membesar dan hanya bisa terdiam kaku.

'Ayolah, dia itu cowok. Dasar ga waras,' batin (y/n).

"Jadikan..." Gakupo memulai sesi curhatannya. "Tadi hampir aja gue dicium sama cewek. Serem yaampun.."

"Ooh.."

"Teruskan, aku pergi ke taman ada yang ngajak photo," lanjutnya.

"Ooh..."

"Pak Sato nyuruh aku bedah katak tadi."

"Ooo."

"Kau melamun dari tadi."

"Ooo."

Gakupo mencibir, ia membuka dua kaleng bir dan memberikannya satu kepada temannya.

"Daripada oh oh mulu, ni minum."

"Aku gak kuat minum kau tahu kan?"

"Ini gara gara elu ga dengerin aku cakap!"

"Aish, cem anak anak."

Mereka saling beradu kaleng. Padahal baru satu kaleng, hidung (y/n) sudah terlihat merah.

"Kau gak apa?" tanya Gakupo khawatir.

"Nggak."

Kaleng kedua dibuka hingga akhirnya kaleng ketiga, baru satu teguk, wajah (y/n) sudah merah merona sedangkan Gakupo masih bisa lanjut minum dan masih 98% sadar.

"Gakupo..."

"Hm?" jawab pria bersurai ungu itu.

"Kau... semenjak SMA kenapa mau... berteman sama aku?"

(Y/N) kini menunduk mabuk, dengan kaleng di tangannya yang masih penuh.

"Haah~ karena kau lucu?"

"Orang takut sama aku bodoh."

"Kau adek kelas yang berhati hangat, (y/n)."

Kepala (y/n) langsung tegak, menatap Gakupo lalu menutup wajahnya dengan tangannya. Gakupo pun bangkit.

"Mau kemana?"

"Aku ada mau ngasih elu hadiah cuma masih di mobil."

Sebelum Gakupo sempat melangkah, (y/n) menahannya dengan memegang kain celana milik Gakupo.

"Apaan lagi?" tanya Gakupo.

"Ikut."

Mulai keluar dari ruang apartemen (y/n) hingga ke depan mobil Gakupo, (y/n) tak melepaskan genggaman tangannya dengan Gakupo. Auto pegang habis dia berdiri mau keluar tadi.

"(Y/N) lepasin.."

"Gak!" sentaknya dengan mengusap matanya.

"Sekarang siapa yang anak kecil hah?"

(Y/N) cuma ngejulurin lidahnya dikit.

"Kuciumlah kau beneran kalo gini."

"Coba aja-"

Gakupo mengecup tangan (y/n) yang sedang digenggamnya. (Y/N) auto merona. Dia antara sadar sama enggak memang.

"Lepasin."

"Nggak mau.."

Gakupo cuma menghela napas lalu membuka pintu dengan tangan sebelahnya. Ia mengeluarkan kantongan Gucci, lalu mengunci mobilnya kembali.

"Balik lah yuk."

(Y/N) cuma berdehem.

"Kamui-san!!"

Gakupo akhirnya berbalik mendengar suara itu.

"Oh, Megurine-san, Megpoid-san, Kagamine-san, Kasane-san... selamat malam. Kalian tinggal disini?"

"Selamat malam~ iyap! Kebetulan mau ke supermarket." ucap Teto.

Keempat wanita itu menghampiri Gakupo. Luka sama Teto seangkatan sama Gakupo sedangkan Rin dan Gumi itu seangkatan sam (y/n).

"Eoh... kukira kau sendiri," cibir Gumi.

"Tch... wanita," gumam (y/n);masih memegang tangan Gakupo.

"(Y/n) kasih salam sama mereka! Gak sopan."

(Y/N) geleng-geleng.

"Salam atau gak... gak aku kasih ni hadiah."

"Tch... curang.." (y/n) membungkuk. "Selamat malam."

"Ini si pangeran es?" tanya Luka penuh penasaran. Keempat wanita itu cuma memperhatikan kelengketan pria itu dengan Gakupo.

"Aish... iya, dia (y/n). Maaf dia lagi mabuk."

"Aku gak mabuk!" gerutu (y/n) dengan imutnya.

"Elu beneran mabuk," jawab Gakupo datar. (Y/N) cuma mendengus kesal, sekali lagi masih memegang tangan Gakupo.

"Eeh~ apa dia selalu begini?" tanya Rin. Gakupo cuma mengangguk.

"Kebetulan, kami baru aja mau ngajak kamu pergi karokean sama kami besok... mau gak?" tanya Luka.

"Uh.. ma--"

"Enggak," jawab (y/n).

"(Y/N), mereka nanya ke aku loh."

"Tapi... Gaku-kun kan udah janji mau ke game center bareng aku.." (y/n) cemberut membuat hati wanitapun luluh.

"Ugh, hati qu," guma Rin masih tak percaya ini orang yang sama dengan yang di kampus.

"Ah- kukira kau gak mau.." Gakupo menggaruk pipi kanannya.

"Jadi... ehem--" dehem Luka. "Kau jadi ikut atau enggak."

"Keknya bisa--" sekali lagi ucapan Gakupo dipotong oleh temannya itu.

"Kan... gak suka ih begitu.." ucapnya dengan manja.

"Apasih mau elu?" bentak Gakupo. "Sumpah, aku gak pernah liat elu rewel begini."

"Ah... gapapa..." gumam Luka pelan.

"Tenang... maaf--" Gakupo yang tadinya mau menjawab ucapan Luka malah berali pandangan ke (y/n) yang kini menangis.

Pria berumur 19 tahun itu menangis pilu seperti anak kecil yang mainannya akan direbut. Gakupo mengusap air mata yang terkena dipipi (y/n).

"Kau kenapa? Maaf aku marah..." ucap Gakupo.

Di depan keempat wanita beserta Gakupo, (y/n) mengoceh dengan sedikit terisak, "Aku menyukai Gakupo... apa itu salah? Aku selalu mencintaimu... meski aku tahu itu salah..."

Pernyataan blak-blakan membuat jiwa fujoshi Rin bangkit. Ia hampir mimisan. Sedangkan Gakupo cuma shok batin mendengar perkataan dari yang lebih muda.

"Aku... aku cwuma mawu Gaku-kun selalu ber... bersama aku..."

Teto sedang mencerna keadaan, Gumi yang sibuk memphoto wajah (y/n) yang mendadak ikemen, Luka yang hanya terdiam bingung, Rin yang sedang menahan degupan jiwa fujoshinya dan Gakupo yang sedang menahan malunya sambil menutup mulutnya. Itulan keadaan yang sedang terjadi sekarang.

"Maaf... aku blak-blakan... aku tahu Gaku-kun bakal marah kalau aku begini... hiks..." (y/n) cemberut seketika.

Hingga akhirnya Gakupo mencium bibir (y/n).

"Aku juga mencintaimu... dari dulu dan selalu."

-The End-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top